Sumarni Yusuf, S.Pd.,M.Pd.

Sumarni Yusuf, S.Pd., M. Pd. Nama pena yang digunakan adalah Nanny Sumarni Yusuf. Lahir di Sungguminasa, Gowa, 22 Februari 1973. Anak p...

Selengkapnya
Navigasi Web
AKSI NYATA BUDAYA POSITIF MODUL 1.4 (DISEMINASI BUDAYA POSITIF DI SMAN 1 TAKALAR)
Salam Guru Penggerak, Salam Bahagia

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF MODUL 1.4 (DISEMINASI BUDAYA POSITIF DI SMAN 1 TAKALAR)

Oleh

Sumarni Yusuf. S.Pd., M.Pd.

(Guru SMAN 1 Takalar / CGP Angk.8, PGP Angk.9 Kab.Takalar)

Budaya Positif adalah suatu kebiasaan yang baik di lingkungan sekolah. Budaya positif merupakan salah satu hal penting yang memengaruhi karakter murid. Suatu kekuatan sekolah yang perlu dikembangkan untuk kemajuan SMAN 1 Takalar.

Pada kegiatan Diseminasi Budaya Positif CGP Asal SMAN 1 Takalar yang sementara berproses mengikuti Pendidikan Guru Penggerak mengadakan kegiatan bernama Diseminasi. Diseminasi adalah ajang peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) berbagi ilmu pengetahuan dan wawasan pengembangan diri kepada rekan guru lainnya tentang Budaya Positif yang telah diperoleh dan dipahaminya. Kesempatan ini sebagai Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif. Pendidikan Guru Penggerak menghendaki setiap Calon Guru Penggerak membagikan ilmu yang telah diperoleh pada LMS SIMPKB, Instruktur, Fasilitator, Pengajar Praktik, atau Portal Layanan Program GTK Kemendikbud pada Aplikasi Program GTK Kemendikbud Guru Penggerak melalui akun belajar id.

Bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan untuk menciptakan Budaya Positif di SMAN 1 Takalar? Salah satu jawabannya adalah membentuk rancangan Budaya Positif di sekolah untuk menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara. Beberapa Budaya Positif di SMAN 1 Takalar yang diamati oleh Peserta Pendidikan Guru Penggerak (CGP) adalah Budaya 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Budaya ini dilakukan pagi hari sebelum murid / peserta didik masuk ke lingkungan kelas. Budaya Positif 5 S dilakukan pula dalam lingkungan sekolah pada saat jam istirahat berlangsung, ketika guru bertemu atau berpapasan jalan dengan murid / peserta didik. Budaya 5 S dilakukan pula sesama rekan sejawat, Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, dan lainnya.

Budaya 5 S di SMAN 1 Takalar berlanjut pada proses pembelajaran. Senyum, Salam, Sapa memulai pembelajaran. Menyapa murid akan memberikan keeratan hubungan antara guru dan murid. Sopan dalam berperilaku selama proses pembelajaran dan Santun dalam berbicara kepada Bpk/Ibu guru dan sesama murid. Kebiasaan ini akan membentuk Budaya Positif.

Budaya Positif lainnya adalah Literasi Al Qur”an, Menjaga Kebersihan Lingkungan kelas dan Gemar mengikuti Ajang Lomba Ilmiah, baik tingkat kabupaten, provinsi, maupun Nasional. Budaya Positif ini tumbuh dan berkembang di antaranya oleh adanya apresiasi Kepala Sekolah, Bapak Azis Basir, S.Pd.,M.Pd. terhadap Budaya Positif dalam usaha penguatan Profil Pelajar Pancasila. Apresiasi dari murid, pendidik, kependidikan, dan kepala sekolah tampak pada upacara hari Senin. Terdapat pemberian penghargaan kepada murid, guru, dan siapa saja yang telah menampakkan perilaku Budaya Positif di SMAN 1 Takalar dengan tujuan memberi semangat untuk bersama-sama membudayakan hal-hal baik demi kemajuan SMAN 1 Takalar. Informasi Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan bergabung dengan Teori Motivasi dan Penghargaan disampaikan oleh Pembina Upacara pada hari Senin. Hal ini diharapkan menjadi contoh untuk mengembangkan Budaya Positif. Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan menjadi titik perhatian utama di SMAN 1 Takalar.

Diseminasi Budaya Positif dibuka oleh Wakasek Kurikulum, Drs. Abdul Salam pada jam istirahat guru pukul 12.00 – selesai. Empat pembicara pada Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 yakni Muh.Arfah, S.Pd., M.Pd., Sumarni Yusuf, S.Pd.,M.Pd., H.Muh.Bakri, S.Pd.,M.Pd. dan Nikmayana, S.Pd. merupakan sebuah kegiatan dalam penyebarluasan informasi dan Tatacara pembentukan Budaya Positif yang dapat dilakukan guru di Lingkungan SMAN 1 Takalar. Beberapa hal baik atau Praktik Baik telah dilakukan dan dicontohkan oleh CGP asal guru SMAN 1 Takalar yang lagi berproses mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Takalar.

Pada Diseminasi, Senin, 23 Oktober 2023, bertempat di Ruang guru SMAN 1 Takalar, Sumarni Yusuf, S.Pd.,M.Pd. sebagai pembicara pertama mengemukakan bahwa bentuk hukuman bukanlah salah satu cara untuk mendisiplinkan murid menuju pengembangan Budaya Positif. Pemberian hukuman justru memunculkan sumpah serapah dari murid jika peserta didik yang bersangkutan tidak dapat melakukan hal-hal sulit yang diinstruksikan guru sebagai sebuah hukuman. Hukuman dapat memunculkan rasa tidak suka pada diri murid kepada Bapak/Ibu guru yang memberlakukan hukuman yang lebih dari keterbatasan inteligensi dan keterampilan atau kemampuan murid. Enam materi Budaya Positif lengkap dipaparkan oleh Sumarni Yusuf, S.Pd., M.Pd. pada Diseminasi Budaya Positif di ruang guru SMAN 1 Takalar.

Pada Diseminasi Budaya Positif Muh. Arfah, S.Pd.,M.Pd. menambahkan pernyataan mengenai bentuk hukuman sebagai solusi tak berujung. Muh.Arfah, S.Pd., M.Pd. mengemukakan pada Diseminasi Budaya Positif untuk melakukan Restitusi. Guru memanggil murid dan melakukan identifikasi Tindakan yang Salah dari hati ke hati. Restitusi diharapkan menyadarkan murid akan Tindakan yang Salah dan mengganti pribadi yang gagal menuju pribadi sukses.

Ditambahkan oleh Nikmayana, S.Pd. pada Diseminasi Budaya Positif bahwa guru dapat mengambil peran sebagai penentu kontrol diri. Kontrol diri tersebut seperti Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan, Teori Motivasi, Hukuman, dan Penghargaan, Keyakinan Kelas. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas, 5 Posisi Kontrol Guru, dan Segitiga Restitusi.

Ada 5 Posisi Kontrol guru dijelaskan oleh empat pembicara Diseminasi. H. Muh. Bakri, S.Pd., M.Pd. mengemukakan kontrol guru tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan Tindakan murid. Namun menurut H. Muh. Bakri, S.Pd., M.Pd. Posisi Kontrol Diri guru yang paling tepat dan dapat dilakukan oleh guru di SMAN 1 Takalar adalah Kontrol Diri sebagai Manajer. Apa dan bagaimana deskripsi 5 posisi kontrol guru dijelaskan oleh empat pembicara pada Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4.

H. Zaid, S.Pd.I, M.Pd.I, salah seorang guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Takalar mengemukakan perlunya Teori Motivasi dilakukan oleh guru untuk Transformasi Pendidikan dengan mengedepankan Budaya Positif. H. Zaid, S.Pd.I. M.Pd.I, memberi motivasi dan dukungan kepada Sumarni Yusuf, S.Pd., M.Pd. dan rekan guru lainnya untuk tetap eksis tergerak, bergerak, dan menggerakkan murid, pendidik, dan kependidikan untuk bersama-sama berkolaborasi, merancang dan menciptakan Budaya Positif di SMAN 1 Takalar. Semoga kegiatan Diseminasi Budaya Positif yang dilaksanakan ini membawa pengaruh dan dampak positif untuk kemajuan sekolah tercinta SMAN 1 Takalar. Aamiin ya rabbal alaamiin. {}

***Salam Guru Penggerak, Salam Bahagia***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post