Sumiati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kesabaran Si Kakak

Kesabaran Si Kakak

Tantangan Hari ke-88# Tantangan Gurusiana

. Kesabaran Si Kakak

Jika rasa jenuh menyelinap sulit bagiku untuk dapat mnegendalikan emosi apalagi kalau pekerjaan banyak . Sehingga inginnya marah saja dibandingkan untuk bersabar ketika menghadapi tingkah laku anak yang menurutku berlebihan.

Aku teringat waktu anak –anakku masih kecil, Anak pertamaku berusia 4 tahun sedangkan adiknya 2 tahun yang sangat suka bermain. Tidak heran kalau rumahku sering terlihat berantakan dengan mainan . Untuk kasus ini aku merasa tak perlu marah ketika aku harus membereskan kembali mainan tersebut, justru aku menikmatinya dan berharap semoga anak-anakku kelak menjadi cerdas dengan stimulus dengan mainan-mainan mendidik.

Karena asyik bermain kadang-kadang anakku sulit tidur siang, suatu saat si adik terlihat mulai bosan dan mengantuk . aku segera menggendongnya supaya cepat tidur namun usahaku tak cepat behasil. Lalu kubiarkan kembali dia bermain bersama kakaknya yang masih asyik bermain.

Ketika kuperhatikan lagi tampaknya dia tidak menikmati permainan, dia sering merengek dan terlihat bosan. Maka aku coba suapkan makanan tetapi ia menolak, begitu juga ketika kubujuk supaya jangan rewel. Kegendong lagi Si Kecil sambil menyanyikan lagu nina bobok, tetapi dia tetap menangis. Sampai berulang kali aku menidurkannya tetapi masih belum berhasil juga. Kesabaranku rasanya mulai berkurang dan aku terus mempertanyakannya apa sebenarnya mau anak ini. Main, makan, tidur semuanya tidak mau.

Karena masih menangis kuturunkan dia dari gendongan kelantai beralasan kasur yang sengaja disediakan untuk tempat bermain. Aku berharap tangisnya berhenti, ternyata malah makin menjadi-jadi. Aku membiarkannya dan tidak berusaha membujuknya. Kupikir nanti kalau sudah capek akan berhenti sendiri. Perkiraanku melset si kecil tetap saja menangis.

Kakaknya yang sejak tadi memperhatikan menghampiri Si Kecil yang tertelungkup sambil menangis.sambil mengusap-ngusap tubuh adiknya , dia mengatakan sesuatu layaknya orang dewasa “ Cup- cup jangan menagis yach sayang, ini ada kakak”. Mendengar bujukan Si Kakak spontan volume tangisan Si Kecil menurun dan akhirnya berhenti menurun.

Kakaknya langsung terlihat senang dan berkata” Mamah lahat dedek sudah berhenti menangis!” Ia terus menghibur adiknya , “ Ciluk ... Bah, Ciluk .....Bah !. Mah , adek sudah tersenyum lagi !” Aku hanya diam saja memperhatikan tanpa komentar dan .tak lama adiknya tertidur.

Aku mengambil napas panjang sambil berucap, Subhanallah. Maha suci Allah yang telah mengkaruniakan Si Kakak yang sabar. Dia telah memberikanku pelajaranyang berharga melalui sikap sabar anakku. Disat aku jenuh, kesal dan kurang sabar, dia mencontohkan sikap sabar dan lemah lembut ketika menghadapi tingkah laku Si Kecil yang sulit dimengerti . Terimaksih anakku.

Tanjungpandan, 24 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillah ada kk yg sabar shg adek pun berhenti nangis

24 Apr
Balas

Mantap. Pelajaran buat kita selaku org tua. Suasana hati ibu amat mempengaruhi emosi anak.

24 Apr
Balas



search

New Post