Sumintarsih

Mengajar di SMP Al Irsyad Purwokerto...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kata 'Kami' yang Hilang

Kata 'Kami' yang Hilang

Dalam percakapan sehari-hari, kata ‘saya’ hampir hilang. Orang lebih memilih kata ‘aku’ daripada ‘saya’ apalagi di kalangan anak-anak atau remaja. Padahal, kata ‘saya’ seharusnya digunakan untuk menyebut diri (orang pertama tunggal) apabila lawan bicara adalah orang yang lebih tua, atau yang lebih dihormati, atau pembicaraan dalam suasana resmi. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila para pengguna bahasa Indonesia yang lebih mengetahui hal ini dan menjumpai langsung penutur yang salah agar langsung mengingatkan dan meluruskan penggunaan kata ‘saya’ tersebut.

Selain kata ’saya’ yang hampir hilang, ternyata Indonesia pun hampir kehilangan kata ‘kami’. Orang lebih memilih kata ’kita’ karena menganggap kata ‘kami’ terkesan formal atau tidak ‘gaul’. Apa perbedaannya? Kata ‘kami’ sebagai kata ganti orang pertama jamak, lawan bicara tidak termasuk. Sedangkan kata ‘kita’ untuk orang pertama jamak juga, tetapi lawan bicara termasuk di dalamnya. Contoh:

Daka dan Isa : “Assalamulaikum Bapak…”

Bapak Riza : “Walaikumsalam…, ada apa ya, Nak?”

Daka : “Kita mau mengajak Riza belajar bersama, Pak.”

Contoh percakapan tersebut, jelas penggunaan kata ‘kita’ tidak sesui karena yang mengajak belajar adalah Daka dan Isa sehingga seharusnya diganti kata ‘kami’. Sedangkan arti kalimat tersebut yang mengajak Riza belajar adalah Daka, Isa, dan Bapak Riza (lawan bicara).

Sebagai contoh kedua, coba tentukan kata yang tepat, ‘kami’ atau ‘kita’, percakapan berikut!

Suasana di dalam kelas, dua orang siswa ke depan dan berbicara:

“Teman-teman, sebelum pelajaran pertama dimulai, sebagai bendahara kelas… (kami, kita) akan membacakan saldo kas kelas … (kami, kita) sampai hari ini.”

Apakah tepat kalau kedua kata ganti yang dikosongkan pada kalimat tersebut diisi semua dengan kata ‘kita’? Jelas tidak. Kelengkapan kalimat tersebut yang tepat adalah:

“Teman-teman, sebelum pelajaran pertama dimulai, sebagai bendahara kelas kami akan membacakan saldo kas kelas kita sampai hari ini.”

Sebagai kata ganti orang pertama jamak, baik sebagai kata ganti pelaku (Kami akan membacakan) maupun sebagai kata ganti kepemilikan (kelas kami), lawan bicara tidak termasuk, jadi berbeda dengan ‘kita’. Semoga kita semakin peduli untuk berbahasa Indonesia secara tepat. Amin. Terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar juga ya bunda... ada pergeseran. Para artis terutama, yang sering muncul di tv, seringnya pakai 'aku'. Trims bund....

19 Dec
Balas

Untuk buku memoar juga malah lebih bagus pakai aku, bunda Siti. Trims

19 Dec
Balas

Trim mb Rini, kala fiksi memang pakai aku. Pakai saya malah aneh.

20 Dec
Balas

Terutama pada ragam lisan, pak Warnoto. Ayo..., kita ingatkan anak-anak. Trima kasih

20 Dec
Balas

Paparan bagus yang berasal dari fenomena sosial yang terjadi sekolah. Maaf Bund, tapi saya baca buku 101 dosa penulis pemula karangan Isa Alamsyah, suami dari Asma Nadia, diungkapkan bahwa menulis fiksi justru lebih bagus menggunakan kata AKU daripada SAYA. kalau SAYA untuk tulisan ilmiah. Menurut saya, tidak ada beda antara aku dan saya, hanya mungkin kesannya kalau saya lebih sopan, anak anak sekarang tidak dapat menempatkan dimana kata tersebut dipakai. Sebaiknya kata SAYA untuk bicara dengan yang lebih tua Sebagai penghormatan. Atau jangan jangan bagi para siswa, kata AKU sudah sangat hormat, dibanding mereka gunakan kata maaf "gua" yang biasa digunakan dengan kawan-kawannya. Maaf yah Bund. Sukses selalu dan barakallah

19 Dec
Balas

Paparan yang bagus Bu Mien......Namun ada rulisan atau karya tertentu yang apabila menggunakan kata "aku" terkesan lebih bisa menggugah rasa seperti karya fiksi...Terima kasih atas ilmunya...Barakallah..

19 Dec
Balas

Ya kita coba untuk membiasakan. Kata 'kita' di sini bener gak ya?

20 Dec
Balas



search

New Post