Keseruan menjadi peserta pelatihan, menjadikanku selalu kangen dengan suasana kebersamaannya. Semenjak adanya WA, memang sudah umum bahwa peserta sebuah pelatihan bisa saling mengenal dan menyapa di grup WA calon peserta. Ini pelatihan besar kepenulisan ketiga yang aku ikuti setelah Sagusabu Purwokerto dan MWC 5.

Sebelum mulai pelatihan pun, sudah heboh dengan obrolan pembagian kelompok, tugas, bahkan warna kerudung untuk mematutkan dengan warna kaus. Biasalah... emak-emak.

Kali ini aku bergabung dalam pelatihan editor, Sabugunas One BOS 1 yang diselenggarakan oleh FI (Farishma Indonesia), SI (SoloTeacher Development Institute), dan Universitas Ngudi Waluyo. Acara Sabtu - Minggu, 15 - 16 September 2018 ini dipusatkan di Tembok Batu Residance, barat kampus UGM dengan total peserta 95 orang. Peserta paling jauh dari Makassar dan Bangka Belitung.

Pembicara pertama, penulis 183 buku, dari Institut Penulis Indonesia, Bambangsyah dengan nama bekennya Bambang Trim. Sehari ful dari 10.00 sampai 20.00 lebih, dibuka dengan materi "Mahir Swasunting Membuat karya Melenting". Peserta pun terheran dan tersadar akan kekurangakraban dengan kebahasaan yang semestinya dikuasai oleh penulis.

"Sadarlah ibu bapak bahwa selama ini ibu bapak telah menyiksa para editor." Gelak tawa pun menyambut sindiran dari Pak Bambang. Minggu pagi para leserta diajak foto bersama di depan Grha Sabha Pramana UGM Materi hari kedua memdatangkan Prof. Dr. Subiyantoro, M.Hum, dosen Unnes dan Universitas Ngudi Waluyo dengan materi Bahasa Akademik dalam Penulisan Ilmiah. Antusias peserta luar biasa dalam sesi tanya jawab.

Pada akhir kegiatan, peserta mendapatkan tantangan presentasi hasil menulis dan mengedit. Adapun tema buku per kelompok sudah diinformasikan dua hari sebelum pelatihan. "Buku-buku karya guru ini bakal dilaunching Desember 2018 insyaallah di kota paling banyak peserta," kata Pak Cucu sebagai pihak penyelenggara.*

Yogyakarta, 16 September 2018