Banyak kegiatan yang bisa dilakukan guru dalam upaya penanaman karakter yang baik kepada para siswanya. Ada hal kecil yang saya lakukan untuk negeri ini, maksud saya untuk murid-murid saya. Sedikit meminjam pesan Aa Gym, untuk sebuah perubahan positif, mulailah dari yang paling kecil, mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri.

Tahun ini, periode ketiga saya mengelola kegiatan pengurus OSIS. Meski belum seberapa, sudah ada perubahan geliat murid berorganisasi. Banyak murid mulai mengakui dan tertarik dengan kegiatan OSIS bahkan pengurus OSIS yang hampir lengser mengatakan belum pingin meletakkan jabatannya. Pekan-pekan ini pun sedang proses seleksi calon pengurus OSIS, seleksi tahap dua, dari 91 pendaftar akan diambil 40 putra dan putri.

Seperti pada umumnya, saya sering share kegiatan mereka di medsos. Kemarin siang ada sebuah tanggapan yang hiperbola, tapi seru menurut saya, "Seleksi calon pengurus OSIS kok melebihi seleksi calon presiden." Ha..ha..., biarlah mereka nerakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian.

Tentu tidak akan saya tuliskan semua di sini, biarlah satu per satu.

Tantangan lima hari pada seleksi tahap II ini, salah satunya adalah siswa aecara individu berjualan sepuluh potong kue pada 6.30 - 07.00 dengan harga Rp2.500. Mereka mengitung dan melaporlan hasilnya. Bila laku semua, uang lima ribu keuntungannya bakal masuk kantong mereka. Alhamdulillah dari latihan seperti ini, sukses kantin OSIS pengurus OSIS tahun ini, khususnya putri, sudah mengumpulkan enam juta rupiah setahun, menjadi hak 21 anak. Awalnya hanya untuk membayar jas OSIS yang hanya Rp185.000, tetapi mwreka pingin melanjutnya berjualan tiap pulang sekolah, 4 hari dalam sepekan.

Bersambung....

15102018