Sungkowo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Membuat Kelas yang Menyenangkan
KEGEMBIRAAN: Anak-anak menikmati buku secara bersama dan betdiskusi.

Membuat Kelas yang Menyenangkan

Membuat anak-anak senang dalam pembelajaran wajib dilakukan oleh setiap guru. Sebab, kegembiraan memungkinkan belajar anak-anak lebih baik. Semua potensi yang mereka miliki dapat dikembangkan. Bahkan, potensi semua anak dapat teraktualisasi secara maksimal. Yang pada akhirnya keberhasilan milik semua anak.

Oleh karena itu, guru harus menemukan cara jitu menciptakan suasana yang memungkinkan anak-anak merasa senang saat belajar. Hanya guru kreatif, kritis, dan inovatif yang dapat menemukan cara jitu. Yaitu dengan memiliki kepekaan menangkap fenomena-fenomena dalam kelas. Fenomena apa pun dapat menjadi inspirasi kegembiraan dalam belajar.

Misal, ada anak yang usil terhadap temannya sehingga temannya merasa terganggu. Belum tentu kenyataan itu tak bermanfaat. Ini tergantung dari sisi mana memandangnya. Kalau hanya memandang terhadap temannya (anak) yang merasa terganggu, pasti negatif. Sebab temannya tak fokus dalam belajar. Alias terganggu belajarnya. Tapi, kalau sikap usil itu dipandang sebagai kekhasan anak, maka tanggapan guru pasti positif. Teguran yang disampaikan tidak membuat suasana kelas tegang. Tapi, menjadikan suasana kelas ceria karena anak-anak dapat tertawa.

Contoh yang lain. Saat ada anak-anak yang maju mengerjakan soal, tapi salah jawabannya. Guru dapat mengangkat sisi positifnya. Misalnya dengan menyampaikan pernyataan ini. “Anak yang maju pertama sangat beruntung, yang kedua lumayan beruntung, dan yang ketiga masih beruntung karena mereka telah menjadi pemenang ketimbang anak-anak yang belum maju”. Ketika pernyataan itu diucapkan dengan aksen tertentu, pasti mengundang kegembiraan anak-anak, lebih-lebih anak-anak yang maju.

Dalam keadaan kelas begitu, guru dapat memulai (lagi) pembelajaran. Memulai pembelajaran tatkala anak-anak berhati senang, tidak tegang, pasti lebih banyak menguntungkan. Keberanian anak akan muncul. Dimungkinkan terjadi diskusi-diskusi kecil secara bebas, tak terbimbing. Namun, melahirkan pemimpin-pemimpin dalam diskusi-diskusi kecil itu. Guru cukup mengamati dan sesekali membimbing dan mengarahkan. Selanjutnya guru dapat membuat catatan-catatan tentang kemajuan anak-anak dalam aktivitas tersebut.

Kemampuan menciptakan suasana kelas penuh kegembiraan tidak tergantung pada lama atau pendeknya mengajar. Belum tentu guru-guru yang jam terbangnya lama memiliki kemampuan mengelola kelas secara profesional. Pun tak boleh menyederhanakan guru-guru pemula. Boleh jadi meskipun mereka masih “hijau” sudah mampu mengelola kelas secara atraktif sehingga ruang kelas menjadi panggung ekspresi anak-anak.

Yang mendasari semua itu sesungguhnya adalah emosi guru. Guru yang mampu mengelola emosinya secara profesional dipastikan dapat menciptakan kelas yang menyenangkan. Karena guru yang demikian adalah guru yang dapat membawa diri. Guru yang dapat membedakan situasi dan kondisi. Tidak menyamakan semua keadaan. Jadi menyadari betul seperti apa seharusnya saat berada di antara anak-anak didik yang belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post