Sungkowo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Segar
SEGAR : Selalu melakukan penyegaran.

Segar

Ada salah seorang pelanggan soto. Ia memesan soto Betawi untuk acara di rumahnya. Ditambah sate telur puyuh, kerupuk udang, perkedel, dan acar. Ada arisan kolega seprofesinya: dokter spesialis anak. Soto Betawi itu tentu untuk menu makan bersama.

Ia akan mengambil pesanan pukul 16.00 WIB. Kami berusaha mengonfirmasi tentang waktu penyajian. Katanya, penyajiannya setelah magrib. Kami (akhirnya) memutuskan mengantarkan saja tepat waktu. Agar sajian soto Betawi tetap segar.

Ini salah satu servis yang harus kami lakukan. Untuk membuat penikmat merasa senang. Karena saat menyantap, soto masih segar. Untuk apa kami menjual soto kalau tidak untuk membuat pembeli merasa terpuaskan. Lalu, ketagihan.

Akan sangat berbeda rasanya kalau penyajiannya jauh dari waktu masak. Pasti kurang segar. Aromanya juga kurang merangsang hidung. Sehingga penikmat bisa-bisa hilang gairah. Boro-boro ketagihan. Menyantap saja, soto masih banyak disisakan.

Tentu kata “segar” tak terkait hanya dengan masakan. Segar dapat terhubung pula dengan banyak hal. Ada sayuran segar, buah segar, daging segar, tubuh segar, wajah segar, orang segar, senam segar, bahkan boleh juga dikaitkan dengan belajar yang menyegarkan.

Ya, karena saya guru, sehingga mengaitkannya dengan pembelajaran, yang setiap hari saya bergulat di dalamnya. Pembelajaran yang memberi efek adalah pembelajaran yang dikemas secara segar. Artinya, setiap pembelajaran selalu menyegarkan bagi peserta didik. Pembelajaran yang menyegarkan tentu saja membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Karena selalu ada yang baru.

Menyegarkan dari sisi ilmu dan penyampaian. Ilmunya segar kalau penyampaiannya monoton tentu tak menyenangkan. Pun demikian sebaliknya, penyampaiannya menyegarkan kalau ilmunya itu-itu saja pasti membosankan. Jadi, ilmu dan penyampaian selalu baru.

Oleh karena itu, guru harus selalu memperbarui diri. Mengikuti kemajuan yang terjadi. Dan umumnya selalu penuh dengan tantangan. Banyak hal baru yang bermunculan. Hal yang satu belum sepenuhnya dikuasai, sudah lahir yang terbaru. Begitu seterusnya. Karenanya guru harus berani menghadapi tantangan. Pantang menyerah.

Tidak mengikuti kemajuan zaman, guru pasti ketinggalan. Dan mudah menyerah pasti terlibas. Ia tidak akan dapat apa-apa. Yang pada akhirnya bukan mustahil “perannya” digantikan oleh yang lain. Dan ia hanya akan menjadi penonton.

Ya, penyegaran akhirnya menjadi tuntutan zaman. Setiap orang yang bergerak di bidang apa pun tak boleh mengabaikannya. Agar tetap dapat menjalankan peran secara maksimal. Semakin banyak orang yang membutuhkan. Selanjutnya, mereka ketagihan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah segar sekali, sesegar tulisannya. Sukses selalu dan barakallah fiik

19 Aug
Balas

Terima kasih, Bu Siti Ropiah. Sukses juga.

19 Aug

Alamak seger kali sotonya, di pingin pak. Berbagi pengalaman memang menasikkan. Selamat menebar karya sukses selalu.

19 Aug
Balas

Terima kasih, Rita. Sukses juga dalam berjarya.

19 Aug

Wah ..tulisan yang segar sekali untuk dinikmati...Salam sehat dan bahagia...Barakallah...

18 Aug
Balas

Terima kasih, Bu Rini Yuliati. Sekadara mencurahkan pengalaman, Bu. Salam sehat juga untuk Ibu.

19 Aug



search

New Post