"Tulislah apa yang dekat dengan anda" terngiang terus kalimat itu di telinga, ketika pemred Media guru memberikan arahan dalam bimtek Sagusabu 4 Bekasi Desember tahun lalu. Buntu bukan jalan terbaik, tetapi keengganan hati mencurahkan ide atau gagasan ke dalam tulisan. 

Kenapa yang terlintas telur dadar? Semalam saya makan nasi uduk sama telur dadar dan sarapan pagi tadi nasi kuning berbalut telur dadar. Langsung inspirasi mengalir berkaitan dengan telur dadar.

Terbersit di pikiran tentang sebuah lauk yang mudah dan simpel dibuat. Telur dadar, sebuah nama yang semua orang pasti pernah mencicipinya. Kawula muda, tua, hingga anak-anak pernah merasakannya. Di warteg, restoran padang, warung nasi dan resto bonafid, jenis lauk nasi ini tersedia dan mudah ditemui dimana saja.

Cita rasa yang sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia, dengan harga terjangkau dan mengandung banyak vitamin. Menyebabkan telur dadar sangat digandrungi dimana saja. Cocok sebagai teman nasi di kala sarapan, makan siang atau malam. 

Dikutip dari hallo sehat.com, bahwasanya kandungan gizi pada satu butir telur mengandung vitamin A, asam folat, vitamin B5, vitamin B12, vitamin B2, fosfor, selenium, vitamin D, vitamin K, vitamin E, vitamin B6, kalsium dan seng. Begitu sempurnanya kandungan yang ada disatu butir telur.

Terkadang jika lagi tidak ada uang atau males keluar, solusi terbaik ialah membuat telur dadar.  Menggunakan bumbu 'maling' yaitu cabe 3 bawang 3 ditambah garam sedikit, suatu rumus sempurna sehingga sajian menjadi lezat dan nikmat. Atau jika tidak mau repot, bisa menggunakan garam saja. Sederhana namun gizi yang didapat tidak kalah hebat dengan makanan mahal. Itulah yang saya rasakan ketika tanggal tua mulai menghampiri.

Telur dadar menjadi legenda diantara lauk lainnya, apalagi ditambah sayur asem yang hangat dan sambal. Perpaduan sempurna, semakin mantap dan menggairahkan selera makan.

#TantangaGurusiana#

#MakanTelurDadarHangat#