Suparman Toaha

Suparman Toaha, lahir, di Urung, 10 November 1978 ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEKOLAH KEMATIAN (BAGIAN 1)
https://www.google.com/search?q=FOTO+SEKOLAH+SERAM&sxsrf

SEKOLAH KEMATIAN (BAGIAN 1)

Setiap manusia menginginkan sukses dalam hidupnya. Kebahagiaan tersendiri jika mampu meraih gelar sukses. Berbagai upaya selalu dilakukan demi gelar tersebut. Kerja keras, banting tulang, peras keringat tidak jadi penghalang demi mewujudkannya.

Namun, apa ukuran sukses ?. berbagai jawaban akan muncul sesuai dengan harapan masing-masing. Ada yang mengatakan kesuksesan diukur dengan harta yang melimpah. Sebagian yang lain berpadangan ukuran kesuksesan adalah jabatan yang tinggi. Sementara lainnya, menjadikan rentetan gelar akademik sebagai indikator kesuksesan.

Apakah jawaban di atas salah ?, tentu tidak. Faktanya, jika seseorang mendapatkan harta yang banyak, maka akan terlihat senang. Kebahagiaan akan terpancar dimuka orang yang mendapatkan jabatan tinggi. Seseorang akan terlihat bangga dengan rentetan gelar akademik yang menyertai namanya. Sementara “kata” senang, bahagia, maupun bangga identik dengan kesusesan.

Namun, pertanyaan selanjutnya, apakah capaian di atas merupakan kesuksesan yang hakiki. Jawabannya tentu “tidak”. Berapa banyak orang kaya yang justru merasa kekurangan dengan gelimangan harta. Berapa banyak pejabat yang justru melakukan hal-hal yang tidak bermartabat dengan jabatannya. Berapa banyak ilmuan yang justru bingung dalam menentukan arah hidupnya sendiri dengan gelar-gelar yang disandangnya.

Oleh karena itu, walaupun harta, tahta dan karir merupakan salah satu indikator kesuksesan, namun bukan merupakan indikator utama dan indikator kunci. Karena kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan yang mampu menghantarkan kepada kesuksesan berikutnya. Atinya, sukses bukan hanya sukses di dunia saja, tapi yang paling uatama adalah sukses di alam berikutnya.

“Mati” adalah kata yang disematkan bagi makhluk hidup yang bernyawa. Mati merupakan satu peristiwa yang harus dilalui untuk melakukan perpindahan alam. Namun, makna mati tidaklah sesederhana dua kalimat di atas. Banyak makna dan rahasia dibalik kematian itu sendiri.

Kematian merupakan peristiwa besar bagi manusia. Kematian tidak bisa dianggap remeh dengan ungkapan jika sudah tiba waktunya “ya” kita akan mati. Sekali lagi tidak sesederhana itu, Perlu persiapan yang matang dalam menghadapi kematian. Perlu doa, ikhtiar dan tawakkal untuk mendapat kemudahan dalam melewatinya. Karena peristiwa kematian merupakan peristiwa yang paling dahsyat yang akan dihadapi manusia dalam kehidupannya.

Untuk mendapatkan kemudahan dalam kematian perlu belajar “belajar mati”.  Sama halnya dengan yang lain, seperti jika ingin tahu dan bisa mengendarai mobil, maka perlu belajar. Jika ingin tahu dan bisa mengobati pasien perlu belajar. Jika ingin tahu dan bisa membangun gedung besar perlu belajar dan lain sebagainya. Maka begitupula kematian yang sangat luar biasa, perlu belajar dan latihan serta pembiasaan adalam menghadapinya.

Hal ini, sebagaimana dengan pesan Nabi Muhammad saw. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dalam bersabdanya

 موتوا قبل ان تموتوا

Artinya “matilah kalian sebelum mati”.

Dengan demikian, sebelum mengalami kematian, maka perlu belajar, usaha dan pembiasaan.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya belajar mati?,. jawabannya sebenarnya sederhana. Setiap hari kita selalu melakukannya. Maka setiap saat itulah perlu belajar dan pembiasaan sebelum menghadapai kematian yang sebenarnya.

“Tidur”, merupakan sekolah kematian. Tidur merupakan saudara dari kematian. Doa yang dibaca sebelum tidur justru berbunyi mati. “Dengan menyebut nama Allah aku hidup dan dengan namaNya pula aku mati” itulah arti dari doa sebelum tidur. Di dalamnya tidak ada kata tidur, justru kata “mati” yang diucapkan. Begitupula jika bangun. Doa yang dibaca “segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami dari mati, dan kepadaNyalah kami kembali”. Lagi-lagi doa yang dibaca saat terbangun justru menghidupkan kembali dari mati, bukan membangunkan dari tidur. Jadi artinya, tidur merupakan salah satu sarana untuk belajar dan membiasakan mati sebelum menghadapi kematian yang sesungguhnya.

Bagaimana caranya belajar mati lewat tidur….akan diulas pada tulisan berikutnya…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pak ,ulasan yang luar biasa

30 Jan
Balas

terima kasih pak, ali, bagian dua akan menyusul

30 Jan

terima kasih pak, ali, bagian dua akan menyusul

30 Jan



search

New Post