Guru Biologi Merdeka Berkarya

Oleh: Suprapto, M.Pd.

Guru Biologi SMA Negeri 1 Kedungpring, Kabupaten Lamongan

Lomba Menulis Esai (Opini), #Tantangan Menulis di Gurusiana H.299

Banyak dasar atau landasan hukum yang menyemangati kita untuk terus belajar, berkarya dan berliterasi untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme. Allah SWT berfirman: … Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Mujadalah: 11). Kompetensi harus terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk hidup sukses di Abad 21 dan Era industri 4.0. Tuntutlah ilmu baik melalui daring, luring, tatap muka maupun non tatap muka. Kita harus selalu meningkatkan & mengembangkan kompetensi melalui belajar secara kontinu dan berkelanjutan. Banyak portal belajar daring, diantaranya yang dikembangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Rumah Belajar” yang mempunyai Moto: Belajar dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja (Mutmainah & Indranurwati: 2018).

Keterampilan-keterampilan penting di abad ke-21 yang ditetapkan UNESCO masih relevan dengan empat pilar pendidikan, meliputi: 1) learning to know (belajar untuk mencari tahu), 2) learning to do (belajar untuk mengerjakan), 3) learning to be (belajar untuk menjadi pribadi), dan 4) learning to live together in peace (belajar untuk hidup bersama dalam kedamaian) (Scott, 2015).

Beberapa langkah yang penulis lakukan untuk menyukseskan “Guru Biologi Merdeka Berkarya”, yaitu:

1) Literasi Al Quran dalam bentuk khotmil Quran secara pribadi di lingkungan keluarga dengan program “One Day One Juz” dan dikembangkan melalui grup WhatsApp. Grup khotmil Quran melalui WAG yang penulis ikuti, antara lain: (1) Alumni SMAN 1 Kedungpring program 14 hari khatam (sekarang siklus 56), (2) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) SMAN 1 Kedungpring program 10 hari khatam (sekarang siklus 85), (3) Grup “Cinta Quran” yang anggotanya dari berbagai kota di Indonesia program sepekan khatam (sekarang siklus 133) dan (4) Alumni S1 Pendidikan Biologi IKIP Surabaya (UNESA) program 21 hari khatam (sekarang siklus 27). Program literasi Al Quran sebagai pondasi untuk merdeka berkarya. Grup ini sebagai silaturrohim, komunikasi, kolaborasi, saling memotivasi dan toleransi. Jika ada yang udzur dapat digantikan oleh anggota grup yang lain, yang terpenting ada komunikasi.

2) Penulis memulai merdeka berkarya dengan menghasilkan karya berupa buku tunggal yang berjudul Belajar Set-Set Wet dari Negeri Tirai Bambu. Embrio buku tersebut lahir ketika penulis mengikuti MediaGuru Writing Camp XIX di Asrama Haji Surabaya tahun 2019. Buku tersebut terinspirasi setelah penulis dan sahabat mahasiswa S2 Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia Pascasarjana, Universitas Negeri Malang angkatan 2014 beasiswa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengikuti Teacher Training di Nanjing Agricultural University (NAU) Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Republik Rakyat China (RRC) pada tanggal 16 Mei – 14 Juni 2016.

3) Komunitas menulis menjadi motivasi dan inspirasi untuk terus berkarya. Komunitas tersebut diantaranya berupa blog Gurusiana dengan domain: supraptobiologi.com dan media sosial facebook Media Guru Indonesia. Saat artikel ini ditulis, penulis telah memperoleh piagam penghargaan sebagai Gurusianer Inspiratif Kategori Biru, Perak dan Emas. Penulis lolos sebagai salah satu diantara 212 penulis antologi buku “The Power of Kepekso”. Saya bergabung di facebook pada bulan Agustus 2010, melalui akun: Suprapto Biologi (Muhammad Suprapto Biologi) dengan alamat: https://web.facebook.com/supraptonashrullah, terdaftar sebagai anggota facebook Media Guru Indonesia terhitung mulai tanggal (TMT) 10 Mei 2019 dan terdaftar sebagai anggota Media Guru Indonesia dengan nomor 20191212-001251 TMT 12 Desember 2019. Saat artikel ini ditulis, penulis memasuki tantangan Gurusiana pada hari ke 299. Gurusianer bebas dan merdeka berkarya dengan memilih 12 kategori yang ada di blog Gurusiana. Saat ini penulis sedang mengembangkan Puisi Akrostik Versi Biologi (lebih dari 100 judul), pentigraf Biologi, dan lain-lain.

4) Pandemi Covid-19 memberikan kesempatan belajar dan merdeka berkarya seluas-luasnya. Alhamdulillah, penulis berkesempatan mengikuti lomba menulis yang diselenggarakan oleh MediaGuru dan lolos sebagai salah satu diantara 123 pemenang empat buku antologi, yaitu: Satu Derap Seribu Giat Guru Penggerak Menjawab, Jurus Belajar Daring Antigaring, Pejuang Literasi dan Literasi Keluarga.

5) Penulis juga berupaya mengikuti berbagai webinar baik disiplin Biologi maupun multidisiplin. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial. Salah satu lomba menulis mengantarkan penulis sebagai salah satu narasumber webinar MediaGuru XX bertema “Literasi Keluarga” dengan judul “Literasi Al Quran dan Pustaka Salsabila”.

6) Penulis juga berupaya meningkatkan kompetensi, keterampilan dan belajar berorganisasi sebagai Ketua MGMP Biologi SMA Negeri Kabupaten Lamongan dan Wakil Ketua Perkumpulan Pendidik Biologi Indonesia Folia (PPBIF) Wilayah Jawa Timur. Penulis juga sebagai pengurus Adiwiyata dan membimbing ekstrakurikuler “Literasi, Buletin dan Mading” di SMA Negeri 1 Kedungpring. Semua itu dilakukan agar mampu merdeka berkarya dan bermanfaat bagi orang lain.

7) Penulis sebagai guru Biologi ingin berpartisipasi dalam pengembangan model pembelajaran berbasis konservasi (conservation based learning), meliputi: 1) Identifikasi-Penguatan Konsep (Identifikasi konsep dan prinsip materi pelajaran); 2) Integrasi Nilai (Integrasi konsep, prinsip materi pelajaran ke dalam konsep konservasi, diharapkan siswa menemukan nilai-nilai konservasi dan nilai-nilai karakter; 3) Masalah dan Gagasan (Identifikasi, penetapan masalah dan solusi); 4) Rencana Kegiatan dan Rencana Tindakan (Membuat perencanaan solusi/produk ilmiah dapat berupa; a) Karya tulis ilmiah, b) Karya teknologi dan seni, serta c) Aktifitas/tindakan konservasi; dan 5) Tindak Lanjut dan Evaluasi (Sukarsono et al, 2020). Konservasi ialah upaya perlindungan dan pelestarian terhadap sumber keanekaragaman hayati. Hal kecil yang telah penulis lakukan yaitu aktifitas konservasi dengan melestarikan berbagai koleksi tanaman di lingkungan rumah, diantaranya tanaman pulai (Alstonia scholaris L. R. Br), adenium, bugenvile, palem putri, wali sanga dan lain-lain.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1) Program literasi Al Quran sebagai pondasi Guru Biologi Indonesia untuk merdeka berkarya.

2) Perlunya wadah untuk komunitas penulis. Blog Gurusiana dapat dijadikan prioritas wadah untuk menulis dan merdeka berkarya. Media sosial misalnya grup facebook Media Guru Indonesia merupakan alat untuk komunikasi, learning, sharing and growing together.

3) Implementasi pembelajaran Biologi dalam menyukseskan merdeka berkarya harus mampu mengembangkan konservasi sumber daya hayati untuk kemaslahatan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Marilah kita renungkan ayat berikut: “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya, kecuali orang-orang yang berilmu” (QS. Al Ankabut: 43).

Daftar Rujukan

Al Qur’an Digital Versi 2.0. 2004. Website: http://www.alquran-digital.com. E-mail: [email protected].

Mutmainah, Siti & Indranurwati, Afidah. 2018. Portal Rumah Belajar untuk Pembelajaran. Serial Modul Pelatihan Pembatik Modul 01. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud.

Scott, C.L. 2015. The Futures of Learning 2: What Kind of Learning for the 21st Century? UNESCO Education Research and Foresight, Paris. [ERF Working Papers Series, No. 13]. (Online). (unesdoc.unesco.org/images/0024/002429/242996e.pdf). Diakses 27 Maret 2017).

Sukarsono, Lise Chamisijatin & Eko Susetyorini. 2020. Model Pembelajaran Berbasis Konservasi (Conservation Based Learning Model). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press. Disampaikan pada Workshop CBL pada hari Sabtu, 7 November 2020 melalui Zoom.