SUPRAPTO, S.Pd., M.Pd.

Penulis Buku: Belajar SET-SET WET dari NEGERI TIRAI BAMBU, adalah Seorang GURU BIOLOGI di SMAN 1 KEDUNGPRING, KAB. LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR 62272...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antarmateri Modul 3.3.a.8. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
3.3.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 3.3

Koneksi Antarmateri Modul 3.3.a.8. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Koneksi Antarmateri Modul 3.3.a.8.

Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Oleh : Suprapto Kelas : 35A

Perasaan Saya Setelah mempelajari Modul 3.3 :

Sangat senang dan bahagia memperoleh ilmu yang baru, yaitu pengelolaan program yang berdampak pada murid. Harapannya, pembelajaran dan program sekolah yang telah disusun mampu mewujudkan Student Agency (Kepemimpinan murid).

Intisari dari Modul 3.3. Pengelolaan Program sekolah yang berdampak pada murid?

Program sekolah merupakan sebuah perencanaan yang dibuat oleh sekolah sebagai upaya untuk mengembangkan dan memajukan keberadaan sekolah dimana perencanaan tersebut disusun bersama oleh semua komunitas sekolah dan sebisa mungkin dapat dilaksanakan oleh semua komponen sekolah yaitu kepala sekolah, guru, murid dan orang tua dan bahkan warga yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Tujuan program sekolah dibuat tentunya mempunyai arah dimana kelak sekolah mengalami perubahan-perubahan yang baik dan positif. Tujuan utama sebuah program sekolah dibuat adalah bagaimana dampak dan pengaruhnya pada proses pembelajaran dan perilaku murid. Mengacu pada pertanyaan diatas dan sekaligus juga merupakan sebuah pertanyaan maka pada pembahasan pokok pada materi di modul ini adalah seperti apa yang telah dikatakan oleh seorang Ki Hadjar Dewantara “ maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggauta persatuan”. Dimana pada kalimat tersebut ada sebuah irisan yang bermakna bahwa tujuan sebuah pendidikan adalah bagaimana memberikan peluang bagi setiap murid sebagai anggota komunitas sekolah untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya sebagai sumber daya atau aset yang dapat memberi kontribusi nyata bagi komunitas sehingga segala keterlibatan murid di dalam setiap proses pengembangan sekolah dapat berperan dan ikut serta di dalam kegiatan atau program sekolah yang dirancang dan dibuat. Inti dan pokok pada pembahasan modul ini adalah bagaimana sekolah membuat sebuah program yang dapat memberdayakan seluruh potensi dan kekuatan yang ada di sekolah tersebut dan kemudian dilaksanakan secara bersama-sama dengan berfokus pada pengembangan karakter dan perilaku murid sehingga hasil yang diharapkan nanti adalah memiliki dampak pada perubahan murid itu sendiri.

Bagaimana sekolah mengefektifkan potensi sumber daya untuk dijadikan program sekolah yang berdampak pada murid?

Setiap potensi sumber daya yang dimiliki oleh sekolah perlu untuk diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui kelebihan dan keunggulannya. Kekuatan dan potensi apa yang dimiliki oleh setiap personal yang ada di sekolah. Dari hasil identifikasi tersebut maka akan diperoleh data-data yang akurat tentang orang-orang yang memiliki kompetensi yang dapat melaksanakan perannya sesuai dengan potensi dan keahlian pada bidangnya. Setelah dilakukan identifikasi maka selanjutnya adalah bagaimana mengefektifkan sumber daya yang telah tersedia itu yaitu dengan cara memberikan tugas dan peran yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki agar nantinya mereka dapat bekerja dengan mengarah pada tujuan program yang telah ditetapkan.

Bagaimana tahapan membuat program yang berdampak pada murid melalui tahapan BAGJA (5 D)

Dalam konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara, disebut metode among yang berarti bahwa pendidikan itu bersifat mengasuh, dengan mementingkan ketertiban, namun dalam pelaksanaannya mengupayakan kesadaran bukan paksaan yang bersifat hukuman. Hal tersebut sesuai dengan visi mendasar dari pendidikan nasional adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan manusia seutuhnya, yang merdeka belajar dan berkualitas, sehingga guru dapat merumuskan visi yang jelas, dengan membuat ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid, serta diupayakan bentuk pelayanan di lingkungan sekolah sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kitapun mengenal apa Inkuiri Apresiatif yaitu sebuah pendekatan kolaboratif untuk mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam pengembangan perilaku suatu organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan dalam suasana yang positif dan apresiatif. Gambaran sederhana dari tahapan-tahapan Inkuiri Apresiatif Bagja tersebut dijabarkan sebagai berikut: (1) Buat pertanyaan (Define) pada tahap ini melihat dan mendefinisikan suatu masalah dengan mencari solusi yang telah ada, (2) Ambil pelajaran (Discover), melihat dan mengidentifikasi suatu proses yang sudah dan sedang berjalan dengan baik, memperkuat yang bekerja, fokus pada hal-hal positif yang menjadikannya hidup yang baik. (3) Gali mimpi (Dream) pada tahap ini melihat gambaran ke masa depan, dari proses tersebut dipilih mimpi/gambaran yang mungkin bekerja dengan baik di masa yang akan datang, karena keberhasilan masa lalu digunakan sebagai titik beranjak dalam menggambarkan suatu kondisi ideal yang dikehendaki terjadi di masa depan, (4) Jabarkan rencana (Design) berarti merencanakan dan memprioritaskan proses-proses yang mungkin bekerja dengan baik untuk masa depan yang dirancang secara mengesankan, (5) Atur eksekusi (Deliver) yaitu rancangan yang diajukan tersebut diimplementasikan ke dalam tindakan nyata yang merujuk pada kompetensi dan pengalaman yang pernah dilakukan.

Bagaimana kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di program pendidikan guru penggerak?

Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara :

Guru memiliki peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat selamat dan bahagia sebagai individu dan anggota masyarakat. Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Modul 1.1. menjelaskan bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya. Maksud pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak didik saya, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat.

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak :

Salah satu peran Guru Penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam hal ini pemimpin dalam pengelolaan sumber daya agar kita bisa melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Dengan mengetahui voice, choise, dan ownership, maka kita bisa mewujudkan nilai dan peran kita sebagai Guru Penggerak, yaitu: Nilai berpihak pada murid (bergerak dengan mengutamakan kepentingan murid) dan Peran Guru Penggerak dalam mewujudkan kepemimpinan murid (Student Agency).

Modul 1.3 Visi Guru Penggerak :

Untuk mewujudkan visi Guru Penggerak tentunya kita harus memperhatikan voice (suara), choise (pilihan), dan ownership (kepemilikan) agar kita bisa melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid dan mencapai visi Guru Penggerak dan sekaligus tentunya mencapai visi misi sekolah.

Modul 1.4 Budaya Positif:

Salah satu aset manusia adalah murid, tentunya kita harus mengajarkan kepada semua peserta didik budaya positif, agar bisa diamalkan dan menjadi kebiasaan yang baik, dan tentunya akan sangat membantu tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan berpihak pada murid.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid :

Dengan mengindentifikasi aset yaitu murid, tentunya kita akan mengetahui karakteristik murid. Pembelajaran berkualitas dan berpihak pada murid dapat kita lakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi, artinya pembelajaran dilakukan berdasarkan kebutuhan murid, yaitu readiness (kesiapan belajar murid), minat dan profil atau gaya belajar murid.

2.2 Pembelajaran Sosial Emosional:

Mengeksplorasi pentingnya Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal. Mengeksplorasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: 1) Kesadaran diri, 2) Manajemen Diri, 3) Kesadaran Sosial, 4) Keterampilan Berelasi, dan 5) Pengambilan Keputusan yang bertanggung Jawab. Mengeksploarasi pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfullness) sebagai dasar penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE). Mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 (empat) indikator, yaitu : 1) pengajaran eksplisit, 2) integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, 3) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan 4) penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik :

Coaching dengan alur TIRTA, seorang guru mengajak murid menggali potensi yang dimiliki. Guru diharapkan tidak memberikan solusi, tetapi menggali potensi murid. Murid bisa merancang sendiri solusi yang akan diambil. Jadi kompetensi dan peran kita sebagai seorang coach harus selalu dilatih, agar murid mampu menjadi coachee yang baik. Pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin :

Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan akan memengaruhi pencapaian tujuan pendidikan. Sebab dalam perjalanannya akan berhadapan dengan situasi dilema etika maupun bujukan moral. Guru yang memahami mekanisme pengambilan keputusan yang baik, maka seorang guru / pemimpin pembelajaran akan mampu menyelesaikan masalah dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Dengan demikian pemimpin dapat melakukan pemetaan aset dengan tepat dan dapat diberdayakan secara optimal. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru harus dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral.

3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya :

Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah.

Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Fokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik. Ada 7 aset atau modal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sekolah, yaitu : 1) modal manusia, 2) modal sosial, 3) modal politik, 5) modal agama dan budaya, 5) modal fisik, 6) modal lingkungan/alam, dan 7) modal finansial. Pemahaman mengenai modal atau sumber daya yang ada di sekolah, maka sebagai pemimpin guru harus mampu memetakan 7 aset tersebut dan mengoptimalkan pengelolaannya untuk peningkatan pembelajaran di sekolah. Kemampuan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola 7 aset / modal utama di daerah / sekolahnya adalah sebuah kekuatan untuk pencapaian tujuan pendidikan yakni mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (wellbeing) dan bertanggung jawab.

3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid :

Student Agency (Kepemimpinan Murid) merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Kedungpring, 21 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post