Semarang, 3 April 2020. Pada suatu sore, saya ngobrol on line dengan senior saya. Saya suka memanggilnya Pakde Parmo. Profesinya Strategic Communication Specialist. Ia berpengalaman 36 sebagai manager, serta mendapat pelatihan di Pilipina dan Inggris. Selain itu dia aktif sebagai trainer di berbagai instansi, perusahaan dan berbagai perguruan tinggi.

Obrolan saya hal ringan. Hal-hal yang mungkin saja terjadi dan kita saksikan di sekitar tempat tinggal masing-masing. Saya mulai menuliskan di wall whatsappnya:

Seekor kucing jantan meloncat ringan,

berlari diatas genting.

Kucing betina cantik melompat turun.

Merunduk mengeong,

tungkai depannya sedia mencakar wajah.

Kucing jantan menari.

Tari rindu mengitari kekasihnya…

Kemudian Pakde Parmo menjawab, "Puisimu mengingatkanku kembali ketika pertama kali dirundung “cinta monyet”. Aku jatuh hati pada gadis remaja asal Minahasa." Maka setelah itu ditulisnya sebait puisi mengingatkan pada gadis yang disukainya itu dalam bahasa Minahasa:

Ada cewek berwajah pasung

Duduk sendiri sambil merenung

Jika ngana ingin cinta melambung

Jang capat dada terbusung… Pakde Parmo pernah jatuh cinta, patah hati, dan menghadapi badai kehidupan. Namun bersyukur tetap bersatu dalam pernikahannya selama 53 tahun.

Selamat ya Pakde Parmo, semoga keluarga Pakde Parmo makin bahagia sehat dan dalam lindungan Allah yang Mahakuasa. Sebagai senior yang tetap produktif menulis dan berbagi ilmu manajemen, bagaimana mengatasi stress agar tidak stress. Semoga obrolan on line ini bermanfaat. Barokallahulana wa iyyakum fiamaillah wal afiah.