Semarang, 16 Maret 2020. Ketika menerima surat edaran bahwa anak-anak sekolah harus diliburkan selama 14 hari kedepan terhitung mulai hari ini. Anak-anak ada yang bertanya, “mengapa harus 14 hari? Bolehkan 14 hari itu kita wisata? Atau 14 hari itu tetap di rumah? Dan sebagainya.” Akhirnya jadilah acara berselancar di dunia maya mencari mengapa harus 14 hari?

Ketemulah jawaban yang akurat dan masuk akal. Dalam channel youtube The Hermansyah 6, Anang Hermansyah mewawancarai Mohammad Indro Cahyono, Ahli Virus (Virologist) Indonesia. Simak saja tayangannya dalam durasi 37 menit 33 detik. Jelas ketakutan masyarakat terhadap penyebaran virus Corona yang kemudian diidentifikasi sebagai Covid-19 dibangun oleh media.

Media berhasil dengan sukses menciptakan dan membangun rasa takut itu. Muncullah kepanikan karena penyebaran yang dahsyat dari Covid-19. Sehingga WHO menyebutnya sebagai pandemic. Ketakutan itu tiap hari dibangun melalui medsos, TV dan pemberitaan lainnya. Yang ditayangkan adalah data orang yang meninggal. Tak pernah ditayangkan data orang yang sembuh setelah terinveksi Covid-19. “Hanya 3% orang terinveksi Covid-19 yang meninggal, 97% sembuh, dan itu lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang meninggal karena asma,” kata Mohammad Indro Cahyono.

Hebat. Media sukses membangun paranoid masyarakat.

Orang yang meninggal dunia karena asma prosentasenya lebih besar daripada yg terinfeksi Corona. Karena tidak dipublikasikan oleh media maka orang tidak takut atau panik karena asma!

Asma tak pernah mendapat perhatian meskipun asma juga menyebabkan kematian. Kematian karena kecelakaan lalu lintas pun tak sampai membuat kepanikan, meski datanya fluktiatif. Berkat pendekatan Satpolantas ke sekolah-sekolah menanamkan pemahaman safety riding, bagaimana keamanan dan keselamatan berkendara. Upaya tersebut dinilai berhasil menurunkan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Indonesia sudah terpapar Covid-19 sejak Pebruari 2020. Kasus yang meninggal terbukti pasien telah memiliki riwayat sakit menahun pada saluran nafas, sehingga ketika terserang Covid-19 daya imunnya makin melemah. Akhirnya menemui takdirnya. Takdir bahwa rezekinya sudah habis setelah bertemu Covid-19.

Akhir dari wawancara yang apik banget untuk pencerahan masyarakat adalah jangan panik. Meskipun inveksi karena virus itu tidak ada obatnya. Tapi Allah ta’ala telah memberikan antibody pada manusia untuk mengakhiri tindakan virus tersebut. Maka kita tingkatkan antibody tubuh kita dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Mendekatkan diri pada Allah yang Maha Kuasa. Dengan kuasa-Nya pula kita bisa memiliki antibody yang kuat untuk melawan Covid-19.

Konsumsi vitamin E dan vitamin C sehari cukup satu tablet, untuk meningkatkan antibody kita. Jangan lupa Ayo Makan Buah dan saYuran segAR (AMBYAR). Jadikan ambyar dan PHBS menjadi kebiasaan hidup kita untuk meningkatkan daya imunitas tubuh.

Simak wawancara Anang dan Bang Indro di :https://youtu.be/rsSTk25PYC0

Sekolah diliburkan selama 14 hari. Semua tempat rekreasi ditutup 14 hari. Tidak boleh menghadiri keramaian selama 14 hari. Tinggal di rumah selama 14 hari dan tidak pergi jika tidak terpaksa. Jika bepergian pakai masker dan segera cuci tangan dengan sabun. Ya ini pembatasan bukan isolasi. Semata-mata hal itu dilakukan untuk memutus Siklus Covid-19. Semoga kita semua bisa bekrjasama, untuk Indonesia yang sehat dan Berjaya. Barokallahulana wa iyyakum, fiamanillah wal afiah. Aamiin.

#STOPPARANOID-COVID-19

#JANGANPANIK

#SEMBUHDALAM14HARI

#JAGAKEBERSIHANDIRIDANLINGKUNGAN

#CUCITANGANPAKAISABUN

#PAKAILAHMASKER