SUPRIYADI, Drs, S. E, M. Pd

Lahir di Surabaya 24 Nopember 1966, nama pena Supriyadi Bro. Bertempat tinggal di Desa Brangkal, Kec. Sooko, Kab. Mojokerto. Membaca dan menulis adalah kes...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sumpah Pemuda di Era Digitalisasi

Sumpah Pemuda di Era Digitalisasi

#TagurMenulisHariKe195

#Opini

#SupriyadiBro

Sumpah Pemuda di Era Digitalisasi

Sumpah Pemuda berlangsung 29 tahun yang lalu. Bagi generasi muda saat ini perlu meningkatkan kreativitas dan inovasi seiring dengan perkembangan era digital yang penuh dengan persaingan. Cita-cita Generasi 28 adalah keteguhan hati untuk "bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia". Makna Sumpah Pemuda pada dasarnya menghargai perbedaan, yaitu saling menghargai, menghormati, dan saling menebarkan energi positif.

Tepat di tanggal 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda diikrarkan oleh pemuda di zaman itu seperti M. Yamin, Sugondo Djojopuspito, Amir Sjarifuddin, Johanes Leimena, dan WR Soepratman, dalam Kongres Pemuda II. Sumpah ini dianggap sebagai semangat menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yakni ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu bahasa Indonesia. Sumpah ini juga memuat banyak nilai-nilai positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain patriotisme, gotong-royong, persatuan dan kesatuan, cinta damai, dan tanggung jawab.

Di tengah perkembangan zaman dan teknologi yang dinamis dan penuh persaingan, semangat Sumpah Pemuda harus tetap dijaga terlebih di tengah krisis pandemi COVID-19. Momen peringatan Sumpah Pemuda dapat dijadikan sebagai energi positif dalam mengarungi arus besar globalisasi.

Persaingan dan perbedaan tidak harus membuat kita melupakan adanya masalah-masalah bersama, kepentingan-kepentingan bersama, maupun tujuan-tujuan bersama. Semua bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja sama. Persatuan memiliki arti penting terwujudnya Indonesia maju. Kita harus bekerja sama merawat keindonesiaan. Keindonesiaan harus selalu dijaga dengan semangat solidaritas dan rasa persaudaraan. Kita harus saling membantu satu sama lain dalam semangat solidaritas. Tidak membedakan suku Jawa, Sumatera, Sulawesi, suku Papua, dan suku lainnya, yang ada adalah saudara sebangsa dan setanah air.

Meningkatkan kreativitas dan inovasi di zaman digitalisasi seperti sekarang ini, telah mengubah pendekatan generasi muda dalam memaknai Sumpah Pemuda. Generasi muda saat ini fokus mengembangkan inovasi dan kreatifitas dalam konteks global demi memajukan Indonesia. Anak-anak muda lebih membangun network jaringan, sudah tidak lagi mempersoalkan tentang persoalan identitas seperti kedaerahan, kesukuan, keagamaannya.

Berkaca dari fenomena beberapa waktu belakangan ini, sangat disayangkan masih banyak generasi muda yang seakan "kehilangan harapan". Mengekspresikan diri melalui cara-cara yang menyimpang. Hal ini terjadi karena kurangnya tempat berekspresi dan kurangnya memanfaatkan perkembangan zaman.

Generasi muda harus lebih dirangkul supaya mereka meningkatkan kreativitas dan inovasi. Sekolah-sekolah harusnya mampu mengaplikasi mengenai teknologi tepat guna sehingga mereka (anak muda) punya makna, punya arti.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post