Supriyanto,M.Pd

Kasihilah penduduk bumi, niscaya penduduk langit mengasihimu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jurnal Delegasi Pendidikan Kota Surabaya di Liverpool Seri 05  PEMBEKALAN & PELEPASAN DARI
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini melepas keberangkatan Tim Delegasi Pendidikan ke Liverpool United Kingdom

Jurnal Delegasi Pendidikan Kota Surabaya di Liverpool Seri 05 PEMBEKALAN & PELEPASAN DARI

JURNAL DELEGASI PENDIDIKAN KOTA SURABAYA SERI 05

PEMBEKALAN & PELEPASAN DARI WALI KOTA

Sejak Hari Jum’at, 14 Juni 2019, memang sudah ada pemberitahuan dari Ibu Dewi Kabid Kerjasama Pemkot Surabaya bahwa Hari Minggu atau Senin akan ada audiensi dengan Bu Risma dalam rangka Pelepasan dan Pembekalan Tim Delegasi Pendidikan Kota Surabaya yang ditugaskan ke Liverpool Inggris. Oleh karena itu Bu Dewi mengingatkan agar Bapak Ibu Guru dan para siswa bersiap diri jika sewaktu-waktu ada panggilan atau undangan dari pemkot terkait hal tersebut.

Dan benar saja, Minggu malam ada informasi di grup WA bahwa Bu Risma berkenan untuk bertemu dengan semua Tim delegasi Pendidikan pada Hari Senin siang pukul 13.00 di Balai Kota Surabaya. Para guru pendamping yang bertugas sebagai Tim Delegasi Pendidikan mulai mengatur strategi untuk segera membereskan urusan packing semua perlengkapan dan perbekalan sehingga Senin siang segera bisa diankut sepulang dari Balai kota.

Semua guru pendamping sepakat untuk pulang dulu setelah acara pembekalan dari Bu Risma untuk mengambil Koper perlengkapan dan sekaligus pamit kepada anggota keluarga yang akan ditinggal selama 6 minggu ke Liverpool. Sedangkan semua siswa anggota Delegasi diperintahkan untuk membawa serta semua koper dan perbekalannya ke Balai Kota sehingga selesai acara pembekalan dari Wal Kota bisa langsung berangkat bersama-sama naik Bus Kecil milik Pemkot Surabaya ke Bandara Juanda.

Semua anggota Tim Delegasi pun datang sesuai jadwal dan berkesempatan beberapa kali mengambil foto bersama di lobby Balai Kota. Diluar dugaan, ternyata para orang tua dan anggota keluarga siswa ABK Tim Delegasi Pendidikan juga hadir di Balai Kota. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para guru pendamping peserta delegasi untuk bercengkerama dengan orang dan siswa yang didampinginya agar bisa mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya terkait karakter dan kebiasaan siswa ABK yang menjadi tanggung jawabnya.

Akan tetapi, suasana ceria itu pun berubah menjadi sedikit gelisah bagi para guru pendamping ketika sampai menjelang jam 14.00 WIB, Bu Risma belum memasuki Ruang Pertemuan di Balai Kota. Padahal semula direncanakan kegiatan pembekalan ini akan diakhiri sekitar jam 14.00 sehingga para anggota Delegasi Pendidikan masih punya waktu untuk pulang mengambil koper dan pamit kepada keluarga.

Syukurnya tak lama kemudian Bu Risma datang memasuki ruangan dan langsung memberikan pembekalan tanpa didahului dengan acara seremonial dan protokoler. Beliau memberikan pembekalan dengan penuh semangat sambil sesekali menyapa dan menyebut nama anggota delegasi satu persatu, terutama dari kalangan siswa ABK yang berjumlah 7 orang tersebut. Ada beberapa point penting yang disampaikan oleh Bu Risma dalam pembekalan ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. St. Vincent School merupakan sekolah tertua di Eropa yang mendidik anak-anak Tuna Netra. Mereka telah ratusan tahun menyelenggarakan dan berpengalaman dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus terutama yang mengalami kebutuhan khusus terkait pengelihatan.

2. Bu Risma telah mengunjungi St. Vincent School beberapa waktu sebelum memutuskan untuk mengirim Delegasi Pendidikan ke Liverpool ini. Beliau telah melihat sendiri bagaimana program-program pendidikan dan berbagai fasilitas yang dimiliki oleh St. Vincent School dalam mendidik siswa Tuna Netra.

3. Banyak cabang olah raga selain juga musik dan pelajaran-pelajaran lain yang diberikan kepada para siswa St. Vincent School. Diantaranya yang paling menarik perhatian Bu Risma adalah pelajaran olah raga basket. Siswa St. Vincent School telah memperlihatkan kemahiran mereka dalam memasukkan bola basket dalam keranjang lawan. Bahkan yang paling mengagumkan bagi Bu Risma adalah bahwa ternyata Kapten Tim Basket / Crocket kebanggaan Kota Liverpool adalah alumny St. Vincent School yang nota bene adalah seorang penyandang Tuna Netra.

4. Kepada para orang tua ketujuh siswa inklusi yang ditugaskan menjadi Tim Delegasi Pendidikan ini diminta untuk merelakan dan melepaskan kepergian anak-anak mereka untuk menuntut ilmu di Liverpool dengan ikhlas dan tanpa berat hati. Karen ajika orang tua masih berat berpisah dengan anak selama masa penugasan delegasi Pendidikan ini, maka di Liverpool anak-anak pasti akan merasa gelisah dan selalu kangen dengan rumah dan selalu kepikiran tentang orang tua. Hal ini tentunya akan sangat mengganggu ketenangan mereka dalam belajar dan menjalankan tugas sebagai anggita Tim Delegasi Pendidikan.

5. Untuk Para siswa anggota Delegasi Pendidikan Kota Surabaya ke Liverpool, Bu Risma berpesan agar mereka bisa belajar untuk menjadi mandiri. Mereka selama belajar di St. Vincent School akan diajari untuk menjadi manusia yang mandiri dan tidak lagi bergantung kepada orang lain.

6. Hidup ini pada hakikatnya adalah sebuah perjuangan. Dan setiap perjuangan pastilah memerlukan pengorbanan. Contohnya adalah kisah hidup Bu Risma sendiri ketika masih kuliah di Belanda. Budaya di sana tidak sama dengan di Indonesia yang selalu saling membantu satu sama lain. Di Belanda semua melakukan aktivitas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Hingga suatu ketika Bu Risma mengalami usibah berupa Laptopnya rusak pada saat banyak tugas kuliah yang harus segera diselesaikan dan dikumpulkan. Bu Risma tidak bisa meminta tolong atau meminjam Laptop teman-teman kuliahnya karena semua juga sedang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing.

Satu-satunya pilihan saat itu bagi Bu Risma adalah meminjam Komputer kampus untuk mengerjakan tugas. Akan tetapi aturan kampus saat itu tidak memperbolehkan mahasiswa meminjam computer kampus dan penjaga kampus serta penanggung jawab Labkom ngotot tidak membolehkan Bu Risma memakai computer kampus. Hingga setelah merayu dengan berbagai cara akhirnya diperbolehkan juga.

Bu Risma pun harus bekerja keras mengerjakan tugas di luar jam kuliah hingga tengah malam. Di atas pukul 24.00 sudah tidak ada lagi kendaraan umum yang lewat. Karena itu, Bu Risma setiap malam selesai mengerjakan tugas di kampus selalu berlalri menuju tempat kosnya yang harus selalu melewati kawasan rawan kejahatan, tempat para pemuda pemabuk dan criminal berkumpul. Terkadang para pemuda nakal itu mengejar-ngejar Bu Risma untuk melakukan kejahatannya. Bu Risma harus terus berlari dan bersembunyi dari kejaran merka. Bahkan sering beliau harus sembunyi dengan cara masuk ke dalam Got. Setelah mereka lengah, barulah Bu Risma menyelinap meninggalkan mereka dengan berlari sekencang-kencangnya. Hal-hal seperti itulah salah satunya yang telah membentuk kepribadian Bu Risma.

Oleh karena itu Bu Risma berpesan kepada anak-anak anggota Tim Delegasi Pendidikan untuk berjuang dan berkorban demi meraih masa depan yang lebih baik. Bu Risma berharap semua anggota delegasi Pendidikan ini tidak hanya bisa pulang dengan selamat, melainkan juga lebih pandai, lebih pintar dan bisa menularkan ilmunya kepada rekan-rekannya di Surabaya.

7. Bu Risma memberi tahu bahwa suhu di Liverpool sedang tidak terlalu dingin karena sedang musim panas. Akan tetapi beliau tetap khawatir jika tiba-tiba cuaca berubah dan sushu menjadi sangat dingin ketika kemarin beliau sedang di Paris. Oleh karena itu Bu Risma akan membekali anak-anak Tim Delegasi Pendidikan dengan baju hangat/longjun. Selain itu beliau juga menitipkan bekal untuk makan di Liverpool barangkali nanti ada yang tidak cocok dengan menu makanan yang ada di Liverpool. Bu Risma menitipkan 20 bungkus Popmie, 10 kaleng abon, 10 kotak kering tempe, 2 Kg beras organic dan 1 unit Rice Cooker dalam bagasi yang akan dibawa Tim Delegasi Pendidikan ke Liverpool.

Demikianlah, betapa besar perhatian seorang Wali Kota Surabaya, Ir. Tri Risma Harini kepada anggota Tim Delegasi Pendidikan Kota Surabaya pada khususnya dan kemajuan pendidikan di Surabaya pada umumnya. Terima kasih banyak Bu Risma. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang melimpah dan terbaik untukmu.

**************

Asrama St. Vincent’s School

Selasa, 18 Juni 2019 pukul 22.30 Waktu Liverpool

Penulis : SUPRIYANTO, M.Pd

Tim Delegasi Pendidikan Kota Surabaya di Liverpool United Kingdom

HP / WA : 0813 3741 8475

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post