Iqra, Bacalah...

#TantanganGurusiana

#TantanganHari_43

Saat-saat mengikuti tantangan menulis ini sungguh saya sadari betapa besarnya pengaruh kebiasaan membaca. Walau suka membaca saya tidak menjadikannya sebagai suatu rutinitas yang wajib.

Bahkan tiga novel yang kubeli sejak beberapa bulan yang lalu belum tersentuh sedikitpun. Padahal ketiga buku tersebut bukan jenis bacaaan berat, novel dari penulis ternama yang terkenal akan bahasanya yang santai, tidak akan membuat kening berkerut saat membacanya. Ah, sosial media begitu mengalihkan perhatian.

Kurang membaca akhirnya membuat aku kelimpungan sendiri saat mengikuti tantangan ini. Seringkali tulisan terhenti di awal paragraf. Ide telah menari- nari di kepala tetapi tidak mampu mengungkapkan dalam bahasa tulis itu sungguh sesuatu. Tak bisa mengembangkan tulisan karena minimnya referensi dan kosa kata. Sungguh saya sedang merasakan pahitnya sebuah kemalasan, malas membaca

Saya sadar betul betapa bermanfaatnya kebiasaan membaca. Contoh kecil saja, saat sedang menonton kuis siapa berani di televisi, saya dengan cepat bisa mendahui peserta menjawab pertanyaaan yang di berikan pemandu kuis. Wihh, ada rasa bangga tersendiri melihat saudara dan teman memandangku terkesima karena hampir seluruh pertanyaan kuis bisa kujawab dengan benar. Yah, karena aku gemar membaca, buku apapun akan aku lahap. Tetapi sekarang tidaklah demikian saya lebih asyik berselancar di dunia maya ketimbang membuka jendela dunia.