Suriwahyuni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Masakan Mama Selalu Menggoda

Gigi ku sakit, berdenyut denyut rasanya. Duh, sakit sekali. Begini toh sehingga tercipta judul lagu lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi. Tapi tidak lah dua-dua nya karena sakit gigi dan sakit hati sama-sama bikin uring-uringan, benak ku dalam hati. Semakin sakit, padahal sudah minum obat pagi tadi sehabis sarapan. "Saya izin permisi ya Bu, di jam pelajaran ke enam sampai ke tujuh nanti?" pinta ku pada Bu Lidya yang sedang piket hari ini. "Gigi saya sakit sekali" Aku tunjukkan pipi kiri yang sedikit membengkak di balik masker. "Oh, bengkak itu ya. Baik lah, ibu sampaikan dulu apa yang harus dilakukan anak-anak di kelas. Nanti saya akan awasi mereka" Bu Lidya memberi solusi. "Terimakasih ya Bu" jawab ku hikmad. 

Segera sepeda motor kesayangan ku melaju menjauh dari parkiran sekolah. Sesampainya di rumah, aku makan beberapa suap nasi putih dengan kentang goreng. Tidak berani pakai sambal atau lauk lain nya lagi. Aku tabur sedikit garam di atas nasi putih agar tidak terasa hambar. Aku kunyah perlahan-lahan suap demi suap makanan yang masuk ke dalam mulut ku. Cukuplah makanan ini untuk perut ku agar aku bisa minum obat nya lagi. 

Beberapa menit kemudian aku mulai tenang di tempat duduk ku. Sembari jari telunjuk ku menggeser-geser layar sentuh android. Aku Teringat akan janji dengan mama kemaren. Hari ini aku akan mengunjunginya di kampung halaman ku. "Dimas, yuk kita ke rumah Eyang uti" aku mengajak Dimas yang masih duduk di kelas 9 SMP. "Sekarang Ma?" tanya anak ku riang. "Iya, bersiap lah kita akan segera berangkat" perintah ku kepada Dimas. 'Dimas, tidur di rumah Uti ya Ma?" Dimas menawarkan keinginan nya. "Iya, boleh besok kan libur. Siapkan lah pakaian Dimas untuk di sana ya" sahut ku mengaminkan permintaan nya. "Siap" jawab Dimas penuh makna.

Berdua dengan Dimas, kembali sepeda motorku melaju menembus jalanan di bawah terik matahari. Sepanjang jalan rasa kantuk sesekali menggelayut di mata ku. Waduh, tidak bisa cepat jalan sepeda motor ku ini. Sesekali aku harus menjaga konsentrasi agar tetap bisa awas dalam berkendaraan di sepanjang jalan. Upss,, mulai jalan berlubang-lubang aku lewati. Perlahan-lahan ban kereta terantuk-antuk batu dan lubang-lubang kecil. Semakin konsentrasi, aku jadi fokus pada jalanan yang harus aku pilih untuk ku lewati. Hikmah nya, jalanan yang membuat badan dan kepala ku ber ayun-ayun di atas sepeda motor ternyata dapat menghilangkan rasa kantuk ku. Hmmm.. akhirnya aku bisa lincah mengendarai sepeda motor ini.

Sampai di depan rumah mama, aku melihat banyak sekali pipilan jagung terpampang di atas terpal memenuhi halaman rumah mama. Sepeda motor ku tidak bisa masuk ke halaman rumah mama, jadi lah aku menumpang melewati halaman tetangga di sebelah rumah mama. Dimas segera turun dan memberi salam kepada Eyang Uti dan Eyang Kakong nya. Menyusul aku juga memberi salam setelah  memakirkan sepeda motor di halaman belakang rumah mama. Kebiasaan ku, begitu masuk rumah mama pasti tergoda melihat ke meja makan.  Ku buka satu per satu lauk di atas meja. Sedap sekali, sambal udang cabai hijau dengan sedikit kuah. Wah, segera ku telan air liur ku. 'Ma, aku makan ya" pinta ku ke mama. "Iya, makan lah" Jawab mama senyum. Seketika lapar lagi perut ku, sakit gigi ku pun tak ku rasakan lagi. Dengan lahap ku nikmati sepiring nasi dengan lauk sambal udang masakan mama ku ini. Selalu kangen dengan masakan mama. "Masakan mama is the best", batin ku sembari menikmati setiap suapan yang masuk ke dalam mulut ku. 

Setelah itu, dengan sigap aku, Dimas, Eyang Uti dan Eyang Kakong memasukkan pipilan jagung ke dalam goni untuk di simpan di dalam gudang. Agar tidak terkena hujan, karena cuaca sore itu terlihat mendung. Langit gelap bergelayut awan-awan hitam siap menurunkan air hujan.

#Tagur10

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Upss maaf pak, sy khilaf, ternyata Bapak. Sehat senantiasa Bapak. Salam literasi dari Langkat

17 Oct
Balas

Daripada sakit hati mending sakit gigi bun, hehe

15 Oct
Balas

Begitu ya Bun, sama-sama sakit. tapi di balik sakit hati ada hikmah yang luar biasa. Belajar memaafkan salah satunya. Karena pahala itu sesuai dengan ujiannya.

16 Oct



search

New Post