Surti Harjanti

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Tuntang. Ibu dari tiga anak. Tinggal di Candirejo, Tuntang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pertemuan Istimewa

Setelah menjadi senior pada saat OSPEK di daerah kepurun Klaten saya berniat untuk mengikuti KSR. Hal yang mendasari keinginan saya untuk mengikuti KSR adalah beberapa kejadian saat OSPEK berlangsung. Saat saat itu tugas saya adalah menjadi bagian medis walaupun ada beberapa anggota KSR yang membantu.

Pada suatu malam seorang junior mengalami sesak napas dan dia mengatakan bahwa dia merindukan ibunya. Padahal saat itu sang Ibu sedang berada di Kalimantan. Sungguh hal ini sangat mengganggu pikiran saya. Saya berusaha untuk menenangkan dia dan juga untuk mengembalikan motivasinya adalah mengikuti kegiatan OSPEK. Namun sampai hampir tengah malam dia masih terus merasakan sesak nafas walaupun sudah minum obat.

Sesak napasnya kumat karena dia mendapatkan bentakan dari senior yang notabene adalah teman saya. Hal itu membuat saya merasa sangat bersalah. Dan saya merasa bahwa saya tidak bisa melakukan apapun untuk membantu dia mengurangi penderitaannya. Setelah kejadian itulah saya bertekad untuk ikut menjadi anggota KSR.

Setelah berapa kali mendapatkan pelatihan dalam ruangan, kami bersiap-siap untuk melakukan Diklatsar yang diadakan di daerah Wonogiri. Saya lupa persisnya dimana tempat itu. Namun yang saya ingat bahwa pada saat jalan-jalan pagi kami sampai di waduk Gajah Mungkur.

Ternyata Diklatsar sangat berbeda dengan pelatihan dalam ruangan. Karena pada saat Diklatsar kami tidak hanya mendapatkan materi tentang kepalangmerahan. Kami juga mendapatkan gojlokan mental untuk meningkatkan motivasi kami. Juga untuk memantapkan dan menebalkan rasa percaya diri serta kerjasama dengan anggota yang lain.

Kami juga mendapatkan gojlokan secara fisik. Kami harus push up dengan masih menggendong tas punggung, sit up, squat jump dan lain sebagainya. Belum lagi bentakan-bentakan yang kami terima dari senior. Sungguh kadang pelatihan itu membuat saya merasa jeri.

Saya berada dalam kelompok di mana hanya 2 anggota laki-laki yang salah satunya adalah ketua kelompok saya. Sedangkan kelompok sebelah saya semua anggotanya adalah perempuan hanya satu yang laki-laki yaitu ketua kelompok.

Ada hal yang menarik perhatian saya dari ketua kelompok sebelah. Dia adalah orang yang berperawakan kecil kurus berambut keriting dan berkulit gelap. Secara fisik tidak ada hal yang menarik darinya. Namun ada hal yang lain yang menurut saya pantas untuk diperhatikan. Salah satunya adalah dia lucu. Saat yang lain merasa jeri dan takut dia justru memperlihatkan keisengannya. Bahkan dia mampu melucu di depan para senior yang galaknya Masya Allah.

Ada satu yang masih saya ingat percakapannya.

"Ayo Dek diam! Jangan ada suara!"

Semua terdiam dengan bentakan itu. Namun saat sang senior berjalan berkeliling dia berhenti di depan ketua kelompok itu.

"Apa kamu senyum-senyum. Dilarang tersenyum!"

Saya yang mendengar bentakan itu langsung ciut nyali saya. Yang membuat saya heean adalah jawabannya.

"Senyum-senyum pake mulut sendiri kok tidak boleh."

Saya bertanya-tanya sebenarnya anak ini terbuat dari apa ya hatinya? Berani bener. Ah, entahlah.

Setelah beberapa hari mengikuti Diklatsar saya baru mengetahui kalau namanya adalah Kuntadi. Dia anak FKIP jurusan olahraga.

Setelah selesai acara Diklatsar itu, beberapa kali saya mengikuti pertemuan di kampus Mesen. Ada rencana untuk mengadakan kegiatan di bulan Desember dan grup musik UNS, Pecas Ndahe, akan tampil. Saat itu tanpa rasa berdosa saya mengajak bicara Kuntadi. Saya bertanya padanya apakah dia akan berangkat atau tidak. Saya tidak sadar bahwa dia sebenarnya tidak kenal siapa saya. Saya sih pede aja. Kemudian kami ngobrol ngalor ngidul tentang diri kami.

Tentu saja saya tidak mengikuti kegiatan tersebut. Ayah saya tidak akan pernah mengijinkan anak perempuannya untuk pulang malam hanya untuk acara konser musik.

Satu hal yang saya tidak tahu, pertemuan itu sangat membekas pada diri Kuntadi. Dia mencari rumah saya. Kuntadi bahkan rela bertanya kesana kemari demi menemukan rumah saya.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post