Surtiyo Utomo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sempurnakan Aku

Malam itu dingin sekali.Tanpa terasa aku berjalan di dalam kegelapan malam. Aku tak tahu jam berapa saat itu. Tiba-tiba hujan gerimis turun ke bumi.Hal itu membuat jalanku terganggu oleh beceknya jalan kampung di sekitar daerah Lempake Samarinda.

Ku terus berjalan mengikuti jalan setapak.Tertatih-tatih kuberjalan. Mungkin orang lain tak akan mau melakukannya tapi demi amanah bapak maka aku bulatkan tekat untuk meneruskannya. Memang mengerikan dan menyeramkan sekali suasananya. Aku harus menemui teman bapakku walau aku mengerti kalau malam itu menunjukkan waktu mendekati tengah malam.

Tanpa terasa aku sudah mendekati terminal Lempake. Jalanannya ramai oleh datangnya mobil-mobil pribadi serta perusahaan yang berasal dari Kutai Timur dan Kota Bontang yang ingin menghabiskan malam minggunya di kota Samarinda. Berbahaya sekali pikirku saat itu. Dari kanan dan kiri jalan seberangnya tampak mobil bergerak kencang tapi aku harus menyeberanginya karena hanya inilah jalan yang terdekat dengan kampung teman Bapak. Alhamdulillah aku bisa melewatinya.

Sementara angin makin berhembus kencang dan hujan masih meneteskan airnya. Sekujur tubuhku basah kuyup. Aku berusaha mencari daun pisang yang mungkin saja bisa menjadi payung alami bagiku. Ohhh ternyata di sekelilingku hanya ditumbuhi oleh deretan tumbuhan singkong yang merupakan tanaman utama daerah tersebut. Karena yang ku tahu daerah itu merupakan daerah penghasil pati singkong. Ya sudah kalau begitu walau badanku mulai menggigil dan beberapa kali aku terpleset sampai-sampai sandal ku tenteng. Akibatnya kakiku penuh dengan tanah merah basah dan lengket.

Sampai pada suatu pohon besar, aku mendengarkan sesuatu. Ahhh aku berusaha untuk menghilangkan rasa takutku. Tapi suara itu makin kencang dan keingintahuanku timbul ada apa dengan suara jatuh tersebut. Aku berusaha untuk mendekat dan memperhatikan sekelilingnya. Tiba-tiba kepalaku kejatuhan sebuah bendah basah, lengket dan bau amis. Kontak saja seluruh badan merinding. Bulu kudukku naik dengan seketika. Aku terdiam dahulu sampai pada saat ku mendengar suara di atas pohon seperti ada orang yang sedang makan. Tak terasa juga aku menginjak kumpulan benda basah, lengket dan bau amis. Aku amati apakah gerangan yang terinjak kakiku. Ya Allah ternyata bangkai kodok hijau besar.Terkesiap dan terkesima aku sesaat. Berarti kodok-kodok hijau itu ada yang memakannya dan yang memakannya adalah suatu yang ada di atas kepalaku.

Langsung saja kuliat ke atas pohon besar tersebut.Aku berteriak keras Astaghfirullah al azhim. Ya Allah makhluk apakah itu sebenarnya.Ku tatap dan memandanginya. Ternyata seorang perempuan berambut panjang, cantik dan bergaun putih. “Kuntilanak benar kuntilanak ” teriakku dalam hati. Aku berusaha untuk menenangkan diri sambil sedikit demi sedikit kakiku bergerak meninggalkan tempat itu. Alhamdulillah aku bisa menggerakkan kakiku dan berjalan sejauh 100 meter dari pohon besar tersebut.Tetapi itu bukanlah jaminan kalau makhluk itu tidak mengikuti. Benar saja aku merasakan ada yang mengiringi perjalananku. Aku terus berdoa dalam hati. Ku teriakkan nama Allah dalam hati tanpa henti. Syukurlahlah aku tidak diganggunya sehingga aku menemukan kampung dimana teman bapakku tinggal. Rupanya aku telah ditunggu lama oleh teman bapakku tersebut. Kulihat waktu telah menunjukkan pukul 1 malam. Ahh saatnya aku harus segera pulang karena ini amanat bapakku.Tapi tapi aku harus melewati jalan itu lagi. Bagaimana ini ???

Aku harus pulang dan tetap harus pulang. Begitulah niat yang ada di dalam hatiku karena kalau tidak pulang malam itu siapa yang akan menjaga ibuku yang sakit di rumah sakit. Akhirnya aku balik badan dan kembali berjalan pulang melewati jalan tadi. Benar saja baru berjalan 200 meter tiba-tiba dipojokkan kebon singkong telah berdiri wanita berambut panjang tersebut. Dia tersenyum kepadaku tapi aku berusah untuk menghiraukannya. Aku berusah menjauh tapi wanita itu malah mendekat dan seterusnya. Anehnya wanita tersebut berjalan dengan cepatnya seperti melayang di atas tanah. Hal ini membuatku kesal dan timbullah rasa marahku.

” Hai kau yang mengikutiku. Apa maumu “

” Hihihihihihihihi aku tidak mau apa-apa “

” Mengapa kauterus mengikuti dan menggangguku “

” Aku hanya ingin berkenalan denganmu, anak muda “

” Siapa yang mau berkenalan denganmu pada malam-malan begini “

” Kau ya kau pasti mau berkenalan denganku “

Edannnnnnnnn !!! pikirku saat itu.

” Mengapa kau yakin sekali kalau aku mau berkenalan denganmu “

” Karena kau orang baik. Aku tahu kau merasa takut tapi kau memang pemberani dan hatimu bersih “

” Tahu darimana kalau hatiku bersih ? “

” Hiiiiiiiihihihihihihih hiiiiiiiiihihiihihihih hiiiiiiiihihihihihihi ‘

” Diammmmmm suaramu menakutkanku “

” Baiklah tapi maukah kau berkenalan denganku “

” Baiklah. Aku hanya ingin tahu apakah kau ini kuntilanak ? “

” hahahahahahaha menurutmu aku apa ? “

” Ya kuntilanak. Balik bertanya lagi ? “

” Salah anak muda.Aku makhluk ciptaan Tuhan. Sama dengan kau, anak muda “

” Terserahlah.Aku harus cepat pulang karena bapakku menunggu di rumah.Aku harus bergantian jaga ibuku yang sakit. “

” Benar khan apa yang kuduga. Kau anak yang baik dan hatimu bersih “

” Terus apa yang kau inginkan ? “

” Perkenalkan namaku Komariah.Dulu aku tinggal di kampung ini sekitar 20 tahun yang lalu. Aku meninggal karena dibunuh oleh suamiku sendiri tapi mayatku dikubur diam-diam olehnya. Keluargaku tidak ada yang tahu. Mereka pikir kalau aku telah kabur dan pergi jauh dari kampung ini. Aku hidup kesepian dan tak ada yang mau peduli denganku. Aku telah dilupakan oleh orang-orang yang mencintaiku. “

” Sungguh tragis kisah hidupmu dulu. Oh ya kenalkan namaku Aku “

” Aku sudah tahu kalau namamu Aku “

” Terus apa yang kau inginkan ? Apakah kau ingin menyuruhku untuk memberitahukan keluargamu? “

” Kau benar-benar baik hati. Kau mengerti apa yang kumau. Maukah kau dan ikhlaskah? “

” Jangan bicara ikhlas karena ku mau melakukan semua ini semata-mata kau Komariah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan seperti aku “

Komariah terdiam dan menatapku dengan tajam.

” Aku, disitulah aku dikubur oleh suamiku dulu “

” Dimana ? “

” 10 meter dari sini dekat pohon besar itu. “

” Ya ya ya “

” Bagaimana ??? “

” Aku akan kembali lagi ke sini sekitar satu dua hari ini. Aku akan beritahukan sesepuh kampung ini mengenai dirimu dan letak jasadmu dikubur. “

” Terima kasih. Kau telah mengembalikanku kepada kesempurnaan “

” Sama-sama. Bolehkah aku meneruskan perjalanan pulang? “

” Silakan anak muda. Aku tidak akan mengganggumu. Selamat jalan. Kutunggu janjimu“

Malam itu hujan masih turun rintik-rintik dan aku berhasil pulang ke rumah. Dua hari kemudian aku balik ke kampung itu dan menemui sesepuh kampung. Aku ceritakan semua tentang apa yang kualami. Alhamdulillah aku bisa dipertemukan dengan keluarganya yang ternyata ibu kandung Komariah masih hidup. Kondisi ibu tua renta dan mulai sulit mendengar orang bicara. Hari itu juga aku bersama penduduk kampung tersebut mendatangi lokasi dimana Komariah dikubur oleh suaminya. Penduduk segera menggali lokasi tersebut dan betapa kagetnya kami yang hadir saat itu setelah melihat kerangka manusia masih utuh. Kemudian ketua kampung memanggil polisi untuk memeriksa kerangka manusia tersebut.

Setelah mendengar kesaksianku dan memeriksa kerangka manusia tersebut maka polisi memastikan kalau kerangka manusia tersebut berjenis kelamin perempuan dan mati dibunuh dengan cara ditikam berkali-kali tubuhnnya dengan benda tajam Seiring waktu polisi berhasil menangkap suami Komariah yang memang mengakui kalau dia yang melakukan itu semua. Motifnya adalah harta warisan milik komariah berupa perhiasan yang semuanya habis di meja judi.Alhamdulillah semuanya bisa selesai dengan cepat.

Akhirnya kerangka Komariah dikuburkan kembali dengan cara Islam dan aku turut menghadiri pemakamannya. Yang membuat aku kaget adalah saat selesai pemakaman tersebut tiba-tiba aku merasakan sekelebat orang yang berbisik di telingaku sambil berkata, ” Terima kasih anak muda, kau telah menyempurnakanku untuk kembali kepada Sang Khalik “.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Serem. Top ceritanya pak.

24 Jul
Balas

Bisikannya menggetarkanku. Bagus, Pak.

24 Jul
Balas



search

New Post