Suryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Suka Duka Berniaga

Melalui usaha yang gigih, Siapa sangka hanya dengan bermodal kecil dapat keuntungan yang lumayan besar. Seperti halnya yang terjadi dengan hasil kerja keras Riani.

Sebelum Riani bergelut di dunia pendidikan, dulu ia sempat berjualan rempeyek kacang tanah dan juga berbagai macam kue, ada donat, bolu kukus, bolu ketan dan jenis kue kukus lainnya. Bahkan ia pun sempat memanfaatkan sepedanya untuk keliling berjualan macam-macam plastik dari kampung ke kampung yang ia tawarkan ke warung- warung yang dapat dilalui oleh sepedanya.

Awal mula berjualan plastik memang tidak begitu ramai pembeli, karena memang baru pertama kali ia lakukan, hingga dihari pertama berjualan tidak mendapatkan sepeserpun recehan yang ia bawa. Riani tidak putus asa, ia pun kembali untuk berjualan sambil membawa dagangannya yang ia gantungkan di depan stang sepedanya. Tepat pukul sembilan pagi ia mengayuh sepedanya dan kembali ke rumah pukul tiga sore. Timbul rasa gembira dalam hati Riani kala itu, karena ia mendapatkan uang hasil penjualannya yang lumayan untuk dibelikan beras dan selebihnya untuk dibelanjakan kembali. Ada rasa suka dan duka yang Riani alami ketika berjualan, kadang ada pembeli yang menawar harga dengan sedikit menyolot, ada juga yang mengatakan bahwa " suaminya kerja apa, kok bisa jualan seperti ini?" Rasa haru berkecamuk ketika ucapan tersebut terlontar. Riani pun sejenak terdiam. Kemudian ia katakan bahwa " Lah.. memangnya seorang istri itu tidak boleh membantu suaminya ya?" Si pelanggan pun langsung terdiam dan tersipu malu ketika mendengar jawaban Riani.

Hari pertama hingga hari ketiga belum begitu banyak pelanggan yang Riani dapatkan, namun dihari berikutnya justru banyak pelanggan yang memanggil Riani untuk berhenti dari kayuhan sepedanya. Riani merasa senang mendapati banyak pelanggan. Setelah hampir tiga bulan lamanya menjadi penjual plastik keliling, setelah itu pula Riani berniat untuk berhenti berjualan. Semua itu karena sesuatu hal yang mengharuskan Riani bedrest selama masa kehamilan trimester pertama. Sedih memang jika meninggalkan pelanggan yang sudah akrab, namun akan lebih sedih lagi jika Riani mengabaikan keselamatan janin yang ia kandung. Dan akhirnya Rianipun memutuskan untuk vacum dari rutinitasnya itu.

Trisemester pertama telah Riani lewati, ada rasa jenuh jika tidak memanfaatkan waktu luang yang ada. Sedikit putar otak dan mencoba membuat sesuatu yang bermanfaat, akhirnya Riani berhasil membuat rempeyek kacang tanah, tester membuktikan bahwa rasa dan kerenyahan yang pas dalam rempeyek itu membuat Riani semakin percaya diri dengan menitipkan rempeyek buatannya di warung tetangganya. Satu hari menghasilkan lima puluh bungkus dan dalam waktu sehari itu pula rempeyek habis terjual. Begitulah seterusnya hingga satu bulan penuh. Rasa bosan mulai menghantui pikiran Riani, ia ingin sesuatu yang baru, kali ini ia mencoba membuat kue putri ayu dan Alhamdulillah kue itupun laris manis. Hingga detik inipun masih saja ada pesanan yang antri. Dan untuk kue- kue yang telah disebutkan di awal, itu menyusul setelah dirasa cukup untuk mengganti menu kue yang ingin Riani sajikan selanjutnya.

Ternyata memang rezeki tidak kemana, meski tidak konsisten dengan barang yang dijual. Namun dari setiap dagangan yang Riani jual selalu memperoleh berkah.

Semoga terinspirasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post