Aku masuk ke ruang kelas untuk mengawas PAS, begitu juga dengan Yana. Yana mengawas diruang empat dimensi saya mengawas di ruang lima, s etelah itu kami sibuk dengan akitifitas masing-masing.

Wajah Yana masih muram seperti hari kemaren. Yana, oh Yana, jujur ​​aku kasihan sama kamu. Apa yang bisa saya bantu untuk Anda. Yana Gadis lembut, tutur halus bahasanya. Setiap saat dia selalu menyempatkan diri untuk membaca dan bercengkerama dengan teman-teman yang lain. Satu pertanyaan yang masih mengganjal dihatiku, apakah gerangan penyebabnya hingga Yana merasa dikucilkan dalam keluarga? Penyanyi Terjadi sejak ibunya berpulang Ke pangkuan Sang Pencipta.

Setahuku, waktu orang tuanya masih ada semua baik-baik saja. Yana anak yang rajin membezuk orang tuanya dikampung. Meskipun dia tidak bisa berdiam lama dikampung, karena dia juga memiliki kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan dalam waktu yang lama. Lebaran merupakan moment yang terindah bagi Yana, karena, apapun kondisinya dia selalu memprioritaskan untuk bisa pulang kampung, berkumpul dengan orang tua dan sanak saudaranya.

Masalah tampak jelas diwajahnya. Yana berusaha untuk tersenyum untuk menghadapi kenyataan hidup Raut wajah cantik masih menghiasi dirinya. Yana sapaku, ya, Tara jawabnya. Bagaimana khabarmu tanyaku, baik Tara jawabnya. Begitulah Yana. dia takkan mengumbar kesedihannya pada orang lain. Ini adalah salah satu sisi positif yang kulihat dari diri Yana. Dia bukan wanita yang mudah menceritakan kondisinya keorang lain. Semua yang dibicarakanya seolah-olah udah ada skejullnya. Berarti dia perempuan yang selalu berusaha untuk menjaga perasaan orang lain. Tapi kenapa perasaannya sendiri tidak bisa terjaga. buktinya dia merasa dikucilkan dalam keluarga. Entahlah aku juga bingung dan tak bisa menebak apa yang telah terjadi ..... bersambung