Suryani Tajuddin

Guru biasa dengan berjuta mimpi☺️ ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BANGKARA TAK SEBATANGKARA
Menelisik pedalaman Nusantara

BANGKARA TAK SEBATANGKARA

Kuda besi yang kutunggangi melaju di jalanan berbatu yang panjang. Tak ada aspal, hanya kerikil dan sedikit kubangan yang kutemui. Aku harus sangat berhati-hati, salah sedikit bisa terpeleset nanti.

Namun, rasa capek yang mendera hilang. Udara yang sejuk dan pemandangan indah hijaunya persawahan membuat lupa semuanya. Yang tersisa hanya syukur di hati, menikmati anugerah Tuhan yang tiada terkira.

Bangkara, sebuah desa kecil yang terselip diantara rimbunnya pohon kelapa, dihimpit puluhan hektar sawah membentang adalah sebuah desa yang unik yang ada di kecamatan bolano lambunu, kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Tak banyak yang tahu tentang desa Bangkara. Namun kita akan merasa betah jika telah mengunjunginya.

Perjalanan terhenti ketika seorang sahabat menyapa dan mengajakku beristirahat sejenak di kediamannya. Kemudian menunjukkan jalan kemana arah yang akan kutuju. Dari sinilah aku tahu, warga bangkara sangatlah ramah dan rendah hati.

Desa Bangkara sebenarnya menyimpan potensi yang luar biasa, jika saja bisa dikelola dengan baik dan benar. Sumber daya alam yang melimpah perlu di barengi dengan sumberdaya manusia yang terjaga agar bisa membuat desa lebih berkembang. Penduduk yang hanya sekitar 300 KK tidaklah banyak, namun cukup jika semua turut bersinergi membangun desa.

Apakah desa Bangkara sebatangkara?

Tentu tidak. Ada pemerintah daerah yang mestinya turut menggenggam dan memapah langkah demi langkah desa yang masih belumlah lama. Mungkin ada terobosan-terobosan yang dilakukan agar bangkara bisa lebih makmur dan berjaya.

Majulah bangkara, kau tak sebatangkara. Banyak pihak dan sumberdaya yang akan membantumu bangkit. Semoga suatu saat kau bisa menjadi desa terdepan yang bisa memberi inspirasi untuk banyak orang.

Mari beri semangat agar bangkara tumbuh menjadi desa yang hebat. Sehingga kita bisa melihat senyum-senyum tulus itu terulas setiap saat. Kita akan melihat anak-anak kecil terus riang bermain dan belajar menggapai cita-cita. Dan, biarkan petani menunaikan kewajibannya, mengasuh hijaunya padi hingga kemuning, menikmati suksesnya masa panen.

Terselip pula pesan untuk para pemuda, jagalah bangkara agar kelak menjadi permata di khatulistiwa. Jangan biarkan tikus-tikus kecil mencari celah di pematang-pematang sawah. Menggerogoti tanah-tanah yang tak seberapa luas dan meninggalkan sisa gigitan-gigitan yang tak mungkin tumbuh menjadi tanaman yang subur dan indah.

Sejatinya hidup bukanlah sekedar menjaga diri dari rasa lapar semata, ada sesuatu yang lebih berharga dari itu semua. Apakah itu? Kita pasti sudah mengetahuinya.

Semoga suatu saat bangkara menjadi desa yang hebat, menjadi pelopor dan ispirasi bagi semua orang. Aamiin ....

Sekali lagi, semangat berkarya wahai pemuda bangkara. Jika kau percaya, sukses itu ada di depan mata.

Palu, 27 Februari 2021

Salam Literasi dari Tengah Sulawesi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

27 Feb
Balas

Salam pak

28 Feb

Duh kangen.... dengan tulisannya

27 Feb
Balas

Kangen juga sama komentar nya...

28 Feb

Mantap ibu guru hebat

22 Nov
Balas



search

New Post