suryatmi supena

Saya adalah guru Seni Budaya di SMP Negeri 67 Jakarta. Pendidikan S1 jurusan Seni Musik. Pendidikan S2 jurusan Pendidikan Bahasa. Kedua pendidikan saya te...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sisi Positif Corona

Diawali pada bulan Maret 2019 ,saat Corona datang ke Indonesia. Di situlah awal KBM dilakukan di rumah atau dengan istilah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).

Sedih, lelah, stres hingga kini KBM masih PJJ. Sejak Maret 2019 hingga kini Agustus 2020.

Sedih karena tidak bisa mengajar dengan tatap muka. Tak bisa kubayangkan bagaimana kesulitan mereka karena harus mengerjakan tugas setiap harinya dari beberapa guru mata pelajaran. Di saat KBM tatap muka saja mereka masih ada kesulitan saat mengerjakan tugas hingga akhirnya saya mengulang perlahan menjelaskan materi yang mereka belum paham. Sedang sekarang? PJJ, mereka hanya menerima materi tanpa bisa bertanya secara detail kesulitan mereka saat mereka mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kasihan mereka, murid-murid belajar secara PJJ, imbas dari pandemi Corona.

Lelah karena harus menerima tugas murid-murid kadang hingga larut malam. Bahkan kadang tugas-tugas itu baru terkumpul hingga beberapa hari. Alasannya karena tidak punya kuota, kuota baru dibeli karena baru ada uangnya, hpnya punya orang tua lagi dipakai, hp bersama dengan adik mengerjakan tugas dan lain-lain alasan yang masuk akal. Sekolah tempat aku mengajar kebanyakan dari ekonomi lemah. Jadi aku maklum dengan semua alasan itu. Akhirnya aku tidak bisa menerapkan disiplin dalam menyerahkan tugas sekolah kecuali bagi anak-anak ekonomi menengah. Aku harus lebih bijaksana dalam bersikap dan harus banyak memahami kesulitan murid-muridku memperoleh kuota untuk mengerjakan tugasnya.

Stres karena aku tak bisa banyak membantu murid-muridku yang mengalami kesulitan memperoleh kuota. Jangankan untuk kuota, buat makan sehari-hari saja ada beberapa murid-muridku kesukitan. Yah, karena mereka dari golongan ekonomi lemah. Ada beberapa muridku yang orang tuanya diberhentikan dari pekerjaan. Kasihan, mereka tambah susah. Sangat miris.

Di balik semua kondisi pandemi ini ternyata ada sisi positif Corona. Aku bisa berkumpul dengan keluarga setiap hari. Aku juga bisa masak setiap hari buat keluarga. Hal yang tak pernah kulakukan. Biasanya aku selalu beli lauk matang buat keluarga, itupun setelah aku pulang mengajar. Hubungan keluargapun tambah akrab lebih tepatnya menjadi lebih harmonis. Walau demikian, aku tetap berharap dan berdoa agar pandemi ini cepat pergi berlalu agar kami bisa menjalani hidup secara normal seperti biasanya ketika Corona belum datang ke Indonesia. Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

moga wabah ini cepat berlalu, sudah saua follow, followback ya bu

20 Aug
Balas

Semangat Bu Ami, ini yang aku tunggu. Tulisan ibu, artikel ibu mantap. Salam sukses untuk kita semua

21 Aug
Balas

Rasanya nano-nano ya bu ....semoga cepat berlalu.

21 Aug
Balas



search

New Post