suryatmi supena

Saya adalah guru Seni Budaya di SMP Negeri 67 Jakarta. Pendidikan S1 jurusan Seni Musik. Pendidikan S2 jurusan Pendidikan Bahasa. Kedua pendidikan saya te...

Selengkapnya
Navigasi Web
TantanganGurusiana

TantanganGurusiana

Tantangan Menulis Hari ke-20

Sabtu, 7 Maret 2020

Kangen Ibu, Rindu Bapak

Tiba-tiba aku kangen pada bapak dan ibu. Beliau yang kusayang, keduanya telah tiada. Aku sedih belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku ketika masih hidup. Sekarang, keduanya telah tiada. Yang bisa kulakukan hanyalah berdoa setiap selesai sholat dan selalu merawat pusara keduanya.

"Bapak, ibu...aku kangen sama bapak, ibu. Maafkan aku yang belum bisa membahagiakan bapak dan ibu." Tak terasa air mataku mengalir di pipi.

Kuambil air wudhu dan kubacakan surah Yassin untuk kedua orang tuaku. Setelah itu hatiku merasa tenang dan lega karena telah mendoakan kedua orang tuaku.

Aku, anak kedelapan dari sepuluh bersaudara. Waktu lahir, aku prematur. Bapak dan ibu sangat sayang padaku karena sejak bayi hingga besar, aku sering sakit-sakitan. Tubuhku sangat ringkih. Untuk itu aku diperlakukan berbeda dengan saudara-saudaraku. Semua itu bukan berarti bapak dan ibuku pilih kasih tetapi karena fisikku yang lemah hingga sering sakit membuat bapak dan ibu memperlakukanku lebih dari saudara-saudaraku.

Aku teringat bagaimana sayangnya bapak dan ibu memperlakukanku.

"Ami, nanti pulang sekolah kalau hujan jangan pulang dulu ya, tunggu sampai ibu jemput kamu. Cuaca pagi ini mendung, takutnya nanti siang hujan," kata ibu mengingatkan karena khawatir pada kesehatanku. Padahal jarak rumah ke sekolah hanya lima menit dengan berjalan kaki.

"Ah, ibu, aku kangen pada ibu. Ibu yang selalu memperhatikan kesehatanku. Yang selalu perhatian pada makanku karena,malas makan. Ibu, sekarang semua tinggal kenangan manis yang tak pernah kulupa. Ibu, aku kangen ibu."Berderai air mataku, teringat semua kenangan bersama ibu tersayang.

Aku juga teringat perlakuan bapak padaku....

"Ami, sini, bapak bawa banyak makanan enak. Makanlah sepuasmu nanti setelah itu, baru saudara-saudaramu yang makan makanan ini." Bapak membimbingku untuk masuk ke kamarnya untuk makan makanan enak itu.

Selain itu aku sering berdiskusi banyak hal pada bapakku. Biasanya setelah belajar pukul 08.00. aku boleh nonton tv. Sambil nonton kami berdiskusi. Kadang mendiskusikan yang ditonton, kadang tentang kesulitanku belajar maupun menghadapi teman-teman yang usil padaku. Pokoknya, bapak adalah segalanya. Bapak bisa menjadi temanku, tapi juga bisa menjadi guru BKku yang dengan sabar mendengarkan curahan perasaanku dan mencarikan solusinya. Bapak is the best.

"Bapak, aku rindu bapak. Rindu belaian sayangmu dan rindu kita bercengkrama bersama sambil berdiskusi. Bapak..." Tak terasa air mataku membasahi pipi karena menahan rasa rindu.

"Ya Allah, tolong bahagiakan kedua orang tuaku karena ketika beliau masih hidup hambamu belum bisa membahagiakannya. Tolong tempatkan bapak dan ibuku di surga firdaus-Mu, aamiin." Kuucap doa dalam hati dengan kesedihan yang mendalam. Berharap, Allah mengabulkan doaku. Aamiin.🙏

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alfatihah buat Bapak dan Ibunya Bu Ami.

07 Mar
Balas



search

New Post