Susanah

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung...bekerja dengan ihklas untuk menjadi berkat bagi sesama ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Diam Bukan Emas

Ketika Diam Bukan Emas

Akhir pekan selalu menjadi hari yang diharap segera datang. Aku,suami dan anak semata wayang kami pasti memiliki jadwal acara. Meski kerap tak bisa bertiga karena diusia remaja,anak lelakiku sudah punya kegiatan bersama kelompok bermainnya di lingkup perumahan atau teman sekelasnya. Tapi agenda berdua dengan suami pasti ajeg. Kadang berkendara keliling kota sambil mengobrol mesra ala ABG yang sedang merajut cinta. Kebiasaanku yang bicara nyerocos menjadi hiburan bagi priaku yang gantengnya sejagad ini (bertambah wibawa karena rambutnya yang mekin menipis). Pria yang cool istilah anak gadis segera namun dia setia mendengar cerita bahkan keluhanku. Dan ini adalah malam minggu kami yang kesekian kalinya. Kami memutuskan nongkrong di kafé yang bertebaran di sepanjang pantai. Semua kafe memiliki menu yang sama yakni saraba. Saraba adalaj jenis minuman hangat yang terbuat dari jahe yang diparut lalu dicampur dengan gula merah dan susu. Fungsinya pastilah untuk mengahangatkan tubuh. Selain itu aneka stik dan jagung bakar. Kafe langganan kami memiliki saraba yang sangat nikmat. Dan kebiasaanku yang cerewet,menanyakan ini dan itu kepada siempunya kafe membuat kami bersenda gurau karena akrab…he he..kendati tetap bayar setiap mau keluar dari kafe. Setengah jam menunggu dan mulailah aku merecoki suami dengan banyak pertanyaan entang tugas kantornya yang semakin hari semakin banyak. Ah…suami antengku sekarang pun sudah ketularan karena setelah dia bercerita tuntutan pekerjaan di kampusnya yang menggunung,ganti meng-interogasi pekerjaanku di sekolah. Tak berapa lama sepasang suami isteri datang. Mengambil tempat duduk di seberang meja kami. Pikirku,pastilah mereka ingin menghabiskan waktu dengan pasangannya. Ternyata bukan kami sendiri…rasanya senang mendapati orang lain yang memiliki hobby sama dengan kami. Mereka berdua duduk,ngobrol sejenak untuk menentukan menu yang mereka pesan. Suamiku sering menunjukkan kemesraannya itu menjawil ujung tanganku karena mataku asyik memandangi pasangan di seberang meja itu. Ada yang ganjil menurutku. Setelah memesan makanan dan minuman,mereka masing-masing mengambil gawai mereka. Sang wanita kulirik,sedang ber-chatting ria,sementara sang pria memainkan permainan Farm Heroes Saga di telepon genggam miliknya. Sang istri senyum-senyum,sepertinya ada yang lucu dalam percakapannya di media sosial Facebook. Lama mereka terdiam,larut dalam dunianya masing-masing. Untuk apa mereka datang ke kafe berdu jika ujung-ujungnya hanya duduk dan matanya asyik melototi dunia maya mereka. Seakan yang jauh sangat dekat,sementara yang di samping berada di dunia lain. Cih…hatiku mengomel sendiri memperhatikan pasangan aneh itu (he he..menurut versi mataku). Suamiku menyenggol lenganku dan memberi kode lewat matanya,”Sstt..jangan usil”. Aku pun tersenyum dan membalas kode lewat mataku,”Mereka lucu….jauh-jauh dari rumah ke kafe hanya untuk berselancar dengan media sosial!”. Seberapa banyak keluarga seperti itu. Dunia nyata menjadi senyap namun ribut di dunia maya. Anggota keluarga sibuk dengan urusan masing-masing. Remaja atau anak-anak berkejaran dalam dunia game online. Ratusan aplikasi game yang bisa diunduh baik gratis maupun berbayar. Berjam-jam anak-anak masa kini menghabiskan waktu di kamar lantas lupa bersosialisasi dengan sekelilingnya yang sebenarnya adalah sekolah kedua setelah keluarga. Ibu-ibu rumah tangga terjebak dengan sinetron atau drama dan telenovela yang seolah tak pernah habis ceritanya. Dunianya ditipu sehingga waktu habs bukan untuk mengatur rumah tangga dan keluarga. para pria yakni kaum suami dan kaum bapak memiliki dunia lain di dunia maya. Suami,sitri dan anak terjebak pepatah “diam itu emas”. Suami lebih banyak diam karena tidak ingin dinilai otoriter di rumah. Banyak diam kepada anak,karena terlalu sibuk padahal ia memiliki waktu yang sama yakni 24 jam,namun tersia-siakan atas nama pekerjaan dan dunia pergaulan maya. Wanita terlena dengan segala jenis tayangan dan gossip yang berseliweran di jagad media sosial. Senangnya minta ampun mendapat julukan netizen”. Menciptakan keluarga ceria,keluarga yang penuh warna cinta karena masing-masing anggota membuka hati,membuka telinga untuk mendengar dan membuka mulut untuk berbicara. Berbicara adalah alat komunikasi yang tak tergantikan dengan barisan kata di story media sosialnya.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bunda

10 Jul
Balas

Keren dan semoga lolos

14 Jul
Balas

Berbicara adalah alat komunikasi yang tak tergantikan dengan barisan kata di story media sosialnya. Baarakallahu fiik ibu Susanah

10 Jul
Balas

Mantab dan keren bun..sukses

10 Jul
Balas

Keren Bund cantik ulasannya. Semoga lolos ya Bund.

10 Jul
Balas

Siiip. Ulasannya luar biasa. Kalimat terkahir yang sarat makna.

14 Jul
Balas



search

New Post