Oleh :Susanah

SEGENGGAM ASA MERAIH MIMPI

Mungkin terlihat suram malam ini, namun jika kita terus berpegang pada harapan, hari esok akan menjadi lebih cerah." – (Barack Obama)

Sejak melek mata ketika bangun dipagi hari,pada hakekatnya manusia memiliki harapan. Harapan akan hari yang lebih baik. Namun pengalaman hari lampau kadangkala mematikan semangat. Kepahitan hidup mematahkan keinginan untuk berjalan melalui waktu dan kesempatan yang disiapkan Sang Pemberi hidup. Manusia sering terkungkung dengan cerita masa lalu. Kecenderungan menanam cerita buruk yang menumbuhkan ketakutan dan berbuah kegagalan. Jika kegagalan demi kegagalan dibayangkan maka mandeglah motivasi untuk terus hidup.

Pandemi Covid-19 yang terus membayang di sepanjang 3 tahun ini mengacaukan tatanan yang telah nyaman dinikmati masyarakat. Bahkan lonjakan kasus selama tahun 2021 merenggut kebahagiaan keluarga. Ribuan orang harus merenggang nyawa karena terpapar virus yang berkembang menjadi varian baru. Lantas sampai kapan bayang kematian menebarkan sengat maut dan menghantui manusia tanpa pandang usia. Apakah dunia sedang menuju kepada kepunahan ? sebab penderitaan bukan saja karena penyakitnya yang menjadi penyebab namun dampaknya yang menyentuh semua sector. Kemiskinan bertambah dan negara pontang-panting mengentaskan warga negaranya agar tak terlalu menderita. Keputusasaan makin menjalar. Sepertinya tidak ada lagi hari esok yang cerah.

Guru dan siswa putus asa. Para pendidik seperti mengalami jalan buntu untuk menyalurkan ilmu sekaligus menanamkan karakter yang benar sebab dibatasi untuk bertemu kendati sudah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka. Para siswa mengalami kejenuhan tingkat tinggi sebab tak leluasa berjumpa dengan pemberi ilmu,guru yang disayangi pun dengan teman-teman sekelas yang memberi warna masa kanak-kanak dan remaja mereka. Semua putus asa???

Sebenarnya putus asa adalah keadaan yang manusiawi saat seseorang tak bisa lagi melihat jalan keluar dari permasalahan yang membelitnya. Manusia makhluk mulia,diciptakan yang dilengkapi dengan akal budi. Mestikah putus asa? Harusnya tidak,sebab orang yang mudah putus asa sebenarnya sedang meremehkan Tuhan Sang Pencipta alam semesta dan segala isinya. Maka jika ada yang putus asa harus segera bangkit. Kebangkitan seseorang dari patah asa adalah harapan.

Harapan bagai secercah cahaya ditengah kegelapan. Menurut Snyder (Carr, 2004:90), harapan adalah kemampuan untuk merencanakan jalan keluar dalam upaya mencapai tujuan walaupun adanya rintangan. Seseorang yang memiliki harapan meski hanya segenggam dia pasti memiliki kesempatan untuk maju.

Harapan adalah titik awal seseorang meraih mimpi. Bukan sekadar mimpi sebagai bunga tidur,namun mimpi meraih keberhasilan masa depan dan hari esok yang lebih cemerlang. Orang yang punya mimpi pasti punya harapan. Orang yang punya mimpi pasti memiliki kesempatan sebab ia sendiri yang menciptakan kesempatan.

Memasuki semester baru di tahun 2022 haruslah menuliskan kata-kata harapan.setelah ditulis diletakkan di dinding kamar,di meja kerja,dan dilangit-langit hati agar hidup terus berjalan dengan pasti. Orang yang memiliki harapan akan menemukan tujuan hidupnya lalu mimpinya pun akan terwujud.

Harapan tak perlu terlalu besar. Kecil namun hidup sehingga perlahan akan tumbuh,bertunas dan berkembang dan berbuah. Penyakit boleh datang. Kegagalan bisa terjadi namun harapan tidak boleh mati.

Selamat memiliki harapan

Biodata

Susanah, S.Pd., lahir di Gresik,Jawa Timur pada 1 febaruari 1967.

Penulis merupakan guru PPKn di SMP Negeri 10 Sigi,Sulawesi Tengah. Email: [email protected] dengan no WA 081341135630