Tangis Turun Bersama Hujan
Hujan seperti ditumpahkan dari langit. Tak berhenti sebentar, sambung lagi. Seperti pagi ini gerimis menyisakan basah di setiap sudut jalan.
Seperti airmata Nima yang belum kering sampai hari ini. Kematian anak yang baru saja dilahirkannya, membuat seluruh tulangnya terasa remuk. Perjuangannya untuk melahirkan secara normal tak berjalan lancar.
Pembukaan yang sudah cukup, kepala bayi yang sudah keluar, tak serta merta disusul oleh bagian tubuh lain. Bidan yang membantu persalinan sudah melakukan berbagai cara. Termasuk menggunting bagian luar tempat jalan lahir.
Sakitnya tak terperi. Akhirnya diambil jalan lain, ia harus segera di caesar.
Namun karena terlambat penanganan, akhirnya bayi itu tak dapat diselamatkan.
Sakit itu belum pulih, perih itu belum hilang.
Allah sudah menetapkan takdir, bahwa anak kedua yang dilahirkan Nima tak membawa nyawa ke dunia.
Innalillahi wainna ilaihi rajiun
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar