Susiana Manisih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kunci Sorga

Si bungsu ini memang lagi masa-masanya penuh rasa ingin tahu. Apapun yang menarik perhatiannya, akan menjadi bahan pertanyaan yang nggak akan berhenti begitu saja dengan satu jawaban. Pertanyaan lanjutannya bisa panjang dan lama.

Beberapa hari lalu, sebelum mulai sholat jamaah bersama saya di rumah, tiba-tiba mulut kecilnya bertanya, "Ibu, sholat itu kunci sorga ya?" Tak mau kehilangan momen, saya langsung jawab pertanyaannya, "Iya, nanti yang ditanya pertama kali di akhirat adalah sholat kita, kalau sholat kita baik, nggak bolong-bolong maka kita akan masuk sorga."

Dia kembali bertanya, “Aku pernah nggak sholat Isya sekali karena ketiduran, gimana dong kuncinya?" Wajahnya sedikit terlihat cemas. “Yah, nggak boleh diulang lagi. Karena kalau keseringan ninggalin sholat, nanti kunci sorganya rusak, nggak bisa dipakai untuk membuka pintu sorga lagi." Jawab saya panjang lebar.

"Terus, kalo nggak bisa buka pintu sorga, kita masuk kemana?" Tanyanya sedih. Ini pertanyaan penting penting, saya harus menanamkan pemahaman. "Nak, Sholat tidak boleh ditinggalkan, meskipun sedang sakit. Kalau sering-sering ninggalin shalat, kunci sorganya bisa rusak, dan orangnya gak bisa masuk sorga. Jadi dia masuk lewat pintu neraka." Jawab saya sambil membetulkan sarungnya yang kedodoran. Sejak itu, dia akan marah kalo sampai lupa/terlambat dibangunkan untuk sholat berjamaah.

Begitulah, mendidik di masa kecil bagai mengukir di atas batu. Lebih mudah tertanam dengan baik dalam memori anak. Sebagai orang tua yang masih punya anak kecil, sebaiknya kita tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak kita. Insyaa Allah akan diserap tanpa banyak membantah.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri, kadang rasa sayang/kasihan kepada anak membuat kita kurang disiplin dalam menanamkan nilai. Contoh, pernah sekali saya 'sengaja' tidak membangunkan dia untuk sholat Isya. Saat itu saya nggak tega melihat tidurnya yang pulas karena kelelahan. Namun, ternyata besoknya, dia marah dan meminta saya untuk membangunkan dengan segala cara agar dia bisa sholat. Subhanallah, ternyata dia lebih tegar daripada fisiknya yang cungkring.

Memahami bahwa momen pendidikan agama dan karakter harus dimulai sejak usia kecil, saya mulai percaya diri (baca: tegaan) untuk mulai menanamkan berbagai nilai. Kuncinya memang teladan. Alhamdulillah, sudah tiap hari, si bungsu bangun sebelum subuh. Sebelum tidur, dia selalu berpesan "Bangunin aku ya bu, jangan ditinggal sholat subuhnya!". Hiks. Jam berapapun aku bangun, dia ikut bangun. (Jadi inget video "children see, children do").

Saat ini, saya akan memulai eksperimen menanamkan nilai agama bahwa "laki-laki itu sunahnya sholat subuh di masjid." Meskipun sudah bangun sebelum subuh, si bungsu ini nggak pernah mau diajak ayahnya sholat subuh di mushola. Alasannya, 'Ibu juga nggak sholat di mushola!" (Hadeuh, bener-bener "al umm madrosati ula"). Berbagai penjelasan masih belum bisa masuk dalam nalar dia. Barangkali, iming-iming surga dan seisinya akan berada ditangganya masih jauh dari jangkauan dia.

Ujung-ujungnya, saya harus memberikan hadiah yang paling mungkin membuatnya tertarik. "Oke, kalau Akbar sholat subuh di mushola setiap hari selama sebulan, ibu akan kasih hadiah mainan lego yang besar!” Hadiah ini rupanya tokcer, dia langsung menyambar kopyahnya mengikuti langkah ayahnya ke mushola untuk sholat subuh. Pulang dari mushola, dia mulai menghitung hari untuk dapat hadiah mainan. Alhamdulillah. Pada saat yang tepat nanti, ketika dia sudah terbiasa sholat subuh di mushola, saya akan menanamkan nilai bahwa hadiah terbaik adalah dari Allah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post