BEDA PAHAM
#TantanganGurusianaMenulis 90 Hari (Hari ke-69)
BEDA PAHAM
Monang berangkat ke Medan setelah dinyatakan lulus masuk universitas negeri melalui jalur prestasi. Ia sangat senang. Ini adalah pengalaman pertamanya menginjakkan kaki di kota besar itu.
Perasaan bahagia dan cemas bercampur menjadi satu dalam pikiran Monang. Bahagia karena ia akan menjadi orang pertama di kampungnya yang kuliah di kota. Cemas karena penggunaan bahasa Indonesia Monang masih sangat janggal akibat keseharian menggunakan bahasa daerah.
Pagi ini Monang hendak pergi ke pasar. Ada banyak jenis angkutan yang berseliweran. Agar tidak keliru, ia menghentikan setiap angkutan yang melintas. Namun, tak ada satupun yang mau mengangkutnya. Monang heran mengapa begitu. Beberapa menit kemudian muncullah sebuah angkutan yang mirip dengan jenis angkutan sebelumnya. Monang menghentikannya, “Oh mau ke onan. Di sini namanya pajak, ayo naik!” jawab supir angkutan. Ternyata barulah supir ini yang paham maksud dari bahasa Monang.
..
*onan = pajak = pasar
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Beda nama....pasar, pajak serta onan
Iya ya bu, hehehee,,,,seharusnya judulnya gitu ya
Alhamdulillah. Bertambah lagi pengetahuan saya. Onan= pajak= pasar. Makasiy ya, Bun. Ceritanya keren!
Hehehe,,,,sama-sama bu. Itu bahasa daerah bu, bahasa batak. Salam kenal ya bu Teti
Siip Bu mantap pentigrafnya tetap semangat lanjut Bu salam literasi dan sukses utk semua
Terima kasih atas apresiasinya bu Rini, Salam literasi dan sukses juga buat ibu ya
Gak kebayang kalau gak ada satupun yg ngerti. Bakalan seharian Monang nungguin angkot. He...he...keren Bu.
Hahahaa,,,itulah bu. Terima kasih atas kunjungannya ya bu :)
Keren ceritanya ibu Susi cantik.. Semoga Monang segera me yesuaikan diri berikut berbahasa Indonesia yang baik, untung saja masih ada sopir yang mengerti bahasa Monang... Suskes selalu ibu.. Salam santun
Hehehehe,,,iya bu Trisna. Salam sukses juga buat ibu ya.
Bagus bingits bahasanya.. sukses selalu karyanya
Terima kasih atas apresiasinya bu Dwi. Salam sukses untuk ibu juga ya..
Hehehe..pasar namanya pajak jika di Medan..yah ..pantas nggak ada yang mau ngangkut monang... keren ceritanya bun.. salam sukses selalu
Hehehee,,,iya bu. :) Terima kasih atas apresiasinya selalu, salam sukses juga bu Solvia