Bondowoso yang merupakan salah satu daerah 3T, ternyata memiliki beragam kekayaan. Sebagaimana yang saya sebutkan di challenge 1 (autobiografi). Dari ujung barat ke timur, utara hingga selatan banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Di daerah barat, misalnya, terdapat air terjun tancak kembar dan pemandangan. Di daerah timur terdapat batu so’on-peninggalan jaman megalitikum, di daerah Solor. Selain itu, terdapat destinasi wisata seperti air terjun damarwulan, arung jeram bosamba, bendungan sampean baru, gunung raung, kawah wurung, patirana, kawah ijen dan masih banyak lagi.

Kawah Ijen yang merupakan salah satu destinasi paling populer bahkan hingga ke luar negeri. Lokasinya berada di perbatasan antara Banyuwangi dan Bondowoso. Kawah Ijen merupakan gunung aktif yang fotogenik. Kawah Ijen memiliki ketinggian 2.443 mdpl dengan volume 40juta m3. Kwah ijen merupakan salah satu danau dengan kawah terbesar. Keasamannya yang cukup kuat dapat melarutkan pakaian dan jari jemari. Danaunya berwarna hijau tosca memiliki kedalaman 1 km.

Jarak tempuh Kawah Ijen dari Bondowoso sejauh 70 km dari arah wonosari lalu ke Gardu Atak. Di pertigaan Gardu Atak menuju ke arah Sukosari kemudian ke Sempol. Desa sempol memiliki kekayaan alam berupa kacang makadam dan strawberry yang siap ekspor. Dari Sempol, wisatawan menuju ke Paltuding. untuk bermalam di sana terdapat Guest House Perkebunan Kopi PTPN XII di Kalisat, Jampit. Kopi terbaik pun di sajikan di sini, kopi arabica. Kebun kopi arabica yang hijau teratur bersanding dengan hutan pinus perhutani dan hutan perawan cagar alam Ijen-Merapi semakin menambah eksotik perjalanan menuju Kawah Ijen.

Jarak yang diperlukan untuk sampai di kawah membutuhkan waktu 2 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, kita akan bertemu dengan penambang-penambang belerang yang tradisional. Asap belerang yang sesekali menyapa mengharuskan kita untuk memakai masker wajah yang tebal.  Jika beruntung, kita dapat melihat blue fire yang hanya ada 2 di dunia. Salah satunya di Kawah Ijen ini.