Susi Hart

guru d SMK N 1 tapen...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENJADI REMAJA YANG BERNAS

MENJADI REMAJA YANG BERNAS

MENJADI REMAJA YANG BERNAS

“Bu, minta surat ijin!”

“Ke mana?”

“Mau masuk kelas, Bu.”

Aku melihat jam dinding yang terpajang di loby sekolah menunjukkan pukul 07.30 WIB

“Jam berapa ini, Mas?” siswa di depanku tak menjawab pertanyaanku. Aku pun menanyakan hal yang sama. Kemudian dia menjawab dengan wajah tertunduk

“Jam 07.30, Bu.”

Kejadian siswa terlambat terjadi hampir setiap hari di sekolahku. Terdapat 1.600 kasus keterlambatan di jam pertama yang terjadi selama 7 bulan terakhir. Tak sedikit siswa yang datang terlambat tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ketika ditanyakan biasanya mereka tidur hingga larut malam dan bangun kesiangan. Ke sekolah dengan terburu-buru. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Banyak hal yang harus dibenahi. Tidak hanya dari siswa, tapi juga pendidik dan lembaga pendidikan.

Pada tulisan kali ini berbenah dimulai dari diri siswa. Hal ini karena siswa sebagai generasi penerus bangsa haruslah pandai mengatur waktu untuk hal-hal yang positif. Selain itu, mereka akan mengukir masa depan bangsa ini dengan cerah atau suram berhgantung dari apa yang mereka kerjakan hari ini.

Berbenah berarti membongkar kebiasaan lama. Kebiasaaan yang menyebabkan bangun kesiangan. Hal itu bisa dilakukan dengan mengetahui sebab-sebab bangun kesiangan. Kebanyakan siswa bangun kesiangan karena tidur larut malam bahkan dini hari. Aktivitas yang biasa mereka kerjakan, misalnya, nonton bola, balap liar, dan nongkrong di warung kopi. Aktivitas tersebut dilakukan karena siswa bingung mengisi waktu luang dengan kegiatan sehingga ikut-ikutan teman melakukan hal yang serupa itu.

Padahal, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat. Misalnya ngeles, mengikuti ekstrakurikuler, kerja paruh waktu, mengikuti kegiatan rohani keislaman, mengikuti lomba-lomba yang sesuai dengan passion atau sekadar menulis di blog, wall fb, atau yang lainnya. Namun, kebanyakan kegiatan juga akan berakibat tidak baik pada diri. Bisa-bisa tugas utama sebagai murid akan keteteran. Oleh karena itu, perlunya fokus pada satu kegiatan.

Fokus bisa dimulai dengan Feel your heart, menemukan passion, yang sesuai bakat dan minat atau ingin mengubah kelemahan menjadi kekuatan. Setelah menemukan satu hal yang bisa ditekuni, kita bisa mengorientasikan diri pada ilmu dan pengalaman. Mengikuti satu hal dan sukses di dalamnya. Kita tidak bisa menjadikan mimpi hanya sebagai impian saja, tapi harus menjadikan mimpi sebagai sebuah kenyataan yang menyenangkan. Akan tetapi, kita tidak akan tahu kualitas kita tanpa adanya penguji. Alat uji kemampuan tentunya lomba. Kita bisa mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan banyak pihak, tentunya yang sesuai dengan passion kita tadi.

Ketika memutuskan untuk mengikuti lomba, kita harus menancapkan keyakinan bahwa kita harus menjadi juara. Dengan target setinggi itu tentunya kita tidak akan berleha-leha agar gelar juara bisa kita raih. Akan ada pengorbanan waktu, tenaga, bahkan biaya. Untuk itulah, kita perlu bergabung dengan komunitas yang memiliki visi dan misi yang sama dengan kita. Kalau kita fokus menulis, tentu kita harus tergabung dengan komunitas penulis. Dari komunitas itu kita akan bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Selain itu, dengan bergabung di komunitas akan membuat kita tetap semangat bahkan ketika sedang jenuh atau lelah.

Seteah menjadi juara, jangan lupa mengajak orang di sekitar kita untuk mengikuti jejak kita. Buatlah organisasi, ekstrakurikuler, atau perkumpulan dengan orang-orang baru yang kita ajak. Kemudian, tularkan ilmu yang kita miliki dan sebarkan semuanya. Karena ilmu yang bermanfaat itu ilmu yang digunakan dan disebarkan. Selain itu dengan menyebarkan ilmu akan menjadi pembuka pintu kebaikan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadistnya yang artinya :

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya diantara manusia ada orang yang menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya diantara manusia juga ada yang menjadi pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan. Maka berbahagialah orang yang Allah telah jadikan dia sebagai kunci pembuka pintu kebaikan ada ditangan nya. Dan celakalah orang yang Allah telah jadikan dia sebagai kunci pembuka pintu keburukan ada ditangan nya.”

[Hasan : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam sunan nya, hadits no 237. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah hadits no 195 dan dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah hadits no 1332]

Setelah menyebarkan ilmu, kita bisa membuat karya bersama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren sekali Bu ,bernas artinya berbuah dan berguna. Sehat dan sukses sllu .Salam kenal

20 Jan
Balas

Alhamdulillahsalam kenal dari kota tape

21 Jan

masyaallah luar biasa, menginspirasi, salam semangat bun.

20 Jan
Balas

Alhamdulillah. salam kenal dari kota tapeterimakasih suntikan semangatnya ^^

21 Jan



search

New Post