Hari ini 15 tahun yang lalu, tak ada yang menyangka. Sampah yang sering kita anggap hal yang sepele. Menjadi bencana luar biasa yang tak pernah diduga oleh siapapun. Sekaligus menjadi bencana “memalukan bagi bangsa yang beradab”.

Tepat pada tanggal 21 Februari 2005. Gunungan sampah sepnajag 200 m dan tingginya mencapai 50-70 meter hancur menenggelamkan dua pemukiman, kampung Cilimus dan kampung Pojok si sedkitaran TPA Aleuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. 157 jiwa harus meregang nyawa dengan tiba-tiba. Nyawa melayang karena sampah sungguh ironi. Tragedi ini menyadarkan banyak pihak pentingnya pengelolaan sampah agar tidak menjadi bumerang bagi kita sendiri.

Untuk mengenang kejadian itu, 21 Februari diperingati sebagai hari Peduli Sampah Nasional. sebuah pengingat bagi kita semua, bahwa kita sedang dilanda bencana darurat sampah bahkan sampai saat ini setelah 15 tahun bencana itu berlalu.

Rasa kepedulian terhadap sampah, bak langit dan bumi. Lihat saja di sepanjang jalan, di sekitaran rumah, perkantoran. Bahkan sungai dijadikan tempat pembuangan samapah, ya ngak salah kalau hujan bisa banjir. Salahnya sendiri. Dengan mudahnya kita bisa menemukan sampah. rasanya sulit sekali mengajak orang yang katanya “berpendidikan” tapi masih buang sampah sembarangan, seenak jidatnya saja membuang sampah. “Hey...lo pikir sampah itu bisa hilang dengan kedipan mata, atau hancur dengan sendirinya.. sadar...sadar oi.....” (maafkan daku yang terbawa emosi).

Ayok kita rubah kebiasaan buruk ini dengan mengurangi pemakaian sampah plastik. dan ingat buang lah mantan pada tempatnya..eh..eh...soryy, maksudnya buanglah sampah pada tempatnya.

#tantangangurusiana