Susi Sukarno

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENERAPAN BUDAYA 5S (SENYUM , SALAM, SAPA, SOPAN, DAN SANTUN ) DALAM UPAYA MEWUJUDKAN VISI

PENERAPAN BUDAYA 5S (SENYUM , SALAM, SAPA, SOPAN, DAN SANTUN ) DALAM UPAYA MEWUJUDKAN VISI

 

A. Latar Belakang

Nilai-nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat akhir-akhir ini mengalami penurunan dan mulai dilupakan dalam kehidupan bermasyarakat seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu penting adanya penerapan pada seseorang untuk dapat berkomunikasi yang baik sejak usia dini, peran sekolah dasar sangatlah yang paling mudah untuk menerapkan kebudayaan. Dengan itu menerapkan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) kepada peserta didik sejak usia dini dalam pendidikan Sekolah Dasar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang membangun karakteristik peserta didik dengan baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mempertahankan pentingnya nilai budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) dalam pendidikan Sekolah Dasar, membangun karakteristik yang baik dari lingkungan sekolah akan memberikan dampak baik untuk lingkungan masyarakat.

Sebuah bentuk etika maupun budaya yang sudah dibiasakan sejak lahir dan menjadi suatu akivitas penting dalam bermasyarakat, menjadikan pendidikan wadah untuk mengimplementasikannya. Kegiatan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) hadir pastinya karena masih adanya perilaku anak di jenjang pendidikan sekolah dasar masih minim, mengingat kita sedang berjuang di era globalisasi dimana peran orangtua, keluarga, lingkungan dan sekolah harus dapat menanamkan bagaimana nilai-nilai kepatuhan dapat tertanam dengan baik sehingga nilai-nilai yang ada dapat menjadi modal awal dan menjadi pegangan bagi anakanak untuk tetap taat, patuh dan menjadi cerminan masa depan yang lebih baik. Dasar dari 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) sebenarnya bagaimana sebuah proses alam yang tidak ingin ditinggalkan dalam aktivitas sosial antar individu. Tidak banyak dari mereka akan melupakan tatanan ini dan tidak sedikit pula yang mengimplementasikan dalam setiap aspek kehidupannya. Budaya 5S seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi maka orang mulai acuh dan meninggalkan budaya tersebut sehingga berdampak pada generasi penerus bangsa, misalnya: tidak sopan terhadap orang yang lebih tua seperti orangtua dan guru, dan mereka sudah mulai tampak individu (memikirkan diri sendiri) sehingga kurang peduli dengan orang lain.

SD Al Hikmah Surabaya sebagai sebuah institusi pendidikan memiliki visi dan misi sekolah yang berusaha dengan sepenuh hati untuk mewujudkannya. Visi SD Al Hikmah adalah meluluskan siswa-siswi yang berakhlaq karimah dan berprestasi optimal, sedangkan salah satu misinya adalah membimbing siswanya untuk selalu memiliki akhlaq yang baik. Kemudian dari misi ini kami spesifikkan lagi menjadi penerapan Budaya 5S.  Banyak sekali program yang ditemukan untuk meningkatkan nilai karakter diri para peserta didik, salah satu program yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter para peserta didik adalah membiasakan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Konsep 5S yang terdiri atas Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun merupakan praktek yang sederhana dan mudah dilakukan serta merupakan anjuran dari nabi kami Rasulullah. Jadi konsep 5S sudah sangat akrab di tengah-tengah kami. Tetapi dalam pelaksanaannya sehari-hari membutuhkan keikhlasan dan  kesabaran dan juga merupakan sebuah seni untuk membina hubungan dengan sesama manusia agar selalu berjalan dengan baik. Program ini merupakan kegiatan yang sederhana, namun memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama manusia.

B. TUJUAN AKSI NYATA

Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :

1.      Siswa dapat menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan guru dan teman-temannya.

2.      Dengan senyum siswa merasa lebih damai, senang, dan gembira berada di lingkungan sekolah

3.      Dengan sapa dan salam mempererat tali persaudaraan dan mencairkan suasana

4.   Dengan pembiasaan sopan dan santun akan terbentuk pribadi yang baik sehingga tercipta harmonisasi antar semua warga sekolah

C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Pembiasaan budaya 5S diawali dengan mengadakan kesepakatan kelas. Kelas yang penulis pakai sebagai 32 subyek adalah kelas  VIE karena penulis merupakan guru di kelas tersebut. Adapun runtutan kegiatan aksi nyata Budaya 5S mewujudkan konsep manusia beradab  ketika masa pandemi Covid-19 di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 sebagai berikut.

1. Mengadakan diskusi bersama peserta didik kelas VIE melalui aplikasi Zoom untuk membentuk kesepakatan kelas terkait budaya positif yang akan diterapkan di kelas VIE

2.  Pendapat-pendapat peserta didik diketikkan di dokumen melalui aplikasi Google Doc. 

3.  Setelah terdapat kesepakatan kelas dimana salah satunya adalah penerapan budaya 5S, guru dan peserta didik menandatangani kesepakatan kelas tersebut.

4. Guru memantau aktivitas peserta didik ketika mengumpulkan tugas melalui LCMS sekolahku Al Hikmah, ketika berdiskusi di grup kelas melalui WA atau Zoom Meeting.

5. Hasil pemantauan disampaikan kepada wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan guru lain sebagai bahan refleksi.

Tolak ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini sebagai berikut:

1. Siswa terbiasa memberi salam ketika berkomunikasi dengan teman, guru dan pegawai termasuk kepada tamu yang datang.

2. Siswa terbiasa memberikan senyum dan sapaan hangat ketika bertemu dengan teman, guru atau pegawai termasuk kepada tamu yang datang

3.  Siswa berperilaku sopan dan santun dalam kesehariannya di sekolah.

D. HASIL AKSI NYATA

Penerapan budaya 5S di masa pandemi diupayakan tetap dilaksanakan. Adapun hasilnya, yaitu sebagai berikut:

1.   Pembiasaan mengadakan kesepakatan kelas dalam membentuk budaya positif awalnya memang belum biasa dilakukan oleh peserta didik karena mereka belum terbiasa memberikan pendapatnya. Setelah dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan membentuk kebiasaan baik di sekolah. Beberapa peserta didik mulai memberikan pendapatnya.  Aplikasi virtual yang digunakan adalah Zoom Meeting.  Komentar peserta didik dituliskan di kolom chat. Dari beberapa pendapat disepakati Budaya Positif yang akan dilakukan, yaitu: a) membuka video ketika hadir di ‘online class’  b) budaya 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun), c) mengumpulkan tugas tepat waktu melalui LCMS Al Hikmah Sekolahku, d) menjaga iman dan imun agar aman.

2.   Poster kesepakatan kelas digital  yang dibuat ditandatangani dan dishare di grup WA kelas VIE.

3. Perilaku siswa ketika mengumpulkan tugas mulai diamati ketika pembelajaran online berlangsung. Ketika bertemu dengan guru meskipun secara online peserta didik tetap tersenyum, memberikan salam mencakupkan tangan dan menyapa guru yang ditemuinya.

4.  Pada awalnya ketika murid bertanya kepada guru lewat WA, banyak yang memulai percakapan dengan mengetik hurup "TC" yang artinya "Test Contact" untuk mengetahui apa gurunya sedang online atau tidak. Perlahan dengan adanya kesepakatan kelas untuk berlaku sopan dan santun, peserta didik mulai terbiasa mengucapkan salam dengan nada yang sopan dan bertemu guru di kelas online berperilaku santun juga.

5.  Kegiatan pembentukan budaya positif di sekolah mendapatkan apresiasi yang baik dari ketua Yayasan Al Hikmah dan guru lain. Para guru juga memulai untuk mengadakan kesepakatan kelas pada murid walinya untuk membentuk budaya positif. Hal tersebut menjadi langkah awal mewujudkan hubungan yang harmonis dengan peserta didik dan warga sekolah (konsep manusia yang beradab).

E. REFLEKSI 

Kebaikan yang diperoleh dari aksi nyata ini adalah pembiasaan membangun kesepakatan kelas bersama peserta didik dengan mendengarkan keinginan peserta didik, mewujudkan hubungan yang harmonis dengan warga sekolah melalui budaya 5S, dan perubahan sikap ke arah yang positif pada peserta didik, terutama dalam hal berkomunikasi dengan guru melalui aplikasi WA pada masa belajar dari rumah (BDR) atau kelas online. 

Tantangannya pada pelaksanaannya adalah tidak dapat membiasakan secara nyata di kelas secara tatap muka  karena masih pandemi. 

F. PERBAIKAN YANG DILAKUKAN

Jika nanti pembelajaran dapat berjalan normal, poster kesepakatan kelas akan dipasang di depan kelas supaya dapat dilihat untuk dilaksanakan oleh peserta didik. Hal ini juga dilakukan oleh wali kelas yang lain guna membentuk budaya positif sekolah.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

5 S, program budaya positif dan penanaman karakter mulia. Inspiratif. Salam sukses.

01 Jul
Balas



search

New Post