Susmintari Dwi Ratnaningtyas

Karena yang terucap akan mudah lenyap dan yang tertulis akan abadi seperti prasasti....

Selengkapnya
Navigasi Web
12. KACA MATA EMAK

12. KACA MATA EMAK

Aku melihat ke depan lagi. Nampak seorang suster mendekati Lana. Berbicara lembut dan mencoba merayu Lana agar mau beristirahat. Sebelum melangkah, Lana menatapku. Tak ada yang dia katakan. Hanya tatap netra yang tak begitu jelas kupahami maknanya.

“Riko, bagaimana Lana bisa membenciku sebesar itu? Apa yang kamu ceritakan tentangku padanya?”

Riko menghela napas lalu perlahan berkata, “Aku menyiakannya. Sejak awal dia tahu aku sangat mencintaimu. Lalu dia berubah menjadi seperti setelah ak mulai membandingkannya denganmu.”

“Riko, gila kamu.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post