Kemuliaan Seorang Pemaaf

Surti murid kelas enam yang rajin, pandai, baik, dan peduli. Sejak Ayah dan ibunya wafat, ia bersama nenek yang sangat sederhana. Neneknya bekerja buruh serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pulang sekolah, Surti sering membantu neneknya bekerja sebagai buruh membersihkan rumah, mencuci baju, menyetrika, dan mengasuh anak. Surti tidak pernah putus asa terhadap keadaanya. Dia sangat bersyukur masih bisa sekolah. Semua teman menyukainya kecuali hanya ada satu teman laki-laki bernama Faruk yang sering mengejek Surti dan usil.

Suatu hari, tas Surti tiba-tiba hilang. Ia kebingungan mencarinya. Faruk hanya melirik dan tersenyum puas melihat Surti kesusahan. Untung saja ada teman dekatnya bernama Lesti menemukan tas di sudut almari dengan kondisi berserakan dan bukunya sobek. Ia hanya bisa menangis dan bergumam dalam hati menerka siapa yang tega melakukannya. Ibu Salamah, selaku wali kelas bertindak tegas dan menyelidiki siapa yang berbuat onar di kelas. Beliau mengancam untuk memberikan sanksi berat jika tidak ada yang mau mengaku. Semula tidak satu pun yang bergeming. Akibat desakan dan ancaman sanksi Bu Guru, Faruk ketakutan dan mengakui perbuatannya.

Dengan polos, Surti mendekati Bu Salamah dan memohon agar tidak menghukum Faruk karena Surti sudah memaafkannya. Bu Salamah akhirnya hanya menyuruh Faruk minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya. Semua siswa dihimbau untuk saling menghargai, saling melindungi, dan tidak saling menyakiti.

Bondowoso, 23 Juni 2020

#TantanganGurusiana (Hari ke-154)

#Pentigraf (Hari ke-3)