SUTRIMAN, S.Pd, M.Pd.

PROFIL PENULIS Sutriman adalah penulis kelahiran Banyuwangi pada 5 Agustus 1968. Ia alumni Universitas Islam Malang jurusan Magister Pendidikan Bahasa Indonesi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tawakkal Di Balik Upaya Maksimal

Tawakkal Di Balik Upaya Maksimal

Tawakkal Di Balik Upaya Maksimal

Semua proses ikhtiar telah dilakukan Sang Ayah dengan sungguh-sungguh. Rangkain kegitan Sipenmaru dapat diikuti dengan lancar. Kini saatnya Sang Ayah bertawakal untuk menyerahkan semua hasilnya kepada Yang Maha Kuasa. Sang Ayah berterima kasih kepada tuan rumah yang selama tiga hari berturut-turut, telah diizinkan menumpang di rumah beliau sebagai tempat singgah dan berteduh. Tidak hanya itu, tenaga dan finansial pun beliau korbankan untuk melayani sebagamana tamu tak diundang. Hanya Allah lah yang bisa membalasnya, karena Sang Ayah tak berdaya untuk membalsa kebaikannya. Keesokan harinya, Sang Ayah berpamitan pulang ke tanah kelahiran dengan mengukir kebaikan beliau yang tak mungkin terlupakan.

Sang Ayah berboncengan menggenjot sepeda onthel menuju stasiun Ajaasa. Setelah membeli tiket, beberapa saat kemudian, kereta pun datang dari arah selatan. Petugas bagasi langsung menaikkan sepeda onthel tua yang sangat berharga tesebut di gerbong paling belakang. Sang Ayah mengikuti arus antrean penumpang di pintu terdekat. Tidak sampai sepuluh menit, kereta langsung melesat menuju kota pisang Banyuwangi. Sang Ayah memilih duduk di pingir jendela agar bisa menikmati pemandangan alam sepanjang perjalanan. Suasana mencekam sangat terasa ketika memasuki dua terowongan Gunung Gumitir di wilayah Garakan. Gelap gulita bagaikan malam terasa beberapa menit saat lokomotif sudah memasuki terowongan bersejarah peninggalan Belanda tersebut. Sungguh tak tebayang betapa besar pahala mereka yang telah bekerja keras mampu melubangi gunung sepanjang itu demi terbukanya akses jalan kereta aapi. Yang pasti amal jariyah terus mengalir sampai kapan pun.

Tidak terasa, tidak sampai satu setengah jam kereta sudah sampai di stasiun Kalibaru Banyuwangi. Sang Ayah langsung turun dan menunggu petugas bagasi yang menurunkan sepedal onthel dari gerbong paling belakang. Tidak beberapa lama kemudian sepeda sudah berada di depan loket. Sang Ayah menggenjot lagi sepeda onthel menuju rumah yang masih memerlukan waktu hampir setengah jam. Alhamdulilah, Sang Ayah sampai di rumah ddengan selamat dan bertemu dengan kedau orang tua.

Bondowoso, 13 Juli 2020

#TantanganGurusiana (Hari ke-174)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post