Suwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Elegi Seei Batang
Gambar Diunduh dari Google.com

Elegi Seei Batang

Menulis 365 hari, hari ke-337 (1042)

2. Berkenalan dengan Someone

Semilir angin mengelus lembut tubuh Wirma yang pada saat itu sedang duduk-duduk termenung di tepi Sei Batang. Entah apa gerangan yang membuat dirinya datang ke tepian dermaga sungai itu. Rasa penasaran Wirma dengan seseorang yang selalu bertemu dengan dirinya makin menjadi-jadi. Suatu ketika Wirma ke perpus di kampus Wirma bertemu dengan pria tersebut. Lain waktu ke cafe di kampus juga bertemu. Kemudian ke toko buku, bertemu lagi Wirma dengan orang tersebut.

Beberapa bertemu tak sengaja tersebut menjadikan dirinya kalut. Namun tak pernah dia mencoba untuk bertemu dengan pria tersebut. Begitu pun pria tersebut tak juga ingin tahu namanya. Tetapiira sdah betekat dalam hatinya jika dia bertemu dengan pria tersebut akan memberanikan diri untuk berkenalan walau tanpa harus berjabat tangan. Ras penasaran menggelora ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Terkadang dia bertanya dalam hati ada apa gerangan dengan dirinya? Apakah dia juga ingin tahu namanya? Semua berkecamuk dalam pikirannya.

Ketika dia masih berandai-andai tiba-tiba dia dikejutkan dengan panggilan telepon dari sahabatnya Nesa.

“Wirma, kau lagi di mana sih? Kok tak ada di kampus?”Tanya Nesa kepo.

“Aku lagi di tepian dermaga Sei Batang Nes.” Ke sini kalau kau mau ikut.” Jawab Wirma agak tersendat.

“O di situ Wir, memangnya ada apa kau ke situ?”Kata Nesa ingin tahu.

“Menghilangkan duntuk saja Nes, jadi aku ke sini.” Seru Wirma agak kaku.

“Ok, kalau begitu Wir, sorry ya aku tak bisa menemanimu di situ, soalnya aku lagi ada tugas yang kukerjakan. Aku lagi di perpus ne Wirma.” Ujar Nesa.

“Iya Nes, silakan lanjutkan ya, aku di sini dulu ya Nes.” Ucap Wirma.

Setelah percakapan itu, ternyata ada seseorang yang secara tak sengaja menguping pembicaraan Nesa dan Wirma lewat smartphone. Pria itu merupakan kakak tingkat Wirma dan Nesa yang selama seminggu ini selalu kebetulan bertemu dengan Wirma di mana-mana.

Pia itu bergegas menuju tepian dermaga Sei Batang seperti yang didengarnya lewat telepon tadi. Ternyata laki-laki tersebut juga merasa penasaran dan ingin berkenalan dengan Wirma, tetapi belum mempunyai keberanian prima dalam mengenalkan diri. Pria misterius itu segera mengambil motornya dan segera taancap has menuju tepian dermaga Sei Batang.

Tak berapa lama, sampailah ptia misterius itu di tepian dermaga Sei Batang tersebut. Setelah dia memarkirkan Supra X-nya dia segera mendekatai Wirma yang tak menyadari kedatangannya. Wirma masih berhalu memikirkan kebetulan-kebetulan dia bertemu dengan pria misterius tersebut. Dia tak menyangka jika dia sudah berada di samping Wirma sekarang.

“Hai, katanya, boleh duduk di sebelahmu?” Tanyanya dengan sopan.

“Hai juga, silakan saja kan ini tempat umum, tak ada yang bisa melarang seseorang yang ingin duduk di sini.”Jawab Wirma sekenanya.

Sebenarnya Wirma sangat berdebar jantungnya ketika dia tahu orang yang duduk di sampingnya adalah orang yang dipikirkannya sejak tadi. Kok bisa, bagaimana mungkin dia tahu aku berada di sini. Wirma sebenarnya mau ambil langkah seribu dan ingin meninggalkan kakak kelas misterius itu. Tetapi kakak misterius itu berhasil membuat Wirma tak beranjak dari tempat duduknya.

“Bolehkah kakak tahu nama adek?” Tanyanya dengan hati-hati.

“Namaku Wirma, nama kakak siapa?” Wirma balik bertanya.

“O nama adek Wirma, nama kakak Rian, tepatnya Akbariansyah Pratama.” Jawab Rian dengan bersemangat.

“O Kak Rian, senang bisa berkenalan dengan Kak Rian.” Ucap Wirma ragu.

Sekali lagi Wirma akan meninggalkan tempat itu karena jantungnya dari tadi berdebar-debar sampai tak karuan. Dia masih bingung kok bisa kak Rian secara kebetulan ke sini dan apakah itu ada unsur kesengajaan untuk bertemu di sini. Semua pertanyaan itu berkecamuk di dalam hatinya. Wirma merasakan dia seperti orang yang sedang jatuh cinta saja pikirnya. Tetapi itu ditepisnya jauh-jauh tak mungkin orang seperti Kak Rian sengaja ingin kenalan dengan dirinya, terlalu pede.

(5)

Bersambung . .. .

Salam literasi

Tanjungpandan, 2 Desember 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post