Suwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Elegi Sei Batang
Gambar Diunduh dari Google.Com

Elegi Sei Batang

Menulis 365 hari, hari ke-339 (1044)

Apakah ini cinta sungguhan ataukah nanti akan menjadi dilema dan problema bagi Wirma. Wirma merasakan ada getaran hati setiap kali bertemu dengan kak Rian. Rasa penasaran ingin bertemu dan ternyata hari ini sudah terjawab bahwa dia juga merasakan penasaran seperti yang ia rasakan. Apakah dirinya akan bertepuk sebelah tangan dengan kak Rian? Sepertinya kami berdua sama-sama merasakan hal yang sama.

Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Sesampai di rumah dari tadi, pikiran Wirma melayang ke kak Rian yang tiba-tiba mendatangi dirinya di dermaga Sei Batang tempat dirinya sering menenangkan diri. Seolah kak Rian juga sudah setuju, itu akan menjadi tempat favorit kita berdua nantinya. Entahlah, hanya masa yang bisa menjawab dan menjadi saksi nantinya.

Segera Wirma beranjak dari tempat duduknya dan mengambil handuk dan mandi karena tak lama lagi nanti azan magrib kan segera menjelma. Sementara Wirma mandi, adiknya Fira juga sudah pulang dari kampus dan ingin mandi juga tetapi menunggu antrian kakaknya Wirma.

Sementara Wirma mandi, Nesa menelepon Wirma. Karena teleponnya di luar kamar mandi makanya Fira minta izin untuk menangangkat teleponnya siapa tahu ada berita penting. Wirma megiayakan permintaan adiknya. Ternyata Nesa hanya bertanya apakah Wirma sudah sampai di rumah? Fira mengatakan bahwa kakaknya sudah sampai di rumah dari tadi. Nesa segera mengakhiri teleponnya dan nanti mengatakan bahwa dirinya akan menelepon Wirma jika dia sudah mandi.

Selesai mandi, Wirma segera ke kamar dan berpakaian dan Fira mengatakan jika nanti Yuk Nesa akan menghubungi Ayuk Wirma jika sudah selesai mandinya. Wirma mengucapkan terima kasih dengan adiknya yang telah mengangkat telepon dari Nesa. Giliran Fira segera mandi karena dari masjid sudah kedengaran ngaji-ngaji itu artinya tak lama lagi azan magrib akan berkumadang.

Begitu selesai berbaju, Wirma segera menelepon balik Nesa dan bekata.

“Halo Nes, tadi ngebel ya? Maaf ya tadi aku sedang mandi dan yang ngakat telepon adalah adikku Fira.” Ucap Wirma.

“Iya Wir, gak papa, aku hanya memastikan saja bahwa kau sudah berada dirumah karena tadi aku tak sempat menemanimu di dermaga Sei Batang.”Kata Nesa dengan sedikit tercekat kata-katanya.

“Iya Nes, aku benar-benar merasa seperti orang yang sedang dimabuk cinta dan seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Ujar Wirma bersemangat.

“O begitu, wah gimana ceritanya wir, kok bisa seperti itu?”Ucap Nesa.

“Besok di kampus ya, kita akan bercerita panjang lebar tentang apa yang aku alami hari ini. Sekarang Nesa cukup penasaran dulu dengan cerita singkat dari aku tadi. Sampai jumpa besok.”Ujar Wirma sambil menutup teleponnya.

*************

Keesokan harinya Nesa sudah tak sabar ingin bertemu dengan Wirma dan mendengarkan cerita indah Wirma kemarin. Namun Nesa harus menahan dulu karena Wirma masih ada kuliah makul Speaking 1 dengan Mrs. Rarasati. Makul tersebut Wirma mengulang karena dia mendapat nilai D sedangkan Nesa mendapat nilai B, itu sebabnya mereka berbeda sedikit mata kuliahnya dan itu hari Rabu dari pukul 13,00 sampai pukul 14,30 WIB.

Sementara Wirma kuliah, Nesa menyibukkan diri ke perpus tempat biasa dirinya dan Wirma ketika tak ada mata kuliah (makul). Nesa seorang mahasiswa yang gesit dan cekatan ketika mengikuti kuliah dan mengerjakan tugas makul. Baginya tak ada waktu luang tanpa dimanfaatkan dengan baik karena dirinya ingin menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya.

Nesa tak ingin dirinya menjadi contoh yang tidak baik bagi kedua adiknya yang masih di SMA dan di SMP. Akhirinya kuliah itu merupakan keharusan jika ingin masa depan lebih baik ke depannya. Dia tak ingin seperti orang tuanya yang hanya tamatan Sd dan SMP. Orang tuanya selalu berwanti-wanti bahwa sudah seharusnya dirinya melakukan tugas belajar dengan baik.

Oang tua Nesa sudah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan kesempatan anak-anaknya untuk belajar dan belajar. Jangan seperti mereka yang menyesal itu datangnya selalu belakangan ketika semuanya sudah terjadi.Namun di balik itu orang tua Nesa selalu memotivasi ketiga anaknya untuk tetap semangat dalam kuliah dan belajar. Istilah yang sering didengar “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.” Yang berarti seseorang diwajibkan untuk meneutut ilmu dari masih digendong sampai seseorang masuk ke liang kubur.”

( Bagian 7)

Bersambung . . .

Salam literasi

Tanjungpandan, 4 Desember 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang menarik

04 Dec
Balas



search

New Post