Suwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Elegi Sei Batang
Gambar diunduh dari Google.com

Elegi Sei Batang

Menulis 365 hari, hari ke-20 (1091)

Episode indahnya asmara

Bag. 30

Semua hikmat melakukan kegiatan rutin salat di rumah dan di masjid. Mereka keluarga yang taat menjalankan perintah Allah SWT. Mereka tidak pernah melalikan salat apalagi meninggalkan salat. Beruntunglah manusia yang sejak kecil sudah dibiasakan oleh orang tuanya untuk melakukan salat dan melakukan ibadah rutin lainnya seperti puasa, zakat, sedekah, dan berbagi kepada kaum dhuafa. Nikmat yang dapat dirasakan ketika bisa berbagi kepada orang lain.

Sepulang salat dari masjid, Rian segera bersiap-siap memakai baju yang rapi dan tak lupa menyisir rambutnya. Ketika dia sudah siap berangkat, Rian tidak lupa membawa bunga yang dibelinya tadi pagi. Sebelum berangkat, tak lupa Rian berpamitan kepada kedua orang tuanya.

“Yah, Bu, Rian mau berangkat dulu ya, menemuai gadis pujaan hati Rian. Doakan agar dia mau menjadi tambatan hari Rian ya Ibu, Ayah.” Pinta Rian.

“Baiklah Nak, Ayah, Ibu, dan adik-adikmu mendoakan apa yang menjadi hajatmu mudah-mudahan terkabul dan mudah-mudahan si gadis mau menjadi calon menantu Ibu.” Doa Ibu untuk Rian.

“Iya Kak, kami semua mendoakan kakak, semoga calon kakak ipar mau menjadi kakak ipar kami nantinya.”Ujar Salman mewakili.

“Terima kasih doa ayah, ibu, dan adik-adik untuk kakak. Semoga Allah SWT mengijabah doa kita semua. Aamiin.” Jawab Rian.

Rian lalu mencium tangan kedua orang tuanya . Demikian juga adik-adiknya mencium tangan kakaknya dan mendoakan kakaknya. Suasana seperti Rian akan berangkat jauh padahal hanya akan pergi ke rumah gadis pujaan hatinya yang hari ini akan memberikan jawaban atas permintaan Rian. Sebelumnya Rian sudah meng-sms Wirma bahwa dirinya akan berangkat ke kost-an Wirma sesudah salat asar hari ini.

Bismillahirrohmanirrohim, sebelum berangkat naik motor Rian sudah melafazkan doa kepergiannya. Semua keluarga mengiringi keberangkatan Rian dan semua melepasnya dengan doa, semoga calon Rian menerima Rian sebagai calon pendamping hidupnya. Semua berdoa untuk keberhasilan Rian. Aamiin.

*******

Di kost-an. Wirma segera bersiap-siap, setelah mendapat sms dari Rian, baik menyiapkan makanan maupun minuman ala kadarnya demi menerima tamu agung yang menantikan jawaban darinya. Dadanya berdegup kencang menanti kehadiran sang pujaan hati, Sudah seperti orang yang sedang jatuh cinta saja pikirnya dalam hati. Hatinya berbunga-bunga menunggu kehadiran kak Rian. Apakah aku sudah jatuh cinta kepada kak Rian. Apakah aku sudah siap menerima dirinya?

Wirma seperti orang binung saja, mondar-mandir ke sana-ke mari, hatinya gundah gulana seperti orang yang sedang diabuk asmara. Terbayang kedatangan Rianyang memang sudah dinantikannya. Di sisi lain, dia teringat kepada cewek-cewek yang sering mendekati kak Rian. Aduh bagaimana ini pikirnya. Semua berkecamuk di dalam hatinya yang sekarang sedang tidak karuan.

Asmara, ke mana lagi akan kucari? siapa yang kan mengusir sepi,di saat ku sendiri oh oh. Asmara, mungkinkah kau sampaikan padanya? Walau hatiku penuh derita, aku masih selalu cinta. Alunan lagu dari radio terdengar di telinga Wirma. Namun dia tidak bisa menikmati lagu itu karena dirinya sedang galau menunggu kehadiran seseorang yang sudah mengusik relung hatinya.

Tepat pukul 16.15 WIB, pintu kost-an Wirma diketuk dan terdengar ucapan salam. Wirma meminta adiknya Fira untuk membukakan pintu karena dia akan menenangkan degup hati dan jantungnya yang tidak selaras. Dia berusaha meredam detak jantungnya agar tidak terlalu kentang berdetak. Ya Allah berilah aku kekuatan untuk menyampaikan jawaban ini kepada kak Rian.

Terdengar adiknya Fira mempersilakan kak Rian masuk dan dia bertanya pakah kak Wirmanya ada di rumah. Fira menjawab kak Wirma ada lagi di kamar. Wirma makin gugup saja, seperti tidak pernah bertemu dengan Rian. Kali ini, hatinya benar-benar tidak menentu dan hatinya bercampur aduk gemetar, galau, tapi ingin bertemu dengan kak Rian.

Setelah mempersilakan masuk dan duduk di karpet, Fira segera memanggil kakaknya agar segera menemuai kak Rian yang memang sudah menunggu kehadiran kakaknya. Wirma menguatkan hati agar bisa tampil biasa-biasa saja di depan kak Rian. Dia tak ingin kak Rian mengetahui kegugupan hatinya. Dia masih berusaha menenangkan hatinya yang dari tadi gugup tingkat tinggi.

bersambung . . .

Salam literasi

Tanjungpandan, 20 Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post