Menulis 365 hari, hari ke-15 (1086)

Episode Indahnya asmara

Bag. 26

Nesa dan Wirma sangat tekun mendengarkan perkuliahan dari bu Minar begitu panggilan akrab bu dosen. Bu Minar sangat senang dengan Nesa dan Wirma karena mereka mahasiswa yang selalu taat aturan, selalu mengerjakan tugas, dan tak pernah membantah perkataan bu dosen. Sebagai mahasiswa, apa untungnya tidak disiplin dan tidak mengerjakan tugas.

Tak terasa kuliah 2 jam telah selesai dan masing-masing mahasiswa keluar ruangan, ada yang masih ada kuliah dan adayang langsung pulang. Tergantung mata kuliah apa yang diikuti dan jam berapa kuliahnya. Sebagian besar jadwal mata kuliah Nesa dan Wirma sama hanya ada satu atau dua mata kuliah yang berbeda.

“Wirma, kau masih ada kuliah nggak?” Tanya Nesa.

“Aku lah habis Nes kuliahnya dan mau pulang sekarang.”Jawab Wirma.

“Oo, kalau begitu sama dong, kita pulang ya sekarang.”Ajak Nesa.

“Oke, kita pulang sekarang.”Seru Wirma.

“Kan malam ini malam minggu, siapa tahu kak Rian akan apel ke rumahmu Wirma.” Ujar Nesa.

“Ah, mulailah Nesa meledek ya.” Ucap Wirma.

“Kan kak Rian mau minta jawaban Wirma nanti malam.”Ujar Nesa.

“Kayaknya nggak deh Nes. Karena kan 3 harinya besok hari Minggu baru. Tak mungkin kak Rian datang ke kost-anku malam ini.” Kata Wirma.

“Oh iya ya, besok baru 3 harinya, jadi masih ada waktu untuk berpikir malam ini Wirma.”Ucap Nesa bersemangat.

“Iya Nes, doakan ya apa yang akan aku jawab untuk kak Rian.”Ujar Wirma.

“Menurut aku sih terima saja Wirma dengan syarat.” Ucap Nesa.

“Terima dengan syarat, maksudnya Nes?” Tanya Wirma.

“Terima kak Rian dengan syarat tidak ada yang tersakiti atau dalam waktu seminggu tidak ada yang mendekati kak Rian dan seolah-oleh mereka sudah jadian atau dengan kata lain ada jarak dengan kak Rian.” Jawab Nesa.

“Iya ya Nes, terima dengan syarat dalam seminggu tidak ada yang mengakui bahwa dia merupakan kekasihnya kak Rian.”Ujar Wirma.

Wirma seperti mendapat petunjuk untuk memberikan jawaban besok pagi kepada kak Rian. Dia sangat setuju dengan usul dari Nesa sahabatnya.

“Terima kasih ya Nes, usulmu bisa jadi akan aku pertimbangkan untuk besok.”Ujar Wirma.

“Sama-sama Wirma, kita berdua kan selalu saling memotivasi satu sama lain. Kali ini kau butuh support siapa tahu besok-besok aku yang butuh support darimu.”Jawab Nesa.

“Oh ya Nes, kan dalam Islam tidak ada pacaran Nes?” Tanya Wirma.

“Iya Wirma, memang dalam Islam tidak ada pacaran. Kalau sudah kau terima anggap saja Kak Rian itu sebagai teman dan bukan pacar. Tidak perlu melakukan hal-hal yang filarang agama misalnya berdua di tempat yang sepi atau berdua melakukan hal-hal yang dilarang agama.” Jelas Nesa.

“Jadi nanti bagaimana menyebutkan itu semua kepada kak Rian?” Tanya Wirma dengan semangat.

“Wirma sebutkan dulu bahwa dalam Islam tidak ada pacaran, tidak ada hal-hal seperti yang dilakukan anak muda sekarang dalam berpacaran. Pokoknya saling tahu saja bahwa kalian berdua saling ada rasa itu sudah cukup dan masing-masing bisa menjaga kepercayaan saja.” Jawab Nesa.

“Oh begitu ya Nes.” Ujar Wirma.

“Tidak ada rasa curiga dan saling menyalahkan satu sama lain. Jika kalian berdua sudah berkomitmen maka kalian akan sanggup menjalaninya. Pada akhirnya nanti, jika memang Allah mempertemukan kalian ke jenjang yang lebih serius yaitu jenjang pernikahan berarti kalian berdua memang berjodoh. Kalaupun tidak berarti kalian berdua harus menerima itu semua.”Ungkap Nesa.

bersambung . . .

Salam literasi

Tnjungpandan, 15 Januari 2023