Menulis hari ke-335 (1404)

Episode Pembatalan Rencana Akad

Bagian 125

Selesai episode berempati terhadp Wirma dan Nesa, kuliah dilanjutkan oleh bu dosen tetapi materinya membahas masalah empati dan simpati sesama manusia. Wirma dan Nesa serasa mendapat angin segar tuk melakukan hari-hari ke depannya. Seisi kelas bahkan kampus juga ikut merasakan apa yang Nesa dan Wirma rasakan, sungguh hal yang luar biasa yang terjadi hari ini.

Belum pernah selama ini terjadi antara dosen dan mahasiswa saling mengungkapkan bela sungkawa dan prihatin atas musibah yang menimpa saudaranya tanpa memandang suku, agama, dan ras. Rasa imun Wirma dan Nesa lebih meningkat mendapatkan dukungan dari teman-temannya. Ternyata mereka selama Wirma dan Nesa tidak ada menggalang dana untuk berbagi kepada keduanya.

Ya Allah terima kasih atas nikmat yang Kau berikan hari ini. Ternyata teman-teman Wirma begitu berempatinya atas musibah yang menimpa kak Rian. Begitu juga dengan Nesa, juga mendapat empati yang sama dengan Wirma atas meninggalnya kakek Nesa. Semoga ke depannya pemandangan ini akan terus terlihat di kampus tercinta mereka, pinta Wirma kepada Allah SWT.

Tak lama kemudian makul hari ini berakhir dengan materi tentang empati terhadap sesama walau sebenarnya makulnya writing II namun materi ini juga jauh lebih berharga dan bermakna untuk dikaji ke depannya kemi kebersamaan sesama keluarga besar kampus Merdeka. Bu dosen segera mengakhiri makulnya dengan menyebutkan.

“Tetap semangat dan terus menatap ke depan untuk Wirma dan untuk Nesa semoga tetap tabah menghadapi ujian dari Allah SWT karena setiap yang bernyawa pasti akan menemui kematian, tinggal hanya masalah waktu saja, kapan.” Ujar bu dosen.

“Terima kasih Bu Dosen supportnya.”Kata Wirma.

“Terima kasih Bu Dosen rasa empaatinya.” Ujar Nesa.

“Iya sama-sama dan tetap semangat.”Kata bu dosen.

“Wassalamualaikum.”Ucap bu dosen.

“Waalaikumsalam,”Jawab mahasiswa kompak.

bersambung . . .

Tandan, 3 Desember 2023