Menulis 365 hari, hari ke-35 (1106)

Episode indahnya asmara

Bag. 38

“Kak Rian datang setelah salat Isya dan romantisnya lagi jika kak Rian membawakanku buket bunga yang sangat cantik.” Cerita Wirma.

“Terus gimana jawaban darimu tentang cintanya kak Rian?” Tanya Nesa.

“Apakah kau menerima cintanya kak Rian Wir?” Tanya Nesa lagi.

“Oh Nesa dak sabaran lagi ya ingin mendengar cerita dariku tentang raasa cintanya kak Rian ya?” Jawab Wirma.

“Ah Wirma masih mengulur-ulur untuk bercerita.” Ujar Nesa.

“Begini ceritanya, aku menerima cinta kak Rian tetapi dengan satu syarat bahwa jika dalam seminggu ini tak ada cewek atau wanita yang mengaku-ngaku menjadi pacarnya kak Rian maka kami akan menjalin silaturahmi ini Nes.” Kata Wirma dengan serius.

“Oh jadi Wirma menerima dengan satu syarat seperti yang aku sarankan ya?” Tanya Nesa.

“Betul sekali Nes, aku menerima saran darimu dan selama seminggu ini kak Rian tidak boleh ada yang mengakuinya sebagai pacarnya barulah kami terus melanjutkan silaturahmi kami ke depannya.” Ujar Wirma bersemangat.

“Alhamdulilah Wir, aku sebagai temanmu ikut merasa senang karena kalian berdua sudah ada kesepakatan untuk saling menjalin silaturahmi jika dalam seminggu ini kak Rian lolos ujiannya.” Kata Nesa.

“Aamiin yra. Mudah-musahan harapan kami akan dikabulkan oleh Allah SWT dan akan berlanjut ke jenjang pernikahan ke depannya.” Ucap Wirma.

“Aamiin ya Allah, semoga Allah mengabulkan permohonan dan doa kalian berdua.”Ucap Nesa.

“Terima kasih ya Nes, kau selalu memberikan support dan motivasi kepadaku dalam banyak hal.” Ucap Wirma.

“Sama-sama Wirma, kau juga selalu memberikan support dan motivasi kepadaku jika aku dilanda galau. Kita sama-sama saling support dan saling motivasi dan mudah-mudahan itu akan terus berlanjut ya Wir.” Ucap Nesa.

“Iya Nes, aamiin ya Allah semoga mengabulkan doa kita.”Ujar Wirma.

Setelah bercerita kepada Nesa, Wirma merasa plong dan senang rasanya. Nesa temannya yang paling mengerti dan memahami dirinya dan sebagai teman akrab, Nesa selalu memberikan solusi yang terbaik untuk dirinya. Mereka berdua terlihat sangat bahagia mendengar cerita dan menceritakan apa yang dialaminya.

Setelah itu, mereka lalu membaca-baca buku yang mereka pinjam di perpusda dan mereka segera melihat tugas yang diberikan oleh dosen tadi. Mereka selalu berusaha untuk mengerjakan tugas dari dosen. Kalaupun ada kendala mereka biasanya bertanya dengan kakak tingkat mereka dan mereka termasuk mahasiswa yang pantang menyerah dalam mengerjakan tugas. Tak heran jika nilai mereka berdua tidak jauh berbeda dan IP-nya selalu di atas 3.

Sebelum asar mereka sudah meninggalkan perpusda dan pulang ke rumah. Wirma akan ke rumah Nesa untuk mengantarkannya karena memang Wirma yang mengajak untuk pergi bersama kuliahnya. Mereka bedua sampai ke rumah Nesa dan tak lama terdengar suara azan asar. Nesa mengajak Wirma untuk salat asar dulu baru pulang ke rumah.

Wirma segera berwudu diikuti Nesa. Ibu Nesa juga segera berwudu. Mereka akan melakukan salat berjemaah di ruang salat. Bu Yuni mengajak mereka untuk salat sunat asar dulu baru salat asar berjemaah. Wirma mengiyakan ajakan ibunya Nesa. Setelah salat sunat lalu mereka salat wajib yang akan dipimpin oleh ibunya Nesa. Adik Nesa, Raihan segera ke masjid untuk salat berjemaah. Ayah Nesa masih di kantor agraria dan pulangnya biasanya jam 4 sore.

Mereka melakukan salat dengan khusuk dan hikmat. Setelah salat tak lupa berzikir dan membaca doa bersama dipimpin ibunya Nesa. Setelah itu, Ibu Nesa mengajak Wirma untuk ke butik mereka yang berada di samping rumahnya. Nesa mengajak Wirma untuk ke sana karena memang ibunya meminta Nesa mengajak Wirma ke butik milik orang tuanya.

bersambung . . .

Salam literasi

Tanjungpandan, 4 Februari 2023