Menulis 365 hari, hari ke-26 (1097)

Episode Indahnya asmara

Bag. 34

Sebenarnya Wirma sudah membayangkan jika dirinya nanti berjodoh dengan kak Rian dalam lamunannya tetapi dia malu mau menceritakannya kepada kak Rian. Seolah-olah dirinya PD jika kak Rian akan menjadi pendamping hidupnya kelak. Aduh bisik hati Wirma, jangan sampai kak Rian tahu ya Wirma. Ketika sedang berdialog dengan dirinya sendiri tiba-tiba kak Rian berkata.

“Dek Wirma, ini ada buket bunga untuk adek sebagai tanda kesungguhan hati kakak menyayangi dan mencintai adek dari pertama kita bertemu, terimalah bunga ini sebagai tanda cinta dari kakak.” Ucap kak Rian dengan senyuman.

“Iya Kak terima kasih ya atas buket bunganya.” Ujar Wirma.

“Sama-sama, semoga yang kita harapkan bisa terwujud dan semoga Allah mempertemukan kita dalam suatu jenjang yang lebih serius yaitu jenjang pernikahan.”Kata kak Rian.

“Aamiin ya robbal alamin, insyaallah ya Kak.”Ujar Wirma.

Wirma serasa berada di suatu kebun bunga dan mendapatkan bunga dari seseorang yang dia sayangi dan kasihi. Semoga menjadi suatu kenyataan suatu hari nanti mereka akan bersama. Wirma seolah menjadi wanita yang beruntung mendapatkan hadiah buket bunga dari seseorang yang dia kasihi.

Kemudian mereka berdua menikmati hidangan yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Wirma dan adiknya Fira. Mereka seolah tenggelam dalam lautan asmara yang menggelora di dalam dada dan menjanjikan bagi mereka berdua. Wirma sejenak tenggelam dalam lamunan halusinasinya dan Rian menjangkau jauh ke depan jikalau mereka berdua nanti berjodoh dan Allah SWT mempersatukan mereka berdua dalam ikatan suci dan sakral.

“Dek, kakak pamit pulang ya karena sudah menujukkan pukul 21.00 WIB, mudah-mudahan kakak bisa lulus dalam seminggu ini untuk memenuhi syarat dari Dek Wirma. Dek tolong panggilkan Dek Fira ya.” Ucap kak Rian.

“Dek Fira kakak pulang ya, maaf sudah mengganggu kalian berdua sehingga merasa tidak nyaman dengan kehadiran kakak.”Ujar kak Rian.

“Baiklah Kak, tidak kok kak sama sekali Fira dak terganggu dengan kehadiran Kak Rian di rumah kami.” Kata Fira.

“Iya Kak, terima kasih atas hadiah buket bunganya dan hati-hati di jalan ya kak.” Kata Wirma mengingatkan.

“Terima kasih doanya ya Dek, assalamualaikum.” Ucap Rian.

“Waalaikumsalam warahmatullahhi wabarokatuh.”Jawab Wirma dan Fira kompak.

Rian segera meninggalkan kost-annya Wirma. Wirma dan Fira mengantarkan Rian sampai ke depan dan sampai Rian mengendarai motornya dan dak kelihatan lagi baru mereka masuk ke rumah. Fira menanyakan dengan kakaknya tentang kedatangan kak Rian. Wirma mengatakan bahwa kak Rian menagih janji jawaban atas pernyataan cintanya kepada kak Wirma dan kak Wirma sudah menjawabnya dengan satu syarat.

Setelah itu Wirma membereskan gelas minuman dan piring makanan yang disuguhkan untuk kehadiran kak Rian. Wirma jadi bersemangat ke depannya bahwa dia harus yakin jika kak Rian memang dipilihkan oleh Allah SWT untuknya. Syarat yang dia minta mudah-mudahan tidak akan ada dan Rian akan lulus menjadi calon pendamping untuk Wirma.

Fira juga membereskan karpet yang digelar jika ada tamu karena mereka memang tidak mempunyai kursi tamu. Mereka tidak meminta dibelikan kursi karena kalau ada kursi tamu nanti ruangannya jadi sempit. Mereka tidak meminta apa-apa dari orang tuanya yang penting mereka berdua bisa kuliah dan sekolah itu sudah cukup bagi mereka berdua.

Wirma merasa senang dan bahagia bahwa dirinya dan kak Rian ada harapan dan asa yang sama ke depannya walau dalam seminggu ini akan dilihat dulu bagaimana keadaan kak Rian dengan teman wanita di kampusnya. Dia yakin bahwa jika Allah SWT memang ingin mempersatukan mereka pasti Allah juga akan mendekatkan mereka berdua.

bersambung . . .

Salam literasi

Tanjungpandan, 26 Januari 2023