Suwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Elegi Sei Batang
Gambar diunduh dari Google.com

Elegi Sei Batang

Menulis hari ke-333 (1402)

Episode Pembatalan Rencana Akad

Bagian 124

Ternyata perwakilan senat mahasiswa yang di kelas Nesa dan Wirma minta izin kepada ibu dosen bahwa mereka akan memberikan sedikit sumbangan sebagai bentuk merasa duka atas kehilangan yang dialami kedua temannya. Mereka meminta bu dosen yang memberikan ke Nesa dan Wirma.

Wirma dan Nesa diminta untuk maju menerima bentuk solidaritas dari seluruh civitas akademika kampus Merdeka. Nesa dan wirma segera maju dan menerima amplop dari senat mahasiswa yang diberikan ibu dosen Larahati.

“Terima kasih ibu dosen dan teman-temaan yang sudah ikut merasakan duka yang kami alami.”Kata Wirma terharu.

“Terima kasih juga untuk bu dosen dan teman-teman yang sudah bersimpati atas duka yang kami alami.”Ujar Nesa menangis.

“Sama-sama Nesa dan Wirma.”Ujar mahasiswa kompak.

Mereka akhirnya menangis dan memeluk Nesa dan Wirma membentuk lingkaran. Terlihat semua larut dalam nestapa yang dalam yang dialami teman mereka berdua. Sang dosen juga ikut memeluk dari belakang Nesa dan wirma, indahnya meraasakan kedukaaan bersama dan saling menguatkan satu sama lain.

Jika dibuat ke dalam kisah elegi akan lebih dari satu episode tentang kedukaan Wirma dan Nesa. Mereka tak menyangka sang dosen yang selama ini killer ternyata mempunyai rasa empati yang tinggi kepada mahasiswanya. Bahkan terlihat juga meneteskan air mata begitu melihat mahasiswanya berlinangan air mata.

Sungguh sesuatu yang membuat bulu kuduk merinding menyaksikan secara langsung kedekataan mahasiswa dalam menyikapi kedukaan teman sekelas mereka. Sungguh sesuatu yang epik yang membuat orang yang menyaksikan akan berurai air mata dan merasakan kedukaan yang mendalam atas nestapa yang dialami teman sekelas mereka.

 Suatu pemandangan yang langka dilihat di tengah hiruk pikuk mahasiswa kuliah ternyata masih ada rasa empati yang tinggi untuk mahasiswa yang sedang dirundung duka, apalagi mahasiswa itu mantan ketua senat mahasiswa kampus Merdeka. Sungguh luar biasa pemandangan yang tak biasa ini terlihat di ruang kuliah ini. Masyaallah Wirma tak menyangka jika dosennya yang killer itu juga hanyut dalam kesedihan dirinya dan Nesa. Nesa juga merasa bahagia mendapati rasa empati dari teman-teman dan dosen mata kuliahnya hari ini.

bersambung . . .

Tandan, 1 Desember 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

01 Dec
Balas



search

New Post