Menulis hari ke-63 (1496)

Episode Akad Nikah

Bagian 175

“Maaf Pak Penghulu, itu memang permintaan saya karena saya berharap dan meyakini calon mempelai pria saya akan datang pada hari ini, makanya saya minta tolong sama calon mertua dan orang tua saya agar acara ini tetap digelar Pak. Ternyata sampai sekarang kak Rian  belum datang juga dan mungkin tidak akan pernah datang Pak Penghulu.” Wirma menyampaikan sambil terisak.

“Oh begitu ya Nak, Bapak ikut prihatin ya atas musibah yang menimpa calon imammu. Semoga Allah SWT memberi ketabahan kepada Nanda pengantin dan keluarga besar. Bapak mohon maaf ya karena sekarang Bapak sudah ditunggu di kampung sebelah untuk menikahkan juga. Bapak pamit ya nak, permisi Assalamualaikum” Kata Pak Penghulu.

“Iya Pak, terima kasih untuk waktu dan kesempatannya Bapak sudah ke sini. Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan untuk Pak Penghulu dalam menjalankan tugasnya yang mulia. Kami mohon maaf jika hari ini Bapak belum bisa menjalankan acara akad nikah anak saya.” Kata Bapak Wirma.

Wirma dan semua keluarga menyalami pak penghulu dan mengucapkan terima kasih atas waktu pak penghulu yang sudah menunggu sampai jam 10.00 tapi yang ditunggu tidak juga datang.Mungkin sudah suratan dari Allah SWT bahwa memang kak Rian sudah tenang di surga-Nya Allah SWT.

Semua tamu menatap kepergian pak penghulu dengan perasaan lara dan nestapa. Begitu juga dengan keluarga kak Rian, bapak, ibu, dan adik-adik kak Rian juga merasa melo dan nestapa dengan kejadian ini. Namun sebenarnya kejadian ini sudah bisa diduga karena memang sampai hari ini belum ada kabar berita d\tentang kak Rian.

Mempelai wanita menangis terisak endapati dirinya memang harus menerima kenyataan pahit tentang akad nikah dirinya dan kak Rian yang tidak bisa berlangsung karena memang kahadiran kak Rian tidak bisa datang sampai sekarang. Elegi Sei batang memang terjadi hari ini di kehidupan Wirma yang sangat membuat lara di hati.

bersambung . . .

Salam literasi

Tandan, 4 Maret 2024