Suwarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Elegi Sei Batang
Gambar Diunduh dari Google.com

Elegi Sei Batang

Menulis 365 hari, hari ke-340 (1045) i

Episode

Berkenalan dengan seseorang

Belajar sepanjang hayat atau long life educations. Semua orang harus belajar agar dirinya bisa meraih masa depan yang lebih baik dan belajar itu butuh tenaga, biaya, kekuatan, dan tentunya doa kepada yang Maha Sang Pecipta. Apapun yang diusahan tentu atas kehendak dan takdir dari Yang Maha Kuasa.

Keesokan harinya, Nesa tak sabar ingin mendengar cerita dari Wirma. Baginya kebahagian Wirma juga merupakan kebahagiaan baginya. Makanya, ke mana pun Wirma pergi Nesa harus kepo karena Nesa tahu Wirma begitu rapuh dan harus selalu didampingi. Dulu kala di masih sekolah putih abu-abu dia pernah jatuh cinta dan walaupun cinta monyet bagi Wirma itu benar-benar berkesan baginya walaupun si pria sekarang sudah tak tahu di mana rimbanya.

Rasa berbunga-bunga dan seperti orang yang sedang dimabuk asmara itulah yang dirasakan oleh Wirma. Dia jadi teringat lagu yang dipopulerkan oleh Dina Mariana yang ngetiop tahun 80-an yang berjudul “Ingat Kamu.” Ada liriknya yang berbunyi “aku sedang makan, ingat kamu, aku sedang sendiri, ingat kamu, aku sedang berdandan, ingat kamu, aku sedang belajar, ingat kamu, aku sedang berdiri, ingat kamu.” Itulah seperti yang dirasakan Wirma sekarang. Dia seperti orang sedang dimabuk kepayang.

Namun dibalik kebahagiaan yang Wirma rasakan tersimpan kesedihan yang ia rasakan. Kenapa? Karena seorang Rian itu termasuk orang yang disukai cewek-cewek kampus karena keramahan dan kesupelannya. Selain itu, seorang Rian, tidak orang yang tak kenal dengan dirinya. Dia menjadi incaran mahasiswi-mahasiswi di kampus Wirma. Ada gelombang rasa rendah diri ketika melihat Kak Rian dihampiri teman-teman kampus atau kakak-kakak tingkat yang perempuan.

Jika Wirma dekat dengan Kak Rian berarti Wirma harus siap untuk mengalami kekecewaan yang mendalam nantinya. Apalagi jika ada kegiatan kampus. Seorang Rian itu merupakan idola mahasiswi. Tampang ganteng, ramah, IQ brilian, tajir, dan identik dengan seseorang memiliki segala-galanya. Itu yang dari tadi dipikirkan oleh Wirma.

Jangan memikir terlalu jauh dulu Wirma, hati kecilnya berbisik. Siapa tahu Kak Rian hanya mau berkenalan saja dan jangan terlalu berharap nanti kau akan kecewa dibuatnya. Siap-siap kecewa jika bersamanya karena terlalu banyak orang yang berharap dan mau bersama Kak Rian. Wirma tersadar oleh hati kecilnya jangan terlalu berharap. Biarkan saja berjalan seperti air mengalir saja. Kalau terlalu berharap nanti kecewa akan terlalu merana dirasakan oleh Wirma. Mana Nesa kok belum sampai-sampai tanya Wirma dalam hati, tadi katanya sudah otw, jangan-jangan baru mau berangkat sekarang Nesa.

“Nesa, kau di mana Nes, kok belum sampai-sampai di kampus?”Tanya Wirma sedikit menyelidik.

“Maaf Wirma, aku lagi di bengkel, mendadak ban motor kempes dan ternyata bocor alus bannya, terpaksan ditambal dulu ban motornya.”Jelas Nesa.

“Ok Nes, aku tunggu di tempat biasa ya, di perpus kampus kita.”Jawab Wirma dengan semangat 45.

Rupanya tanpa sepengetahuan Wirma, ada Kak Rian juga di perpus kampus. Memang mereka bertiga termasuh ratu dan raja perpus. Mereka termasuk mahasiswa yang selalu memanfaatkan perpus untuk kegiatan belajar, membuat tugas atau menunggu kuliah yang tidak lama lagi berlangsung.

Sejak Kak Rian dan Wirma bertemu di dermaga Sei Batang beberapa hari yang lalu, baru ini mereka bertemu lagi. Kak Rian masih sibuk mengerjakan tugasnya dan Wirma juga masih sibuk mencari buku yang akan dijadikan tugas makulnya.

Tiba-tiba buku yang akan diambil Wirma terjatuh, bluuukk! Akhinya mengagetkan Kak Rian yang sedang asyik mengerjakan tugas makulnya. Tentunya saja Kak Rian segera mendekati Wirma dan menolong mengambilkan buku yang belum sempat Wirma ambil karena terlalu tinggi bukunya.

“Sini Kakak bantu ambilkan bukunya.”Kata Kak Rian menawarkn diri.

“Terima kasih Kak Rian, telah membantu Wirma mengmbilkan buku yang mau Wirma pinjam.” Ucap Wirma dengan deg-degan.

“Iya sama-sama Dek.”Ujar Kak Rian.

“Permisi ya Kak, Wirma ke sana.” Ujar Wirma dengan tergesa-gesa.

“Iya Dek, silakan.” Ucap Kak Rian.

bersambung . . .

Salam literasi

Tanjungpandan, 5 Desember 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post