Seraut Wajah
Menulis hari ke-154 (1654)
/
Wajah yang selalu terbayang
Di pelupuk netra yang hangat
Sebentar terbayang rona gemilang
Menjelang senja terpanggang
Hampa terasa kalbu menyentuh
/
Rinai yang jatuh menitik hari
Segenap.jiwa menjulang ronanya
Tak ingin hati bergetar kalbu
Nurani beekembang di titian
Seolah berucap jari tlah.senja
/
Serak suara terbilang nestapa
Sebentar kalbu menyentuh asa
Setangkup hati terbilang reda
Meskipun arah berbalik menyapa
Seraut wajah takkan hilang adanya
//
Salam literasi
SungPad 1 Agustus 2024
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan
Bait puisi yang indah sekali. Sangat menarik Bu Suwarni