Menulis hari ke-17 (1088)

Senin, 16 Januari 2023, pukul 09.00 WIB, SMPN 5 Tanjungpndan (Spenma) kedatangan tamu istimewa dari Belanda. Tamu tersebut adalah keponakan dari Bu Hovana Kartika, S.Pd. guru PPKn Spenma yang mengikuti S-2 di Belanda. Acara ini dipandu guru bahasa Inggris Spenma yaitu Ibu Tiara Ali, S.Pd. dan dibuka oleh Pak Darmawijaya selaku kepala Spenma. Dalam sambutannya bapak kepala sekolah mengharapkan agar siswa Spenma bisa menggali informasi sebanyak-banyaknya dari Bu Maya dan Pak Eli untuk memicu semangat siswa. Menurut Pak Darma, jadikanlah kedatangan mereka sebagai motivasi supaya siswa Spenma mau belajar sungguh-sungguh demi mencapai cita-cita di masa depan, jangan malu bertanya.

Keponakan Bu Hovana ini bernama Primaya, yang lahir di Bandung, pada tanggal 13 Desember 1997 yang belum lama berulang tahun yang ke-25 tahun. Maya demikian sapaan akrabnya, alumni SMAN 9 Bandung, kemudian meneruskan kuliah di Pesident University. Sebenarnya Maya sudah mencoba mengikuti SNMPTN dan SBMPTN namun keberuntungan belum berpihak kepadanya.

Maya tidak berputus asa, Maya mencoba mengikuti tes masuk kuliah karena memang tekatnya mau kuliah itu semakin membara. Dia selalu berusaha dan mencoba akhirnya dia kuliah di Presiden University dan setelah itu dia mencoba kuliah S-2 di Belanda, Eindhoven University of Technology. Maya mempunyai motto “Always be gratefull” dan mempunyai hobi “Travelling’alias jalan-jalan.

Kemudian melalui suatu aplikasi, Maya dipertemukan dengan Mr. Eli Keijser, yang lahir Warnesveld, 4 Maret 1998. Mr. Eli alumni dari Windsheim, beliau bekerja sebagai arsitek (VDNDP).Enschede, Netherlands dan hobinya juga travelling seperti Maya dan juga photography. Mereka dipertemukan Allah SWT dan mudah-mudahan mereka berdua berjodoh dan berencana menikah dalam waktu dekat.

Siswa ditanya oleh Bu Tiara yang mau menyampaikan pertanyaannya dan tidak boleh malu-malu. Menurut Bu Maya jangan pernah takut salah mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris yang penting berani bertanya untuk menggali informasi yang lebih jauh kepada mereka berdua. Anak-anak ada yang bertanya pakai bahasa Inggris tetapi ada juga yang bertanya pakai bahasa Indonesia lalu diterjemahkan oleh Bu Tiara. Terlihat antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini. Pak Eli juga seorang yang supel dan ramah kepada siswa. Dia juga mendekati siswa dan mengajak siswa berkomunikasi.

Memang kalau jodoh, ada saja jalannya bertemu baik lewat aplikasi atau lewat medsos. Mereka berencana menikah di tahun ini. Maya insyaallah akan menyelesaikan S-2nya dan diwisuda bulan Maret 2023 ini. Allah SWT selalu punya cara untuk mempertemukan umatnya. Benar kata-kata yang selalu kita dengar jodoh, maut, dan rezeki itu rahasia Allah SWT. Manusia hanya bisa berencana tetaapi Allah SWT yang menentukan.

Bu Maya juga menceritakan untuk ke Indonesia dari Belanda ditempuh dalam waktu berjam-jam dan menhabiskan biaya sekitar 13 juta rupiah (jika masyarakat umum) dan jika mahasiswa sekitar 8 juta rupiah. Betapa mahal biaya untuk ke negeri Belanda tetapi demi cita-citanya Bu Maya rela mengeluarkan uang sebesar itu. Cita-cita itu perlu diperjuangkan dan perlu pengorbanan dan doa dari kedua orang tua tentunya juga yang utama.

Di akhir acara, kami warga Spenma mengajak Bu Maya dan Pak Eli untuk foto bersama di depan Spenma. Terlihat anak-anak senang ketika diajak foto bersama bahkan ketika Pak Eli mengajak berswafoto atau foto selfi siswa sangat senang dan sangat antusias.

Semoga moment ini menjadi moment yang terbaik bagi siswa Spenma untuk terus belajar-dan belajar demi menggapai cita-cita yang membentang di depan mata dan bagi guru-guru untuk terus mencoba memberikan pengalaman dan pembelajaran yang terbaik bagi siswa-siswa demi menggapai asa yang masih terbentang luas. Majulah selalu siswa Spenma, wujudkan cita-citamu yang menanti di ujung dermaga.

Salam literasi

Tanjungpandan, 17 Januari 2023