SUYANTO

Guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Jati Kab. Blora Jawa Tengah Nomor HP. 0852 3032 5931 email: [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan Menulis 30 hari (21) HINDARI SIFAT UJUB

HINDARI SIFAT UJUB

Sudah selayaknya seorang muslim yang baik harus memiliki akhlak dan perilaku yang mulia. Sebab, Allah SWT dan Rasulnya telah mengajar mereka dengan akhlakul karimah. Salah satu implementasi akhlakul karimah adalah anjuran kepada umatnya untuk senantiasa menghargai orang lain dan berbuat baik kepada sesama manusia . Akhlak yang mulia akan tetap terpelihara jika seseorang selalu menjaga dirinya dapat terhindar dari sifat tercela dan akhlak yang buruk.

Salah satu sifat tercela yang dapat menjadi perusak akhlak dan sekaligus menjadi penyakit hati adalah ujub. Lalu, apakah sebenarnya yang dimaksud ujub itu? Sering kita mendengar istilah ujub dan takabur atau sombong. Kadang-kadang orang mempunyai persepsi kedua istilah tersebut mempunyai makna yang sama. Ternyata kalau dicermati lebih dalam, masing-masing istilah tersebut mempunyai makna yang tidak sama.

Sebagimana pendapat Ibnul Mubarok, perasaan ujub akan muncul ketika seseorang merasa bahwa dirinya mempunyai suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Dia menganggap dirinya paling hebat. Dengan kehebatannya dia merasa bisa melakukan apa saja sesuai yang diinginkan. Yang terjadi, ciri khas seseorang yang terjangkit penyakit ujub adalah suka menepuk dada, "Ini lho aku".

Jadi, bisa dikatakan ujub itu ialah perasaan mengagumi diri sendiri. Dia merasa ‘lebih’ dari yang lain. Dia merasa lebih kaya, pintar, tampan, cantik, tinggi derajatnya, dan dalam hal apa saja dia merasa lebih. Dia memandang orang lain itu tidak ada apa-apanya, sangat rendah jauh di bawahnya. Ketika terjadi pembicaraan bersama, dia inginnya menang sendiri. Dia terus ngomong mencetitakan kehebatan dirinya sendiri. Padahal, belum ada orang yang bertanya tentang dirinya. Tetapi, setiap bertemu orang, dia sudah berinisiatif mengawali pembicaraan, terus dan terus sampai sebelum dia mengakhiri orang yang mendengarkan sudah keburu pergi. Capek deh!

Orang yang mempunyai sifat ujub biasanya masih bisa menerima kebenaran ajaran agamanya. Sebagai seorang muslim, mereka tetap mejalankan ibadah wajib shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan ibadah haji kalau mampu. Adapun orang yang takabbur atau sombong biasanya mereka menolak kebenaran. Dengan kehebatan yang dimiliki, mereka merasa tidak butuh apa-apa lagi. Menurutnya, ajaran agama hanya ngrepoti.

Pada dasarnya setiap orang itu mempunyai kelebihan dan kehebatan, tergantung mereka memposisikan diri dari sudut pandangnya masing-masing. Artinya, tidak semua orang mimliki sifat ujub. Namun, seseorang bisa terjangkit sifat ujub itu karena dipicu oleh beberapa hal antara lain: (1) sering mendapatkan pujian dari orang lain; (2) fisik dan penampilannya baik dan menarik perhatian orang; (3) banyak menuai keberhasilan dalam usaha; (4) Memiliki banyak pengetahuan dan perpendidikan tinggi; (5) terkenal; (6) memiliki banyak relasi dengan pejabat; (7) memiliki wewenang besar dalam tugas tertentu. Dia merasa bila wewenang itu dimanfaatkan akan sangat memudahkan segala urusannya; (8) kekayaan.

Penyakit ujub yang kronis bisa menyebabkan orang tersebut lupa terhadap Dzat yang memberi anugrah kelebihan itu. Mereka menganggap semua nikmat kehebatan dalam segala hal itu sebagai hasil jerih payahnya sendiri. Sering terjadi pengakuan,"Kalau tidak karena aku, mana mungkin bisa?"

Imam Al Ghozali pernah menjelaskan bahwa perasaan ujub adalah kecintaan yang berlebihan seseorang terhadap suatu karunia yang dimiliki. Mereka menganggap karunia itu mutlak sebagai hasil usahanya sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa karunia tersebut adalah pemberian Allah SWT. Orang yang memiliki sifat ujub tidak akan mendapat keutamaan dari apa yang dimiliki tersebut di isi Allah SWT. Perlu diingat, segala sesuatu yang kita miliki atau apapun yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT semata.

Sebagimana firman Allah SWT sebagai berikut:

لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا فِيْهِنَّ ۗوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

Artinya: "Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".(QS. Maidah : 120)

Jadi, sekarang dapat diketahui bahwa ujub itu merupakan suatu perilaku tercela meskipun hanya terbersit di dalam hati. Karena sikap ujub dapat menyebabkan kebinasaan seseorang atau menjerumuskannya ke dalam jurang neraka.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Artinya: “Tiga hal yang dapat membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).(H.R. Abdur Razaq)

Oleh karena itu, hati-hatilah terhadap nikmat yang telah kita terima. Pada dasarnya Allah SWT memberi karunia Oleh karena itu, hati-hatilah terhadap nikmat yang telah kita terima. Pada dasarnya Allah SWT memberi karunia kepada hambanya adalah untuk menguji keimanan mereka. Dengan hadirnya karunia itu, ada orang yang mensyukurinya sehingga menyebabkan karunia membawa barakah bagi hidupnya. Sebaliknya, ada juga orang yang justru mengkufurinya sehingga karunia suatu saat akan menjadi petaka baginya. Munculnya sikap ujub pada diri seseorang merupakan awal dia kufur nikmat.

Allah SWT berfirman:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim : 7)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Pak

22 Jun
Balas

Terimakasih tausiyah nya

22 Jun
Balas

Terima kasih pak, sudah mengingatkan.

22 Jun
Balas

Mantap pak

21 Jun
Balas

Mantap pak

21 Jun
Balas



search

New Post