SUYANTO

Guru Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri 1 Jati Kab. Blora Jawa Tengah Nomor HP. 0852 3032 5931 email: [email protected]...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan Menulis 30 hari (29) Memelihara Hati

Penyakit hati adalah penyakit yang sangat berbahaya. Walaupun berbahaya, terkadang si penderita tidak menyadari dan dia tidak bisa merasakannya. Seandainya dia sadar dan merasakannya, belum tentu dia sabar dalam mengobatinya. Karena obat sakit hati adalah yang paling ampuh dengan pengendalian hawa nafsu. Misalnya, kebiasaan orang sombong, riya, dengki, bisakah sehari atau tiga sembuh diobati? Tampaknya ini merupakan hal yang sulit dan memerlukan pengorbanan besar. Namun, bukan berarti tidak bisa disembuhkan. Kunci utama yang harus dipegang adalah kesadaran, kesabaran, dan tawakal.

Kondisi hati manusia, bisa diklasifikasikan ke dalam tiga kategori:

(1) hati yang bersih, yaitu hati yang selamat dari berbagai penyakit dan kerusakan. Hati ini tidak terdapat di dalamnya selain kecintaan kepada Allâh dan takut kepada-Nya. Orang yang mempunyai hati semacam ini akan terhidar dari hal-hal yang dapat menjauhkannya dari Allâh Azza wa Jalla . Mereka akan menjadi orang yang khusyuk beribadah, hidup bahagia, dan senantiasa sadar akan tujuan diciptakan dan keberadaan dirinya di bumi ini.

(2) hati yang mati, yaitu hati yang tidak ada tanda-tanda kehidupan ruhani di dalamnya. Orang yang ketempatan hati semacam ini biasanya tidak mengenal Rabbnya, tidak pula beribadah menyembah-Nya. Mereka hidup mengikuti hasrat hawa nafsu untuk mencari kesenangan semata. Mereka tidak peduli sesuat yang diinginkan itu mengundang murka Allâh. Mereka tidak menghiraukan nasihat yang diberikan kepadanya. Dia memandang nasehat itu hanya menyebabkan diri terkunkung dan tidak ada kebabasan untuk menyacari kesenangan. Mereka justru suka mengikuti bujuk rayu syetan. Sebab, rayuan syetan selalu mengajak kepada kesenangan.

(3) hati yang sakit. Hati ini dalam kondisi ini sebenarnya masih menyimpan energi, mengandung kehidupan ruhani, akan tetapi telah bersarang penyakit di dalamnya. Maka, orang yang mempunyai hati semacam ini berada pada dua kemungkinan. Pada satu sisi dia bisa lebih dekat kepada kesembuhan dan keselamatan, pada sisi lain dia bisa lebih dekat pada kebinasaan. Diantara sebab hidupnya hati adalah dengan bergegas menghadap Allâh Azza wa Jalla , membaca Kitab-Nya dengan merenunginya, dan menyibukkan diri dengan dzikrullah (mengingat Allâh Azza wa Jalla ).

Sebenarnya hati itu tak ubahnya bagaikan tanaman. Tanaman dapat tumbuh subur dan berbuah lebat butuh disiram dan diberi pupuk. Agar tanaman tidak terserang penyakit harus diseprotkan pestisida. Tanaman akan tumbuk baik harus dijauhkan dari rumput-rumput pengganggu. Demikian pula hati, harus dirawat. Hati dapat tumbuh dan memberi inspirasi harus disirami dengan sering mengikuti majelis taklim atau pengajian. Ketika mengikuti pengajian, secara berulang hati akan disirami dan dipupuk dengan ilmu-ilmu agama. Siraman ini akan menyebabkan hati terasa nyaman, damai, dan bahagia sebagai qalbun salim. Dia juga memberi harapan-harapan positif yang dapat dipanen kelak di akherat.

Tanaman akan tumbuh menjadi bibit unggul harus disandingkan dengan tanaman sejenis yang lebih berkualitas. Aura hati akan mejadi lebih berkualitas, seseorang harus sering bersanding dan bergaul dengan orang-orang shalih dan mengikuti amalan baik mereka. Dengan demikian, mereka sering mendapat hembusan nasehat dan taushiyah agama. Mereka akan dilatih bertadabbur dan merenungkan ciptaan Allâh. Hikmah terindah perenungan itu adalah kesadaran seseorang atas keberadaan dirinya di hadapan kekuasaan Allah itu bagaikan setitik tinta di tengah hamparan samudra. Tampahkah? Tidak sedikit pun ada pengaruhnya. Oleh karena itu, tidak selayaknya seseorang menyombongkan diri dan menolak kebenarang yang datangnya dari Dzat Pencipta Samudra itu.

Hati akan tumbuh semakin kokoh jika seseorang bisa belajar dan mengambil hikmah dari kegagalan hidup orang zalim. Pengalaman-pengalaman hidup akan menempa seseorang menjadi orang yang dewasa dan bijak. Jalan hidupnya akan menjadi terang, sehingga mereka tidak akan terperosok pada lubang yang sama.

Sebaliknya, tanaman hati jangan dibiarkan mati mengenaskan di tengah kerumunan rumput-rumput maksiat. Sebab, rumput-rumput itu bersifat parasit yang dapat menyerap kebaikan dan keikhlasan hati. Oleh karena itu, jika seseorang ingin hidupnya terpelihara dari kemaksiatan harus menghindari kerumunan masa, media masa, dan media sosial yang menebarkan penyakit hati.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hati menjadi mati, salah satu di antaranya adalah karena seseorang tidak mau menerima kebenaran. Padahal, mereka mengetahui kebenaran itu benar adanya dan berasal dari sumber yang benar pula. Tampaknya orang tipe ini hatinya sudah terkunci rapat-rapat oleh kesombongannya. Sudah tidak ada sedikit pun celah untuk sekedar melintas informasi kebenaran. Mereka sama saja diberi peringatan atau tidak diberi peringatan, tetap saja sombong menolak kebenaran sekalipun kebenaran itu datang dari Allah Subhanahu wa Taala.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala sebagai berikut:

سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ ….

Artinya: "….sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman". (QS. Al-Baqarah ; 6)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

jagalah hati jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini, mantaap pak, salam literasi

12 Aug
Balas

Jagalah hati... Salam literasi, sukses selalu.

12 Aug
Balas

Mantap Pak, sudah waktunya menjaga dan menata hati, salam santun

20 Aug
Balas



search

New Post